32- SEE YOU ORANG BAIK!

452 40 21
                                    

"Aku pamit ya? Tugasku telah selesai, pelangi mu sudah datang. Dan tolong, jangan lupakan payung yang melindungi kamu ketika hujan. Semoga kau bahagia, karena bahagiamu adalah bahagiaku juga.

Tak apa perihal rasa sakit dihati, karena titik terbesar dalam mencintai adalah mengikhlaskan dan merelakan kamu bersamanya. Dan kau tau? Kebohongan terbesar adalah kalimat yang aku katakan barusan"

_Salsa Shevilla Gautama

32- See you orang baik!

Salsa duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya. Dia memandangi langit malam dengan ditemani oleh secangkir coklat panas buatannya sendiri.

Malam ini terasa sangat sunyi, tak ada siapapun dirumahnya. Sepulang dari Denpasar, papahnya harus disibukkan lagi dengan urusan bisnis ke luar kota tepatnya di Yogyakarta. Bukan hanya papahnya saja, namun mamahnya juga diharuskan untuk ikut mengurusi bisnis itu. Mereka telah berangkat sejak siang tadi, bahkan saat pulang sekolah Salsa sudah tidak mendapati mereka berdua dirumah. Hanya sebuah pesan WhatsApp yang berisikan penjelasan dari Tama. Seperti inilah kehidupan Salsa, selalu ditinggal orang tuanya sendirian di rumah karena urusan pekerjaan.

Salsa memandangi pesan terakhir yang Tama kirimkan, kemudian ia menghembuskan nafasnya panjang. Dia tidak ingin seperti ini, dia juga ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya. Kedua orang tuanya itu seperti tidak punya waktu untuk dirinya. Bahkan, keberadaan mereka dirumah ini juga bisa dihitung dengan jari. Terakhir kali mereka berkumpul bersama saat Salsa berada di rumah sakit. Setelah itu nihil mereka kembali disibukkan dengan pekerjaannya.

Salsa memegangi perutnya yang terasa nyeri karena belum makan seharian ini. Bukan karena tak bisa masak, tapi bahan makanan di kulkas nya telah menipis selain itu juga dia tidak mood untuk makan. Di pesan yang Tama kirimkan tadi juga mengatakan bahwa mamahnya lupa untuk berbelanja bulanan. Tidak heran, karena mereka saja selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya akhirnya Salsa memutuskan untuk pergi ke mencari makanan. Ia mengganti bajunya, kemudian memoles wajahnya dengan sedikit bedak dan memakai liptint tipis di bibirnya. Setelah selesai, ia melihat pantulan dirinya di cermin. Perlahan sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman manis.

"Perfect" Gumamnya seraya memperhatikan setiap inti wajahnya. Setelah semuanya selesai, ia turun dari kamarnya dan bergegas menuju garasi untuk mengambil mobilnya.

Saat berada di dalam mobil, Salsa berdecak sebal karena ternyata mobilnya mogok, sungguh tidak tau kondisi sekali mobilnya ini!

"Anjir mobil pake mogok lagi!" Salsa memukul stir mobilnya dengan keras. Ia nampak berpikir sejenak, bagaimana caranya agar dia bisa membeli makanan untuk mengatasi perutnya yang kini telah sangat lapar.

"Gue kan punya motor, bego! Pake acara lupa lagi" umpatnya. Dengan segera Salsa berlari kecil menghampiri motor kesayangannya.

Saat sampai di samping motornya, raut wajah Salsa berubah menjadi emosi ketika melihat ban motornya bocor, mungkin karena tidak pernah dipakai. Salsa berkacak pinggang kemudian menendang ban motornya lumayan keras, menyalurkan emosinya. Kenapa dia apes banget hari ini?!

"Sialan! Punya dua kendaraan nggak ada pengertiannya sama sekali. Udah tau laper banget malah mogok lah, ban bocor lah apes banget gue!" Salsa mengusap wajahnya kasar.

"Oke tenang Sa, Lo harus pikirin gimana caranya supaya perut Lo ini bisa cepet terisi makanan" Salsa menghembuskan nafasnya perlahan mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

REVANZA (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα