⛲RiMbun-37⛲

42K 6.2K 786
                                    

Tekan vote dan komen, tapi plis jangan spam next😭.

Aku capek kalau harus nge hapusin komennya.

~~~~


"Dia adalah Rembulan, kelinci aku." Embun diam saja, dia menatap River yang menunduk takut.

Takut karena sudah membuat Embun salah paham. "Mbuuun aaaa jangan diamin River ihh." rengeknya seraya menurunkan Rembulan si kelinci putih gembul dari gendongannya.

Dia berlari kearah Embun dan memeluknya erat.

"Mbuuuun..hiks..mbun jangan diam aja ih EMBUN!!..hiks..HUAAAAAA MBUN JANGAN DIAM AJA HUAAAAA."

Embun masih belum menjawab ucapan River, sampai River berjongkok seraya memukul lantai kantor dengan telapak tangannya.

"Mbun jahat..hiks..mbun tinggalin River selama 7 tahun..hiks..terus sekarang Mbu malah diamin River..hiks.." isak River sesenggukan.

Embun merasa bersalah, dia ikut berjongkok dan memeluk River sangat erat.

"Iya, maafin Embun udah ninggalin River." bisik Embun.

River menggeleng, dia membalas pelukan Embun dan bersandar dibahu Embun.

Sepertinya ketakutan akan ditinggal pergi Embun semakin besar semenjak bertemu Embun lagi.

"Sst, udah ah jangan nangis. Katanya nanti mau rapat, masa nangis sih."

"H-habisnya..hiks..Mbun diamin River..hiks.."

"Iya enggak lagi."

River mengabaikan hal itu, persetan sama rapat yang dia mau saat ini hanyalah bermanja bersama Embun lagi.

"Gamau..hiks..rapat..mau peyuk Embun aja..hiks.."

"Ya udah, untuk kali ini aja ya."

River mengangguk patuh, dia menikmati pelukan hangat itu, pelukan yang dia rindukan selama 7 tahun ini.

....

Jam menunjukan pukul 13 siang, Embun mendapat panggilan dari Rumah Sakit bahwa salah satu pasiennya mengamuk ingin diperiksa Embun.

"Sayang maaf-"

"Pergi aja sana, pergi. Gausah perdulikan River lagi. Hump!"

Embun menahan senyum gemasnya, sudah 25 tahun masih saja suka ambekan.

Apalagi ekspresi River itu lucu dan menggemaskan. Dia bersidekap dada dengan pipi yang menggembung disertai bibir mengerucut sebal.

"Nanti malam jemput aku ya." ujar Embun seraya mengecup pipi Chubby River dan menggigitnya.

"Ahhh, sakiit." rengek River manis sekali ditelinga Embun.

Embun terkikik pelan, dia melepas gigitannya dan menyeka bekas gigitan itu menggunakan tisu basah.

"Maaf ya sayang, jangan lupa jemput aku nanti yaa." sebelum pergi Embun sempat mengusap rambut River.

"Iih, nanti peyuk-peyuk 1 jam ya Mbuuun." pekiknya sebelum Embun keluar.

"Iya sayangkuu."

Pintu tertutup, River memegang pipinya yang tadi digigit Embun, senyum malu terulas diwajah River seketika.

Ditambah pipi chubby nya yang memerah merona.

"Akhh aku jatuh cinta lagi untuk yang kesekian kalinyaaa. CINTA BANGET SAMA KAMU EMBUUNN AAAAKHHH." jeritnya kegirangan.

River menggendong kelinci putih itu dan menciumi perut gembulnya.

"BULAN! MOMMY KAMU BUAT DADDY JATUH CINTA TERUUUS TAUUK." kasihan kelinci putih itu, gatau apa-apa.

...

Pasien yang selama 3 tahun ini selalu Embun rawat nampak mengamuk dengan cara melempar barang-barang di kamarnya.

"Hei, Reza kamu kenapa? Reza jangan jambak rambut kamu Reza!" Embun berseru panik saat pasien bernama Reza pramodya itu mengamuk.

Pasien selamat dari insiden pesawat jatuh yang Embun rawat karena adanya penyakit kanker hati dan kelumpuhan permanen.

Reza menangis keras. "Kak Embuuun jaahaaaat..hiks..Kak Embun gak jenguk Ezaaaa..hiks..Kak Embun jaaahaaaat...hiks.." Embun meringis pelan.

Dia memeluk Reza guna menenangkan tangisan cowok 21 tahun itu.

"Sst, maaf ya. Embun tadi ketemu sama pacar Embun."

Reza menegang, dia melepas pelukannya dan mencengkram kuat bahu Embun. "Kak Embun milik Eza!! Kak Embun gak boleh pacaran sama orang lain!" jeritnya marah.

Embun menghela napas panjang.

"Suster, suntikan biusnya."

2 suster disana mengangguk, Reza menggeleng kuat dan meronta, tapi Embun lebih kuat, dia menahan tubuh Reza agar berhenti meronta.

"EZA GAMAU DISUNTIK! KAK EMBUN JAHAT! EZA CUMA MAU KAK EMBUN! KAK EMBUN CUMA MILIK EZA!!"

"Enggak Za, aku ini milik River. Aku bukan milikmu."

"ENGGAK!!"

Bisu berhasil disuntikan, seiringan dengan tubuh Reza yang melemas dan tertidur.

Sisa air mata masih terlihat dipipi chubby Reza.

Embun harus tegas, dia tak mungkin mengiyakan ucapan Reza sementara kenyataannya dia adalah milik River seorang.

"Katakan pada Om Daniel, sebaiknya Reza diberikan Dokter lain, saya tak bisa merawatnya lagi." ucap Embun pada 2 suster tadi.

Kedua suster itu mengangguk pelan.

"Karena seharusnya, dia dirawat Psikiater, bukan Dokter spesialis penyakit dalam."

Sedari awal, seharusnya bukan Embun lah yang merawat Reza.

Karena itu bukan Profesinya.

®^^®

Bersambung😾

Ramaikan komen tapi jangan spam next ya. Ramaikan sama komentar biasa, bukan spam gajelas.

My Spoiled River [Selesai]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن