Bag 51

172K 24.4K 1.9K
                                    

Selamat membaca  🔥

¥¥¥¥¥¥¥

Halo

Terimakasih yah teman-teman untuk yang selalu nunggu dan baca cerita The Villainess. Nggak nyangka banget cerita absurd dan bikin sebel ini udah mau 2M 😫

______________

Di dalam kamar, Hera tidur dengan salah satu tangannya terus saja memainkan perut Silas yang sangat-sangat membuatnya nyaman untuk menemaninya tidur akhir-akhir ini.

Silas pun hanya diam memejamkan matanya. Tangan kirinya bergerak pelan mengusap surai hitam milik istrinya, bibirnya pun sesekali memberikan kecupan singkat di keningnya.

"Silas" panggilan itu membuat Silas membuka matanya, lalu menatap ke wajah Hera yang tengah mendongak menatapnya.

"Silas, aku ingin bertanya padamu" Hera merubah posisi tubuhnya menjadi tengkurap. Dengan matanya terus menatap netra cokelat Silas lekat.

"Setelah aku pikir-pikir, mungkin kau sekarang tergila-gila padaku" Hera mendesah kasar. "Memang susah menjadi seorang suami untukku Silas. Kau akan jatuh cinta setiap hari"

Dengan enteng Silas menarik tubuh Hera ke atas tubuhnya. Lalu mendekapnya dengan lembut. Hera pun memutar bola matanya.

"Benar katamu, aku jatuh cinta setiap hari padamu istriku. Dan memang susah memiliki istri berkelakuan monyet sepertimu" Hera melotot, lalu mencubit perut Silas keras.

Silas pun hanya bisa tersenyum tipis.

"Ah sudahlah, aku tidak mau berbicara serius lagi denganmu!" kesal Hera bersiap turun dari tubuh Silas.

Namun, Silas langsung menahanya cepat, tambah merengkuhnya kuat "Seperti ini saja aku menyukainya"

Hera memejamkan matanya, terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya membuka matanya kembali. Dan dengan kasar keluar dari kungkungan Silas. Lalu terduduk menatap Silas penuh keseriusan.

"Silas, aku tidak akan main-main kali ini. Tolong dengarkan aku" pinta Hera, Silas pun mengangguk.

"Bicaralah, aku akan mendengarkan" jawab Silas, menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang, dan bersedekap dada.

"Aku tidak ingin kau mencintaiku" ujar Hera mantap, Silas pun menaikan sebelah alisnya.

"Apa maksudmu?" tanya Silas bingung.

Hera menghela napas kasar, "Kau tidak boleh mencintaiku Silas. Karena bisa saja aku tiba-tiba pergi meninggalkanmu"

Langsung saja Silas menatap Hera dingin, rahangnya mengetat sempurna. "Siapa yang mengizinkanmu pergi meninggalkan ku?"

Hera menggeleng pelan. "Aku memang harus pergi Silas. Aku tidak ingin membuatmu kecewa dengan terus menanyakan cinta padaku"

"Aku adalah perempuan yang tidak tahu bagaimana caranya jatuh cinta pada orang. Dan kau salah telah mencintai ku sepenuh hati" ungkap Hera, yang tambah membuat Silas tidak habis pikir dengan perkataan Hera.

The Villainess (End)Where stories live. Discover now