Bag 66

123K 16.3K 2.1K
                                    

Selamat membaca 🔥

¥¥¥¥¥¥

  Malam ini Hera menyelinap keluar dari kediaman Silas. Berlari menuju Jake yang tengah menunggunya di bawah pohon apel dekat gerbang masuk. Pengamanan begitu renggang, karena sebagian pengawal mengikuti Silas ke perbatasan Timur guna menangkap para penjahat di sana.

Jake yang melihat Hera datang, lantas membuang apel di tangannya. "Kita benar-benar akan melakukannya?"

Mata Hera memicing, "Tentu saja, aku sudah mempersiapkan diri dari kemarin."

"Tunggu dulu. Kau tidak mengatakan apapun pada Silas, bukan?" tanya Hera curiga.

"Tidak. Tenang saja." Jake tersenyum malas. Hera mengangguk mantap.

"Ayo pergi. Sebelum kita di sangka tuyul." Ujar Hera, berjalan cepat menuju istana. Tempat dimana batu sihir itu di simpan.

Jake di belakangnya hanya bisa menggeleng-geleng. Kakinya lantas melangkah, menyusul Hera dan berjalan di sampingnya.

"Memang ada dunia lain selain dunia ini?" Tanya Jake penasaran.

"Tentu saja ada. Tapi di sana banyak maling." Hera tertawa mengingat dunia aslinya.

Alis Jake bertaut. "Apa itu maling?"

Hera berpikir beberapa saat, "Itu semacam pengawal yang menjaga istana. Dia memakai pakaian berwarna hijau di jalanan."

Jake mengangguk, mengeluarkan kamus dan pena dari tas yang ia bawa. Lalu mencatatnya dengan cepat.

"Maling .... mahluk asing. Hijau-hijau hinggap di jalanan." gumam Jake sambil menulis. Hera menghentikan langkahnya, melotot pada Jake.

"Kau menulisnya?"

Jake mengangguk polos. "Kau kan suhu. Semua ucapanmu akan aku catat di kamus."

Hera menghembuskan napasnya kasar. Dan berjalan kembali. "Jangan kau ucapkan yang itu. Nanti bisa kena pasal berlapis!"

"Baiklah ... baiklah. Aku tidak mengerti. Apa itu pasal berlapis?" Tanya Jake, memiringkan kepalanya.

"Huah, Diamlah!" Sentak Hera. Jake pun mencebikkan bibirnya ke atas, kesal.

Tak berselang lama, Hera dan Jake akhirnya sampai di depan gerbang kecil, yang terletak di sayap kiri istana. Tempat dimana Beatrix tinggal dan mengajar para muridnya, termasuk Jake.

"Let's go, kita masuk!" Hera dan Jake membuka gerbang tersebut dan melenggang masuk dengan santai.

Saat akan melangkah kembali, tiba-tiba saja Beatrix bersama dua pengawalnya muncul, keluar dari ruangannya. Mereka tampak berjalan tergesa-gesa, menuju sayap kanan istana.

Hera pun menyeringai, "Kesempatan. Ayo Jake, kita ambil batunya!" Jake memutar bola matanya.

Dengan wajah terpaksa, ia mengikuti Hera masuk ke dalam ruangan Beatrix.

Cklek

"AKHHHH!" Teriak Hera dan Jake bersamaan. Di kagetkan oleh sebuah patung manusia yang berdiri tepat di depan pintu.

"Astaga. Beatrix seperti tau saja kita akan kemari." Bisik Jake, Hera mengangguk mengiyakan.

"Huh, tapi itu tidak penting. Yang penting sekarang, kita cari batunya!" Hera berkata dengan menggebu-gebu. Menerobos masuk ke dalam ruangan.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now