⛲RiMbun-48⛲

38.7K 5.4K 190
                                    

Hola, malam ini atau besok bakalan selesai kok, besok bakalan up cerita baru 2 book.

1.Micel's Baby.
2.Abang Manja.
3.Klara's Baby.

Mau yang mana?

Eeyy jangan lupa vote dan komen ya⛲

~~~~~~

"Sayang!"

Embun menoleh begitu mendengar panggilan River, dia langsung berlari kearah kekasih hatinya itu.

Tadinya dia sedang membeli cincin untuk pernikahan mereka 3 hari lagi, anggap saja mereka berkencan setelah beberapa masalah yang sudah mereka lewatin.

Dengan sigap River memeluk Embun dan mendusel diceruk lehernya.

"Eunghh gimana? Udah dapat cincinnya?"

Embun mengangguk, dia melepas pelukannya lalu menunjukan paper bag kecil berisik sepasang cincin emas yang akan mereka pakai untuk pernikahan nantinya.

"Waw, bagus banget. Habis ini mau kemana sayang?" River mengelus rambut hitam Embun dan mengecup dahinya.

Embun berpikir sejenak, kemudian menepuk bahu River. "Main ke Mall aja lah yuk." cetusnya.

River melebarkan senyumannya "Mandi bola ya? Yayayay? Boleh yaaa?" serunya semangat.

Tatapan matanya berbinar, dia sudah lama gak main di mandi bola, jadi mendengar kata ke mall River sangat semangat.

Kekehan ringan Embun berikan, dia merengkuh lengan River dan mengangguk. "Yuklah." ajaknya.

Keduanya berjalan menuju mobil yang baru River beli dan sengaja membeli mobil yang atasnya bisa dibuka.

Dengan plat yang baru bertuliskan.

B E389 EMB.

"Ih, nama aku?"

"Hooh, bagus kan? Biar jadi bukti cinta aku sama kamuuu muahh~"

Embun merasa ini bagaikan mimpi, tapi jika pun ini mimpi ya tak masalah hahaha.

...

Embun terkekeh pelan melihat River yang sangat bersemangat di dalam pemandian bola itu, dia tak perduli dengan tatapan aneh para pengunjung lain.

"Mbak? Itu suami mbak?" Embun langsung menoleh, alisnya naik sebelah saat seorang wanita berbaju ketat bertanya padanya.

Decihan lirih dia berikan. "Iya, memang kenapa ya?" tanya Embun tak senang.

Wanita itu mengulas senyum genit.

"Boleh saya goda g-"

Plak!

Embun langsung berdiri dengan tatapan penuh amarah yang dia lontarkan pada wanita tadi.

Tamparan itu pantas dia dapatkan, karena besar banget nyalinya buat bertanya seperti itu yang ditujukan pada kekasihnya.

"Lo-"

"Dia suami saya, kalau anda punya malu tolong sadar diri, jangan pernah deketin pria yang beristri! dasar murahan!" bentak Embun emosi.

Ugh, wajar saja Embun marah-marah, pasalnya tanggal haidnya hampir tiba dan emosinya tak seimbang.

Keadaan disana sudah ramai, wanita tadi yang sudah kepalang malau, langsung pergi dari sana.

Dengan helaan napas kasar, Embun duduk lagi dikursi tunggu. "Cih, dasar kegatelan." cibir Embun.

Enak saja dia mau ngerebut River dari Embun, mimpi saja jika dia mau merebut River.

"Mbuuun~"

Raut wajah Embun langsung cerah kembali, dia merentangkan tangannya kearah River yang berlari kearahnya.

Dengan cepat River memeluk Embun dan menggoyangkan badan mereka ke kanan dan kiri. "Udahan mainnya? Mau pulang?" tanya Embun.

River menggeleng, dia melepaskan tangannya lalu menarik Embun masuk ke dalam pemandian bola.

"Eh?" Embun ngikut saja, asalkan tawa River terus dapat dia dengar.

Karena bagi Embun tawa seorang River adalah kebahagiaan bagi Embun, kebahagiaan River adalah tujuan hidup Embun.

Embun rela menghabisi dan menyingkirkan siapapun yang mencoba merebut River darinya.

Seperti Bunda River yang berhasil dia bunuh karena pelecehan yang wanita tua itu lakukan pada kekasihnya.

Membunuh untuk yang kesekian kalinya nampaknya tak masalah.

Asal River selalu bahagia bersamanya.

®^^©

Bersambung😾

Heyyo heyyoo.

My Spoiled River [Selesai]Where stories live. Discover now