⛲RiMbun-Bonus 6⛲

35.6K 5.2K 281
                                    

Hola, tekan vote dan ramaikan komentar⛲

Nanti bakalan ada beberapa chapter dimana itu awal kedekatan Embun sama River, mau?

~~~~~~

Siang ini River sedang sibuk mengerjakan berkas di ruangannya, tak ada waktu untuk menelepon istri kesayangannya.

"Ahh kangen Mbuuunnn iih." rengeknya kesal seraya membanting pena ditangannya ke meja.

River bersidekap dada kesal, bibirnya mengerucut sedikit. "Ck-"

Kring.

River langsung meraih ponselnya dan melihat siapa peneleponnya. "Aakh, Embun!" serunya girang.

Dia langsung mengangkat panggilan itu. "Assalamualaikum cayaaang." serunya bahagia.

"Waalaikum sallam sayang,"

"Kenapa cayang? Need something?"

"Kamu bisa jemput si kembar gak? Sopir kita lagi sakit jadi gabisa jemput mereka."

River diam, kemudian tersenyum.

"Okey, aku jemput mereka ya."

"Makasih sayang, nanti pulang kerja aku mandiin kamu."

"YEAAAYYYYY."

Akhirnya, ada kesempatannya untuk bermanja lagi sama Embun.

River langsung berdiri dan berjalan menuju pintu, dia kan bos jadi ya gak masalah dong mau pergi.

"Ayo jemput kacang buncis!"

Hubungan antara River dan kedua anaknya sudah membaik, River berusaha mengenyahkan semua pikiran buruk yang selalu datang ke pikirannya.

Pelampiasannya adalah tangan, River akan menyayat tangannya guna menahan emosi dan pikiran jahatnya.

Bukan lagi membunuh anaknya, tapi pikiran jahat tentang membunuh Embun kembali hadir.

Tapi River tak akan pernah mau menuruti pikiran itu, gila saja dia harus membunuh istri tersayangnya.

....

Penampilan River sangat menawan, kemeja putih dengan dasi yang bertengger longgar dilehernya, kacamata hitam yang menutupi kedua mata indahnya.

River bersandar dipintu mobilnya guna menunggu kepulangan anak-anaknya.

Banyak ibu-ibu yang menatap River dengan tatapan lapar, penampilan River yang bagai hot daddy itu membuat orang tertarik.

"Mas, jomblo ya?" River berdecak kesal, lamunan tentang Embun harus buyar karena suara wanita disekitarnya.

River melepas kacamata nya dan menatap dingin wanita itu. "Saya udah nikah, bahkan anak saya udah 2. Tolong gausah ajak saya bicara." sarkas River.

Wanita itu mundur, terlalu tampan pria itu, tak mungkin dia bisa selevel dengannya.

Seperginya wanita tadi, River mencari keberadaan anak kembarnya.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, gerombolan siswa dan siswi SD keluar dari gedung Sekolah Dasar itu.

River memicing matanya saat melihat si kembar malah berjalan menuju ke tukang bakso tusuk.

"Aelah kacang buncis, ngapain dah mereka." decaknya kesal seraya berjalan mendekati kedua anaknya.

Embun sudah melarang mereka agar jangan makan sembarangan, Embun selalu mengecek kesehatan mereka sebelum tidur.

"Hoi! Kacang buncis! Daddy aduin Mommy ya kalian!" seru River kesal.
Dua bocah 7 tahun itu langsung berbalik.

Mereka kaget. "Dad! Jangan aduin mommy Dad! Pliiiiisss." rengek Rimba takut.

Rimba gamau Mommy marah pada dirinya ini, Rimba tak sanggup kalau sampai didiamkan mommy nya.

Riven diam. "Kami bakal tidur cepet, Daddy bisa mesra-mesraan sama mommy." ujarnya membut penawaran.

"Deal!"

Riven langsung tersenyum senang, dia dan Rimba langsung berlari pelan kearah River dan memeluknya erat.

"Kacang buncis, ayo pulang-"

"Kita ke Rumah Sakit Dad,"

"Lah? Mau apa?"

"Daddy tau, si Niko-Niko ni itu mau deketin Mommy! Jadi kita harus jagain Mommy disana!"

River terdiam, pikiran buruk tentang Embun yang bersama pria lain membuatnya terguncang.

"Dad-"

"Ayo pergi! Cepetaaan!"

Rimba dan Riven mengangguk cepat, mereka berlari kearah mobil sang Daddy.

®^^®

Bersambung😾

Mari tekan vote dan ramaikan komentar untuk up lagi😾

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang