⛲RiMbun-19⛲

57.8K 8.5K 286
                                    

Hola, selalu ingat untuk tekan vote dan ramaikan kolom komentar⛲

Kalian mau happy end kan? Tenang aja mah, masih lama juga end nya, mungkin minggu depan, soalnya ini antara 30 atau 40 chapter gitu.

~~~~~

"Embun, pulang yuk." River kembali merengek minta pulang, mereka saat ini ada di rumah sakit setelah tadi Minjun pingsan dan langsung dibawa kemari.

River benci rumah sakit, dia takut Embun tahu pasal penyakitnya, Rumah sakit ini adalah Rumah sakit tempat River berobat.

Embun menggeleng, dia mau tau kelanjutan hubungan Revina dan Minjun saat ini.

Revina dijemput Java agar mau ke Rumah Sakit, karena Minjun menangis terus.

"Maafin Injun..hiks..Injun salah Injun minta maaf..hiks..Injun janji gak gitu lagi Vinaaa..hiks..Injun gamau pisah sama Vina..hiks..Injun sayang sama Vinaaa.." tangisannya terdengar lagi.

Minjun tergeletak lemah dikasur pesakitan dengan masker oksigen yang menutupi bagian mulut dan hidungnya.

Tangannya menggenggam erat tangan Revina, air mata tak mau berhenti sedari tadi.

Revina diam. "Tapi lo udah langgar perjanjian." bisik Revina tenang.

Minjun menggeleng. "Itu..hiks..adik Injun..hiks..maaf karena..hiks..gak ngabarin Vina maaf..hiks.." isaknya.

Revina diam, tadi dia sudah mencari tau perihal gadis yang bersama Minjun semalam, dan yah gadis itu adalah adik Minjun.

"Tapi lo udah langgar perjanjian, otomatis kita udah gak ada hubungan lagi."

"Hiks..hiks..HUAAAAAAAAAAAA GAMAUUUU GINIII HUAAAAAAAA."

Semua kelimpungan mendengar tangisan Minjun, tapi Revina dengan santainya mengecup pipi Minjun dan otomatis tangisannya berhenti.

Tatapan matanya seperti anak kucing, bibirnya bergetar pelan dengan air mata yang terus mengalir.

"Huuuuhuu..hiks..huu..hiks.."

"Iya, kita gak ada hubungan diatas kertas lagi. Tapi kita jadian, oke?"

Minjun terhenyak seketika, dia tak percaya. Dengan perlahan dia bangun dan melepas masker oksigen, menatap Revina tak percaya sekaligus bahagia.

"B-beneran?" lirihnya terisak.

Revina mengangguk. "Iya sayang." jawabnya lembut.

Akhirnya, Minjun memeluk Revina erat dan menangis diceruk lehernya, menangis bahagia tentu saja.

Semua lega, karena akhirnya Minjun mendapat kepastian atas hubungannya dengan gadis yang dia kagumi.

"Mbuunn aaa, ayo pulaaang!" rengeknya lagi sembari menarik lengan River.

Embun berdiri, dia menarik lengan River erat. "Ayo ikut aku, periksa kesehatan." ungkap Embun memaksa.

Wajah River pucat pasi, tangannya berkeringat dingin. Matanya berkaca-kaca ditambah hidung yang memerah

"G-gamauu..hiks..gamau Mbun gamauuu!...hiks..GAMAU!!" pekiknya histeris seraya menghempas tangan Embun.

Pegangan tangan mereka terlepas, Embun terdiam sementara River berjongkok seraya menutup telinganya.

"Gak..hiks..gamau Mbun gamau..hiks..gamauuu.." tangisnya histeris.

Dia mendongak menatap Embun memelas dan berurai air mata, dia menggeleng takut.

Embun memandang datar River, untuk apa dia setakut itu hanya dengan pemeriksaan kesehatan.

"Jadi, kamu mau rahasiain ini dari aku sampai kapan? Sampai kamu kronis? Terus ninggalin aku!? HEPATITIS ITU BAHAYA RIVER!" bentak Embun keras.

Napasnya memburu dengan tatapan kecewa yang kentara dimatanya.

River dan yang lain terdiam.

"Kamu sakit..hiks..kamu gak kasih tau aku..hiks..KAMU GAK ANGGAP AKU!? KAPAN KAMU MAU KASIH TAU AKU RIVER KAPAN!? KALAU AKU GAK CARI TAU, SAMPAI KAPANPUN AKU GABAKAL TAU!"

"Mbun..hiks..bukan gitu Mbun.."

Embun berusaha mengatur napasnya yang memburu, dia menyeka kasar air matanya lalu melengos berjalan keluar dari kamar.

"Mbun..mbun jangan pergi..hiks..mbun jangan tinggalin aku..hiks..mbun.." River langsung berdiri dan mengejar Embun yang kecewa padanya.

Embun kecewa, untuk apa menutupi hal sepenting itu.

Kalau Embun tidak mencari tau, maka sampai kapanpun Embun tak akan pernah tau perihal penyakit River.

®^^®

Bersambung😾

My Spoiled River [Selesai]Where stories live. Discover now