⛲RiMbun-Bonus 8⛲

36.2K 5K 327
                                    

Tekan vote dan ramaikan komentar ya⛲

Aku bakalan unpub bab ini kalau vote nya jimplang ataupun komenannya sepi.

~~~~~~

Riven menguap pelan begitu sampai di ruang makan, pagi ini adalah hari Minggu jadi otomatis semua ada di Rumah.

Oh, kecuali Mommy yang terkadang pergi ke Rumah Sakit karena ada panggilan.

Pertanyaan yang lumayan banyak dipertanyakan.

Bagaimana kacang buncis bisa tau perbedaan antara Daddy River dan Papi Winter?

Ada 1 ciri khas yang membuat mereka bisa membedakan antara Daddy River ataupun Papi Winter.

Ciri khasnya ada pada tatapan mata, Papi Winter selalu menatap mereka dengan tatapan penuh kehangatan dan kasih sayang.

Sementara Daddy River, lebih sering menatap mereka jengkel, kesal, mengejek dan sebal.

Kelakuan mereka pada Daddy dan Papi juga berbeda, jika bersama Daddy River mereka akan saling mengejek ataupun saling kerja sama untuk melindungi Mommy cantik mereka.

Tapi kalau sama Papi Winter, mereka bakalan manja-manjaan, karena juga Papi Winter jarang keluar.

"Istri, suami laper."

Embun yang tadinya sedang menidurkan Rimba sontak menoleh, Winter mengadukan perutnya yang sudah keroncongan.

Ini sudah jam 1 siang dan waktunya makan siang, Riven dan Rimba sudah ditidurkan di karpet berbulu ruang tv.

Dan ini saatnya Embun memanjakan suaminya. "Biar aku ambilin ya." Winter mengangguk pelan.

Dia mengikuti Embun sampai ke dapur, mengekorinya dengan tangan yang memegang ujung kaus kendor Embun.

"Gamau pakai sayuuuurr." rengeknya begitu melihat Embun hendak memasukan sayur kacang buncis ke piring.

"Kenapa?"

Winter menggeleng. "Itu kacang buncis, masa aku makan anak-anak aku.." cicit Winter takut.

Embun terbengong sejenak, kemudian tertawa kuat saat sadar arti dari perkataan Winter.

"Astaga sayang..hahaha..ya ampun gemesin banget sih." Embun mencubit pipi Winter saking gemasnya.

Winter menunduk malu, pipinya memerah merona seketika. "Malu.." lirihnya.

Embun selalu gemas jika Winter keluar, rasanya lucu. Seperti melihat River saat pertama kali menjadi kekasihnya.

Dulu, River itu dingin sekali, persis dengan nama belakangnya yang tak lain adalah Winter.

Terkadang mengingat betapa cuek dan dinginnya seorang River itu mengundang tawa, apalagi saat dibandingkan dengan tingkahnya sekarang.

"Udahan ini, ayo makan."

Winter mengangguk, mereka berdua berjalan menuju ruang makan, Winter dengan sigap menarik kursi untuk Embun duduki.

My Spoiled River [Selesai]Where stories live. Discover now