⛲RiMbun-27⛲

47K 6.6K 142
                                    

Hola, tekan vote dan jika komen tembus 100 saat aku lihat besok pagi, book ini bakalan di update seharian besok.

~~~~~


Bunyi pecahan gelas kembali terdengar, ini asalnya dari kamar inap Arez.

Cowok berpipi chubby itu menggeram kesal seraya meremat kepalanya.

"Sakit-sakit-sakit!!..hiks..sakiit..hiks.." isaknya keras.

Kepalanya sangat sakit, 2 hari semenjak dia siuman, kepalanya selalu sakit saat sekelibat memori melintas.

Nanda mengelus rambut putranya pelan. "Jangan di remat nak, nanti makin sakit" bisik Nanda lembut.

Arez hanya menangis, dia memeluk tubuh ibunya erat. "Hiks..sakit bu..hiks..kepala Arez sakit banget bu..hiks.." isaknya pilu.

"Iya ibu tau, kamu mau ibu panggilin Klara? Mungkin dia bisa hilangin sakit kepala kamu." mungkin saja ini efek memori yang bertabrakan.

Arez mengangguk saja, dia terlalu pusing untuk menjawab.

"Ibu panggilin Klara aja ya, dia bisa nenangin kamu." bisik Nanda.

Arez tak dengar, rasa sakit dikepalanya sudah sangat mendominasi saat ini.

Setelah menanti 15 menit, pintu kamar terbuka yang langsung menampilkan Klara berjalan perlahan.

Dengan tiang infus yang digeretnya.

"Ada apa Tante?" tanya Klara panik. Terlebih saat melihat Arez menangis terisak dipelukan ibunya.

Arez yang mendengar suara wanita asing itu sontak melepas pelukan ibunya.

Dia memandang wanita bernama Klara itu dengan tatapan pilu, air mata masih mengalir dipipinya deras.

"Sakit..hiks..kepala Arez sakit..kak..hiks..sakit.." isaknya pilu.

Klara terdiam, panggilan Kak itu menggetarkan hati Klara setelah 2 hari menggalau ria.

Tapi tatapan Arez bukanlah tatapan yang biasa dia kenal.

"Saya panggilin dokter aja ya Tante, maaf saya harus kembali ke kamar." pamit Klara cepat seraya berbalik hendak keluar kamar.

Hal tersebut membuat hati Arez sangat sakit, berdenyut keras dengan kerongkongan yang sangat sesak dirasa.

Dia tak mau wanita itu keluar, dia benar-benar tak mau.

"Jangan..hiks..jangan tinggalin Arez..hiks..jangan tinggalin Arez..hiks.." mohonnya memilukan hati Klara.

Dia berbalik perlahan. "Maaf ya, tapi saya harus panggil Dokter dulu." jawab Klara formal.

Arez menggeleng, dia merentangkan tangannya pelan. "Mau..hiks..peluk kakak..hiks.." mohonnya.

Tidak-tidak, itu bukan Arez yang dia kenal. Arez belum mengingatnya.

Tanpa memperdulikan permintaan Arez, Klara keluar dari kamar.

Asli, hati Arez hancur berkeping-keping. Tangan yang tadinya terentang kini turun lemas.

Air mata mengalir semakin deras. Sakit sekali, dadanya sangat sakit mendapatkan penolakan itu.

"Hiks..hiks..HUAAAAAAAAA SAKIIIITTT..hiks..SAKIT DADA AREZ BU SAKIIT!..hiks..AREZ MAU KAKAK ITU! AREZ MAU KAKAK ITUU!!..hiks..HUAAAAAAAA."

Nanda paham akan rasa sakit dihati Klara, dia tak mau dekat dengan Arez sampai cowok itu mengingatnya.

"Sst, udah ya nak. Dia butuh istirahat."

Arez menggeleng kuat, tubuhnya bergerak memberontak.

"MAU KAKAK ITU MAU KAKAK ITU!!..hiks..DADA AREZ SAKIT BANGET IBUUU..hiks..KAKAK ITU BU KAKAK ITUU..hiks..AREZ MAU KAKAK ITU!!" histerisnya tak terkendali.

Suaranya sampai keluar kamar, bahkan Minjun dan River bisa mendengarnya.

Java yang saat ini tengah berkunjung ke kamar Bebi juga mendengar jeritan itu.

"Kasian.." gumam River yang saat ini tengah mengelus rambut Embun lembut.

Embun lagi tidur siang, manis banget wajahnya kalau lagi tidur.

"Aku bersyukur..Embun gak hilang ingatan. River gak bayangin kalau Embun sampai lupain River.." bisiknya penuh rasa syukur.

Hubungannya dengan Embun sudah membaik.

Setidaknya untuk saat ini.

"Kak, kasihan temen aku." gumam Java yang saat ini tengah mengupas buah pir untuk Bebi.

Bebi hanya terkekeh pelan, dia mengelus rambut hitam pekat Java lembut.

"Kasihan aku juga dong, lupa ingatan permanen dan gak bakalan ingat momen aku dulu sama kamu." gumam Bebi.

Bebi dinyatakan hilang ingatan permanen, dia kehilangan memori tentang kejadian 3 tahun lalu yang berarti dia melupakan momen dia bersama Java selama ini.

Java sedih dia akui, tapi dia juga senang. Karena selama 3 tahun itu, hubungam mereka berantakan.

Itu semua karena sifat Java yang kekanakan dan sering berkata putus pada Bebi.

Bebi selalu membujuknya kembali dan mereka balikan, sampai akhirnya Tuhan memberikan kejadian ini.

Bebi melupakannya, dan melupakan perasaannya pada Java.

Sekarang gantian, Java harus berjuang demi mendapatkan hati Bebi kembali.

Kali ini tanpa adanya hubungan toxic

®^^®

Bersambung😾

Udah 5 kali up ya, sudah cukup untuk hari ini.

Makasih atas komennya walau kalian komen hanya untuk memenuhi syarat update.

Kalau gak gitu, yang komen pasti gak banyak hehe:)

My Spoiled River [Selesai]Where stories live. Discover now