17. Hari Libur

7.1K 700 184
                                    

🔞🔞🔞
.
.
.

Suamiku (bentar lagi) : Hari ini weekend kan?

Suamiku (bentar lagi) : Lo istirahat aja di rumah, gue keluar bentar ketemu Meru

Mikaya mengucek matanya, dia terbangun dari tidur nyenyaknya sebab mendengar notifikasi pesan beruntun yang masuk ke ponselnya. Pesan dari Jeffriyan yang memberi kabar padanya bahwa hari ini lelaki itu tidak akan menemaninya seperti biasa. Mikaya agak sedih mendapati kabar tersebut, awalnya dia berniat mengajak Jeffriyan pergi ke bioskop hari ini atau sekedar jalan berdua untuk menghabiskan hari libur bersama. Tapi Mikaya tak akan melarang Jeffriyan jika Jeffriyan ingin pergi menemui para sahabatnya. Mikaya tahu mantan suaminya juga butuh berlibur dan perlu bertemu orang lain selain dirinya agar tak bosan.

Mikaya meletakkan ponselnya setelah membalas pesan Jeffriyan hanya dengan ya. Dia turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi sebelum memulai hari.

Tak banyak yang Mikaya lakukan di hari liburnya, dia membersihkan rumah, memasak makanan sendiri karena Alya belum kembali, lalu bersantai di sofa ruang keluarga sambil memainkan ponselnya. Semenjak hamil, Mikaya suka sekali membaca jurnal-jurnal mengenai kehamilan, majalah, blog, dan semacamnya. Salah satu hal yang penting baginya melakukan itu semua untuk mempersiapkan kelahiran si buah hati. Mikaya tidak memiliki banyak teman, apalagi keluarga yang bisa dia ajak bertukar pikiran tentang kehamilan. Sedang asik membaca jurnal bagaimana perkembangan janin di perut setiap harinya, Mikaya mendapatkan telepon dari Danela. “Halo Dan?”

Kay jalan yuk!

Mikaya melihat keluar jendela, matahari tampak sangat terik. “Duh panas, gue mager.”

Ah elah. Ayo dong, kita ke mal aja gimana?

“Enggak dulu deh. Lo ke rumah gue aja.”

Danela berdecak di seberang. “Yaudah, lo mau nitip apa?

Mikaya tersenyum lebar. “Baso aci enak kayaknya. Mau ya.”

Hm, oke.

Tepat setelah Danela menutup telepon, pintu rumah Mikaya diketuk dari luar. Dengan malas-malasan, Mikaya berjalan membukanya. “Mas Jendra toh, kirain siapa.” Mikaya menemukan Jendra di depan pintu rumahnya sedang berdiri sambil membawa piring berisikan cupcakes di tangan kanannya.

Jendra tersenyum. “Iya, ini gue bawain lo cupcakes.”

Mata Mikaya berbinar. “Wih bikin sendiri nih Mas?” Mikaya menerima piringnya.

Jendra mengangguk. “Iseng aja sih, gabut hari libur gak ngapa-ngapain.”

Mikaya tersenyum. “Makasih ya Mas.”

“Sama-sama.”

“Mas Jendra mau masuk dulu gak? Kita makan cupcakesnya bareng, bentar lagi juga Danela dateng ke sini buat main.”

“Gue boleh gabung?”

Mikaya mengangguk. “Boleh dong, makin rame makin asik.”

Hari libur Mikaya tak jadi membosankan berkat Jendra dan Danela yang datang menemaninya di rumah.

“Mas, lo masih single?” tanya Danela yang sekarang sedang memakan cupcakes buatan Jendra.

TARUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang