"Karena yang menghargai mu sudah pasti Menyayangi mu, mencintai mu Dan sangat peduli akan keadaan mu"
—Salsa Shevilla Gautama
02- Filosofi bunga matahari
Salsa terus menatap punggung kekar Milik Revan, hingga punggung itu sudah hilang dari pandangan nya.
Kring! Kring! Kring!
Bel masuk berbunyi semua murid berlarian menuju kelasnya masing-masing. Saat ini kondisi sekolah mendadak sepi.
"Ayok sa," ajak Tama sembari menatap wajah anak gadisnya.
"Kemana pah?" Salsa mendongak menatap ayahnya itu penuh tanya.
"Katanya mau keliling sekolah." Tama tersenyum tipis ke arah Salsa.
"Hah! Seriusan pah?" Manik mata salsa mulai berbinar.
"Serius dong" Tama mengelus puncak rambut Salsa.
"Ayok pah!!" Sahut salsa bersemangat sembari tersenyum lebar ke arahnya.
Mereka berkeliling sekolah, satu persatu ruangan ditunjukkan oleh Tama, mulai dari ruang guru, ruang BK, lab komputer, lab IPA, lab IPS, aula sekolah, beberapa ruang kelas dan taman sekolah.
Sesampainya di taman, Salsa mengedarkan pandangannya ia menatap kagum taman tersebut. Menurutnya taman ini sangatlah indah. Salsa menghampiri beberapa bunga yang ada disana. Salsa menatap satu persatu bunga itu, dan tatapan matanya berhenti pada satu jenis bunga.
Bunga itu terlihat sangat indah dan terawat, tangkai bunga yang gemuk, warna kuning menyala, biji-bijian yang ada di tengahnya sudah bisa terlihat jelas dan berdiri tegak menatap matahari. Ya, itu adalah bunga matahari.
Salsa sangat menyukai bunga, apalagi bunga matahari. Menurutnya Bunga matahari merupakan lambang keceriaan, kebahagiaan, kebersamaan dan persatuan.
Dengan segera salsa mengambil handphone yang ada di tasnya Ia menekan tombol kamera dan mengarahkan pada bunga itu.
Cekrekk 📸
YOU ARE READING
REVANZA (END)
Teen Fiction"Jangan membenci takdir karena kita hanya manusia yang tidak tau apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanjutnya" -Revanza Ini cerita tentang Revan si anak broken home yang selalu disiksa ayahnya. Perjalanan hidupnya tak selalu mulus, dia harus ke...