21- MENGHILANG?

590 58 1
                                    

Kita hanyalah sepasang luka yang terus dipaksa baik-baik saja oleh dunia. Sekumpulan aksara yang menggambarkan rumitnya kehidupan dunia. Selayaknya Daksa dan Atma yang saling melengkapi segala kekurangan kita berdua”

_Revanza Arfandy Bratadikara

21- Menghilang?

Mentari pagi telah menyapa, sinar jingga nya yang menghangatkan bumi kini sudah berubah menjadi sinar yang cukup terik dibadan.

Hari sudah pukul 06:15 yang artinya sudah waktunya untuk berangkat sekolah. Seperti biasanya salsa berangkat bersama Saga menggunakan motor ninja hitam milik saga.
Deruan motornya kini telah terdengar dari arah depan rumah, dengan segera Salsa bangkit dari duduknya kemudian ia beranjak pergi ke luar rumah.

"Ayok ga" ajak Salsa setelah sampai disampingnya.

"Ayok Sa keburu─" belum sempat melanjutkan perkataannya saga dikejutkan oleh luka yang ada di sudut bibir Salsa.

"Loh ini kenapa?" Tanya Saga seraya menyentuh luka itu. Wajah saga nampak sangat khawatir melihatnya.

"Eh ga berangkat sekarang aja yok udah hampir terlambat nih" salsa melirik sekilas ke jam tangannya.

"Jawab dulu ini kenapa?" Saga menatapnya penuh interogasi.

"Emm.... Kena pukul orang" jawab salsa lirih

"Hah?! Kok bisa?" Saga semakin mendekatinya membuat salsa harus mundur beberapa langkah kebelakang.

"Kemarin pas gue pulang bareng Revan ada geng motor yang nyerang kita yaudah baku hantam deh hehe" salsa menggaruk tengkuknya yang tak gatal sungguh ia sangat ketakutan saat ini dikarenakan ekspresi wajah saga yang tampak menyeramkan dengan tatapan mata setajam elangnya.

"Astaghfirullah Salsa" saga mengusap wajahnya gusar ia tidak habis pikir dengan gadis didepannya ini.

"Bisa-bisanya Lo berantem sama geng motor?!! Inget Lo itu cewek Sa kalo Lo kenapa-kenapa gimana hah?" Saga terus memarahi Salsa.

"Ya maaf, mau gimana lagi mereka kurang ajar soalnya"

"Apapun itu Lo nggak boleh lawan mereka sendiri oke? Minta bantuan Revan atau nggak si kampret itu"

Mendengar perkataan Saga, ia sontak mendongak menatap laki-laki itu kebingungan "si kampret?" Tanya Salsa.

"Iya si kampret yang sukanya bilang 'kita nggak pren!' gitu" Saga menirukan gaya bicara Gilang.

"Hahahaha itu Gilang Saga... Bukan si kampret!" Salsa tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi saga yang begitu lucu menurutnya.

"Yaudahlah Terserah yang penting jangan diulangi lagi ntar Lo bonyok siapa yang disalahin? Gue Sa" peringat Saga dengan ketus.

"Iya deh maaf" ucap Salsa dengan menundukkan kepalanya.

"Yaudah yok berangkat" setelah mengatakan itu saga memberikan salah satu helm Nya kepada Salsa.

"Ayok" salsa menerima helm itu kemudian ia memakai nya. Dia naik di atas motor saga dengan perlahan sesaat setelahnya mereka berdua pergi menuju ke sekolahnya.

REVANZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang