Bag 61

109K 14.8K 1.2K
                                    

Selamat membaca 🙇

¥¥¥¥¥

BRUG

"Sesuai permintaan mu." Seorang laki-laki baru saja meletakan begitu saja sekarung mangga di bawah kaki Hera.

Mata Hera langsung berbinar-binar. Tangannya bergerak, mengambil salah satu mangga tersebut. Menggosok-gosokanya sebentar di permukaan pakaiannya. Merasa sudah bersih, ia pun menggigitnya santai.

"Terimakasih, tuan anonymous." Hera tersenyum senang.

Laki-laki tersebut tidak menjawabnya sepatah katapun. Ia memilih berbalik dan melangkah keluar.

"Kau pasti terpaksa menculikku kan?" Pertanyaan itu membuat langkah laki-laki tersebut terhenti.

"Aku tahu. Kau adik perempuan yang menuangkan racun padaku hingga aku harus berpura-pura mati saat itu. Ternyata kalian lepas dari penjara suamiku." Hera manggut-manggut, sembari asik menggigit mangga di tangannya.

Laki-laki tersebut membalikkan tubuhnya. Tersungging senyum miring di balik topengnya. Langkahnya pun kini berubah. Berjalan menuju tumpukan jerami, tepat dimana Hera tengah duduk menikmati mangga nya.

"Akhirnya kau mengenaliku juga." Ia melepaskan topeng yang melekat di wajahnya.

"Kadang kesetiaan juga bisa menghancurkan seseorang." Ujar Hera.

"Apa maksudmu sebenarnya?" Satu alis laki-laki di depannya terangkat.

Hera mendongakkan kepalanya. "Kau masih muda, masa depanmu panjang. Tapi kenapa kau mengikuti iblis yang ada di belakangmu?"

"Kau bahkan bisa bergabung dengan para ksatria kerajaan dengan kemampuanmu. Namun lucu sekali, kau malah berbelok mengikuti wanita peot itu." Cibirnya.

Laki-laki itu terlihat diam. Hera seketika tertawa renyah. Berdiri, menepuk-nepuk bahunya. 

"Jadilah orang baik. Kau pasti akan mendapatkan hal-hal yang baik juga, Lucas." Hera tersenyum manis. 

Lucas mengenyahkan tangan Hera dari bahunya kasar. "Kau tidak akan mengerti apa yang terjadi padaku. Jadi jangan mengatakan hal-hal tidak berguna itu untukku!"

Hera melipat tangannya ke depan dada. "Baiklah, aku akan diam. Tapi apakah kau tidak mau tau kebenaran yang tersembunyi selama ini tentang keluargamu?"

Lucas sangat sensitif jika menyangkut tentang keluarganya. Hera tau itu ketika menyelidiki latar belakangnya bersama Damian sesaat sebelum penangkapannya.

"Kau sedang bermain-main denganku?" Geramnya. Terlihat sekali dia menahan kepalan tangannya. Yang mungkin siap melayang kapan saja.

"Apa aku terlihat mempermainkan mu?" Kali ini Hera memperlihatkan wajah serius, dengan menatap lawan bicaranya begitu tenang.

"Dengar."

"Kebenarannya adalah--" Hera mendekatkan bibirnya ke depan telinga Lucas, berbisik di sana lirih. "Raja dan Amanda lah yang membantai habis keluargamu."

Lucas terdiam. Hera tersenyum tipis. Menjauhkan dirinya, dengan duduk di atas jerami kering. Kembali  menikmati mangga mudanya yang sangat menggiurkan.

Lucas menggeleng. Berpikir mungkin saja Hera berkata bohong dan mencoba mempermainkannya. Agar dia bisa bebas darinya.

"Aku tidak akan mempercayaimu. Karena mereka lah yang selama ini melindungiku dan kakakku." Ucap Lucas akhirnya. Terdengar sangat tegas.

The Villainess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang