⛲RiMbun-21 ⛲

59.2K 7.7K 513
                                    

Met baca, tekan vote dan ramaikan kolom komentar ⛲

~~~~~

"Embun, berenang yuk." ajakan disiang hari yang panas membuat Embun menoleh seketika. Mereka masih ada di sekolah btw.

Dan saat ini mereka lagi istirahat di kantin.

"Ide bagus, Vin mau berenang~" rengek Minjun pada Revina.

Java dan Arez terlihat saling pandang, nampaknya mereka bisa ajak kekasih mereka yang super sibuk di kantor agar ikut berenang.

"Berenang dimana?" tanya Embun lembut, dia baru selesai menyuapi River makan siang yang dia masak sendiri dari rumah.

Makanan sehat, dengan susu kedelai dan air putih yang banyak. Jangan lupa 1 plastik obat yang harus River minum.

River berpikir sejenak. "Ke Raja Ampat aja gimana?" usulnya santai.

Ke 4 teman mereka sontak menoleh, ingin sekali Java menggeplak kepala River saat mendengar usulan gilanya itu.

"Kita cuma berenang, gak perlu sampai ke Raja Ampat!" protes Arez.

Pasalnya kekasihnya banyak kerjaan dan mungkin hanya libur 1 hari saja, jadi tak memungkinkan mereka berlibur ke Raja Ampat.

River yang mendengar usulannya ditolak sedih, bibirnya melengkung kebawah disertai alis yang luyu.

"Gak bisa ya.." lirihnya kecewa.

Embun mengelus bahu River pelan.

"Kita berenang di Waterpark aja ya,"

"Ndak mau Mbun..mau nya ke alam-alam.." cicitnya.

Mereka menghela napas panjang, kemudian berfikir lagi. "Kalau gitu, kita pergi aja ke pemandian alam yang gak jauh dari Gunung Lawu." usul Minjun.

Tatapan kemudian tertuju pada Minjun, mereka memikirkan usulan itu, tempatnya hanya 2 jam perjalanan jadi, sepertinya 1 hari bisa dihabiskan lebih lama.

"Gimana sayang? Mau?" tanya Embun pada River yang saat ini menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Embun.

River mengangguk saja. "Iya, gak papa." sahutnya.

Java menyeletuk. "Kapan perginya?"

"Besok pagi, kan besok minggu."

Baik Arez maupun Java langsung mengambil ponsel mereka dan sibuk menghubungi seseorang.

"Kenapa baby?"

"Kak, besok liburan yuk."

"Liburan? Boleh sayangku. Aku jemput ya besok, mau liburan kemana?"

"Pemandian dekat gunung Lawu."

"Dekat sekali sayang"

"Arez gamau kakak kecapean, kalau kejauhan nanti kakak kan harus istirahat untuk kerja, jadi gak usah terlalu jauh dan gak capek di jalan."

"Aw, baby aku pengertian sekali, mommy cinta kamu baby, dan mommy kangen meluk badan embul kamuuu."

Pipi Arez memerah, dia berdehem guna menghalau rasa gugup dan malunya.

"Nginap di rumah aku aja, nanti malam." cicit Arez malu.

"Aaaa serius!? Makasih baby, nanti malam aku akan ke rumahmu sayang."

Arez berdehem saja, lalu dia mematikan sambungan dan berusaha menormalkan detak jantungnya.

"Cieee."

Arez malu, dia menutup wajahnya yang sudah merah padam. Pasalnya jarak antara usianya dan kekasihnya itu 3 tahun.

Arez 18 tahun sementara kekasihnya 21 tahun. Arez sedikit insecure karena berpacaran dengan seorang Ceo sekaligus wanita berkarir.

Tapi namanya juga dia cinta, usia bukan halangan baginya.

"JAVA MAU PERGI! KENAPA SIH KAKAK GAK ADA WAKTU BUAT JAVA! NIKAH AJA SANA AMA BERKAS SIALAN ITU! JAVA GAMAU KETEMU KAKAK LAGI!"

Suasana kantin langsung sunyi, terlebih saat melihat Java membanting ponselnya dan menangis disana.

"Jav-"

"Diam! Gue tetep pergi walau cewek gue ngelarang!" sentak Java kesal.

Mereka mengangguk saja.

"Vina..ngantuk." Revina sebagai kekasih siaga langsung mengelus rambut hitam kecoklatan Minjun dan memeluknya.

Memberi kecupan-kecupan lembut dipelipisnya, mengelus punggung Minjun sampai akhirnya cowok tampan berpipi chubby itu tertidur.

"Gimana cara lo mindahin dia?" heran Embun.

Revina mengibas pelan. "Santai, badan Njun gue ringan. Tinggal gue gendong aja." balasnya.

Embun ber oh ria, sayangnya walau River kurus tapi badannya tinggi, Embun gak bisa gendong kekasihnya itu.

Sementara Vina dan Minjun berat dan tingginya sama.

"Gue nginap di rumah lo, Rez." cetus Java.

"Ya sudah, nginep aja gak ada yang larang kali."

"Gue takut ganggu."

"Dih, lo kayak sama siapa aja njir."

Java cukup merasa kecewa pada kekasihnya, apa tidak bisa meluangkan waktu sedikit saja untuk Java.

Hari-harinya hanya berurusan dengan berkas sialan di meja nya itu.

Java juga butuh perhatian, jika seperti ini Java gak tahan lagi. Benar.

®^^®

Bersambung😾

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang