Extra part

123K 11.7K 975
                                    

Selamat membaca 🔥

¥¥¥¥¥¥

Hari yang di tunggu-tunggu di keluarga Brian Helios tiba. Putranya yang selama ini di kenal dingin dan tertutup akhirnya menikah dengan seorang gadis cantik pinggiran kota yang tak lain adalah Vivian Wheeler.

Upacara pernikahan itu di gelar sangat megah di kediaman Brian. Semua tamu undangan dari rakyat biasa hingga kalangan bangsawan bersatu padu menyaksikan upacara sakral yang akan berlangsung.

Kriettt

Suara derit pintu kayu besar terbuka, menampilkan Vivian dengan gaun putih panjangnya berdiri menggandeng erat pergelangan tangan kakeknya. Karena orang tuanya memang sudah meninggal dunia cukup lama.

Dengan perlahan Vivian mulai membawa kakinya melangkah bersama kakeknya menyusuri karpet merah yang membentang panjang. Mengantarkannya pada seorang pria tampan yang sudah membolak-balikan kehidupannya, menyeretnya ke dalam sebuah masalah yang berujung memendam rasa.

Sedangkan di barisan para tamu yang berdiri menyaksikan. Seorang Hera tengah mengawasi ketiga anaknya yang di tugaskan untuk membawa bunga di belakang Vivian.

"Apakah mereka sudah kau ajari kemarin?" Bisik Silas sedikit menyampingkan tubuhnya pada Hera. Melihat bagaimana tingkah laku anaknya sekarang.

Bisa kalian ketahui, saat ini Matteo dan Luisa tengah melempar bunga ke arah para tamu di iringi wajah mengejek. Sedangkan Jay, anak tampan dengan rambut di sisir rapih itu lebih memilih melempar bunga-bunga ke wajahnya.

"Tentu saja. Bahkan dua hari! Astaga, kenapa mereka bisa memalukan seperti itu." Hera memijit pelipisnya frustasi.

"MAMIH PAPIH!" Ketiga anaknya berteriak, melambai-lambai ke arah Hera dan Silas di iringi senyuman lebar. Membuat gelak tawa sontak terdengar keras ke dalam ruangan.

Hera memicingkan matanya, menyuruh dengan dagu lancipnya agar anak-anaknya itu berjalan dengan benar mengikuti Vivian.

Jay, Matteo, dan Luisa langsung saja mengangguk, mengalihkan pandangannya ke depan. Mereka memang takut pada Hera jika ia sudah marah dengan wajah merah padam.

"Wajah Mamih sekarang kaya yang di mimpi Matteo tadi malam." Matteo berbisik bisik.

"Emang Matteo mimpi apa?" Tanya Luisa sedikit mendekat ke samping adiknya.

"Di kejar hantu. Emh, mamih yang jadi hantunya." Kepala Matteo mengangguk mantap.

"Luisa juga pernah mimpi mamih jadi ayam warna kuning." Timpal Luisa.

"Kakak pernah mimpi apa?" Tanya Matteo menatap Jay lekat.

"Entahlah." Jawab Jay acuh seraya menaburkan bunga ke wajahnya sendiri. Luisa dan Matteo lantas memberengutkan wajahnya kesal.

Setelah Vivian sampai ke hadapan Nicholas. Ketiga anak kecil lucu menggemaskan itu ikut menghentikan langkahnya. Mendongak menatap paman mereka yang tengah tersenyum penuh cinta pada Vivian.

"Ih, Paman jadi gila. Senyum-senyum sendiri." Celutuk Luisa keras. Membuat Nicholas salah tingkah dan Vivian menundukkan kepalanya tersipu malu. Tamu undangan lagi-lagi ikut tertawa kecil.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now