Bag 33

193K 28.2K 3.3K
                                    

Selamat membaca teman-teman 🤗

¥¥¥¥¥¥¥¥¥

     Pagi yang cukup cerah ini, mampu membuat seorang Hera bersemangat melakukan aktivitas paginya. Yaitu berolahraga di sebuah gazebo tak jauh dari kamarnya. Bersebelahan langsung dengan sebuah sungai kecil yang mengalir jernih.

"Nona!" tegur Cecil melihat nonanya melakukan hal yang tidak lazim.

"Ish menganggu, aku sedang mengencangkan otot-otot ku Cecil. Kau kalau mau ikut, cepat ikuti gerakanku!" Ajak Hera.

"Nona, anda tidak boleh memamerkan pantat anda seperti itu!" Pekik Cecil, mengambil daun besar, buru-buru menutup pantat nonanya yang tengah melakukan squat jump.

"Huh hah huh hah huh hah!"

Aku harus kuat untuk melawan Amandel itu.

Cecil terus menangis dalam hati, menyaksikan nonanya yang tidak mau mendengarkan perkataannya. Yang ia takutkan hanyalah jika ada seorang pengawal yang tak sengaja melihatnya.

"Nona sudahlah, saya takut ada pria yang lewat sini!" Hera menggeleng, kali ini ia melakukan gerakan loncat-loncat.

"Satu tiga satu empat satu lima satu sepuluh!"

Cecil menyatukan bibirnya rapat-rapat, sudahlah dia terlalu lelah untuk mencegah nonanya yang memang sangat aneh sedari kemarin.

"Hera!"

Cecil melotot, dengan cepat ia memeluk tubuh Hera, mendudukkan nya dengan paksa ketika tengah asik loncat-loncat.

"Hei apa yang kau lakukan Cecil!" kesal Hera, karena dirinya langsung di dekap Cecil erat.

"Nona, sepertinya Pangeran Jake datang. Anda tidak boleh melakukan hal itu!" Ujar Cecil. Hera mendengus, memutar bola matanya.

"HE---ahh ternyata kau di sini." Jake berjalan ke arah Hera dengan kamus yang berada di genggamannya.

"Kenapa kau kesini?" Tanya Hera jengah.

Jake duduk di depan Hera dengan santai. "Aku mau kau memberikan ilmu lagi padaku"

Hera mendengus, merebut kamus itu. "Jake, kenapa kau bisa percaya dengan ilmu-ilmu yang aku berikan?"

"Karena kau Hera, makannya aku percaya. Kau tidak tahu kan, kalau aku itu murid paling pintar di sekolah." Hera hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Aku akan memberimu beberapa kata-kata yang pasti sangat keren." Ujar Hera tersenyum penuh arti, Jake langsung mengangguk antusias.

"Baiklah, contohnya kopet, itu aku ralat artinya jelek. Nah, tapi itu hanya untuk Amanda yah!" Jake mengangguk polos, hanya diam menatap Hera yang tengah menulis di kamusnya.

"Nah yang kedua Jancok, itu artinya pintar." Jake mengangguk lagi.

"Lalu anjay, ini kata-kata indah yang harus kau pahami. Artinya itu hebat, contohnya, wow Jake anjay!"

"Wow, Hera anjay!" Hera melotot

Tak'

"Ishhh." Ringis Jake memegangi hidungnya yang baru saja disentil Hera.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now