⛲RiMbun-15⛲

72.6K 9.2K 289
                                    

Holaaa, jangan lupa untuk senantiasa tekan vote dan ramaikan kolom komentar⛲

~~~~~

"Sakit Mbun.." Embun menghela napas pelan, River sudah tertidur di kamar Apartemennya.

Dia sudah mendatangkan Dokter untuk memeriksa River, dan Dokter bilang River hanya shock dan mungkin saja dia akan demam.

Yah..benar saja. Tengah malam River sakit dan mengharuskan Embun menginap guna merawat River.

"Sst, bobok lagi sayang." bisik Embun lembut dengan tangan yang terus mengelus rambut hitam River.

River menyamankan diri, dia memeluk lengan Embun yang satunya.

Kebimbangan kembali Embun rasakan, dia tak bisa gegabah kali ini.

"Aku bingung..aku harus membunuh ibumu atau aku penjarakan saja? Kalau dibunuh terlalu cepat hukumannya. Lebih baik penjara saja kan? Setau ku kalau pelaku pemerkosaan, di dalam sel akan dihajar dan dibully. Setidaknya itu cukup."

River tak memberi respon karena dia sudah tertidur.

Embun sudah membicarakan hal ini bersama orang tuanya, lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya.

Sepintas, Embun mengingat masa-masa tahun pertama dia berpacaran dengan River.

Sangat menyenangkan, disaat itu River masih sedingin es dan selalu singkat jika bicara pada Embun.

Tapi semua berubah saat River sakit, kemanjaannya terlihat jelas.

Flashback.

Embun melirik River yang daritadi hanya diam, biasanya dia memang diam tapi tak sediam ini.

"Lo kenapa Riv? Kok diam aja?" dan mereka masih menggunakan bahasa Lo-Gue.

River diam, dia menoleh perlahan dengan tatapan mata sayu serta pipi yang memerah.

Saat ini mereka ada di kamar Embun, rencananya mereka mau nonton di teater rumah Embun, tapi kayaknya gak bakal jadi.

River meraih tangan kanan Embun, kemudian memainkan jari-jari lentik Embun.

Tatapan matanya masih sama, sesekali River akan mengelus jari Embun, lalu dia nanti akan mengeluskan jari Embun ke pipinya.

"Riv-"

"Cantik...Mbun cantik.." lirih River mengubah panggilannya kali ini.

Embun diam, panggilan Mbun itu manis sekali terdengar, Embun suka mendengarnya.

"Manis banget sih." puji Embun sembari mengelus dagu River.

River memejamkan matanya merasakan betapa lembut dan halusnya tangan Embun yang ada di dagunya.

"Mbun cayang River gak?" tanya nya lugu.

Tatapan matanya terlihat polos sekali.

"Tentu dong."

My Spoiled River [Selesai]Where stories live. Discover now