⛲RiMbun-44⛲

39.8K 5.6K 392
                                    

Hola guys, tekan vote dan ramaikan kolom komentar⛲

~~~~

Hujan deras mengguyur kota Jakarta malam itu, Embun menunggu River pulang karena katanya dia mau menginap di rumah Embun.

"Mana sih." resahnya seraya bangkit dari duduknya.

Sudah jam 12 malam tapi River belum juga pulang, Embun kan khawatir.

Tak lama terdengar bunyi dering bel dari arah pintu, dengan cepat Embun berlari seraya membawa handuk yang sedari tadi dia pegang.

Begitu pintu dibuka, Embun langsung memakaikan handuk ke tubuh River yang sudah basah kuyup dan menggigil.

"Kamu naik motor?" pasalnya kalau naik mobil gak mungkin sebasah ini pacarnya.

River mengangguk pelan. "S-soalnya b-besok kan..m-mau..k-kencan.." ujarnya menggigil.

Embun menghela napas seketika, dia menuntun River untuk masuk ke dalam, untung saja Embun sudah menyediakan susu hangat dan air panas.

Baru juga kemarin dia hujan-hujanan,  sekarang hujan-hujanan lagi.

"Mandi ya, air hangat udah aku buat."

"N-nanti..p-peyuk-p-peyuk 1 jam.."

"Iya sayang."

Setelah River masuk ke kamar mandi, Embun bersiap untuk membersihkan becekan yang River buat.

Kakinya menginjak becekan itu yang terasa hangat, kemudian Embun berjalan menuju kamar mandi.

"River." panggilnya.

"Apa cayang?"

"Ngompol lagi yah?"

Tak ada sahutan, tapi perlahan Embun mendengar isak tangis dari kamar mandi. "Gak papa, aku gak marah. Jangan nangis sayang." bujuk Embun.

"Hiks..maaf..hiks..River udah gak tahan lagi..hiks.."

"Iya gapapa sayang, udah ya jangan nangis. Lanjutin mandinya."

"Huum..hiks.."

Embun menggeleng pelan, segitu takutnya River pada kemarahan Embun, lucu sekali sih.

Dan kemudian Embun melanjutkan kegiatannya membersihkan becekan air hujan bercampur dengan air kencing River.

"Gimana kalau punya anak nanti, gak kebayang dia manjanya gimana." gumam Embun geli, tapi dia juga gak sabar untuk segera menikah dengan River.

Itu adalah impiannya sejak dulu, karena River sendiri adalah pacar pertama sekaligus pacar terakhir Embun, River juga adalah cinta terakhirnya.

....

"Diingiiinn...brr..dingin banget Mbun! Ah!" Embun menggeleng pelan, dia meletakan obat dan air hangat untuk River.

"Minum obat, nanti aku sun-"

"NDAK MAU DISUNTIK!"

Ah..oke lah. Embun diam saja, dia menyuapi obat untuk River dan setelah selesai dia bangkit dan keluar.

River masuk angin, kayaknya lebih bagus dikerok aja punggungnya biar keluar anginnya.

Setelah 10 menit diluar, Embun masuk dengan semangkok minyak bawang dan koin 500 an berwarna perak.

"Buka baju kamu sayang, terus balik badan. Biar aku kerokin." bujuk Embun.

Kalau manggil nenek tukang urut, ini udah tengah malam dan itu tak sopan, jadi lebih baik Embun lakuin sendiri aja.

River menuruti keinginan Embun, setelah melepas baju dan berbalik, Embun langsung mengoleskan minyak bawang ke punggung River.

"Tahan ya sayang."

"P-pelan-pelan aja ya."

"Heuum."

Embun segera mengerok kulit punggung River yang putih bersih itu, dan efeknya River mulai menggeliat kesakitan.

"Hiks..sakit.."

"Tahan sayang."

"Akhh sakit tau Mbuun..hiks..eurgghh..ah keluar anginnya Mbun..hiks.."

Embun mendengus geli. Dia terus mengerok punggung River sampai garis-garis kemerahan tercetak dipunggung tegap.

"Ahhh..enak.." Embun terdiam mendengar desahan lirih milik River.

Dia mencoba mengerok area pinggang River dan hasilnya sama.

"Anhh.."

"River."

"Eungh?"

"Kenapa ngedesah?"

River terdiam, ah..itu..

"S-soalnya..e-nak banget.."

Embun menggeleng pelan, dia suka mendengar desahan River barusan, sangat..manis.

"AH! EMBUN KENAPA PANTAT RIVER DIREMET!?"

Embun terkikik pelan. "Pantat kamu bagus, aku suka megangnya." bisik nya tepat ditelinga River.

Sontak bisikan itu membuat wajah tampan River langsung merah padam.

"Ahh.."

Brugh.

Embun terkejut, dia menepuk pelan pipi River. "Astaga, ni anak pingsan." mungkin efek demam dan jantung yang berdegup kencang.

River tak bisa menahan diri, alhasil dia pingsan.

Mental yupi mah emang begini, gampang banget pingsan, tapi anehnya Embun suka River yang seperti ini, manis sekali.

"Jangan pernah berubah ya sayang." bisiknya lembut sembari menggigit daun telinga River.

Dia gemas sekali, cepetan deh nikahnya biar bisa makin-makin sama River hehe.

®^^®

Bersambung😾

Nanti malam lagi ya sayang🖐

My Spoiled River [Selesai]Where stories live. Discover now