57- ENGAGEMENT

111 3 0
                                    

“Semesta selalu mempunyai cara untuk mempermainkan emosi dan perasaan manusia. Entah semuanya berujung bahagia ataupun luka”

—Revanza Arfandy Bratadikara

57- Engagement

Salsa menatap pantulan dirinya di cermin besar yang berada didepannya. Wajah yang dipoles make up tipis, serta tatanan rambut dengan dress cantik yang akan digunakan untuk acara pertunangan malam ini. Ya, acara pertunangan nya dengan Marven.

Tamu undangan telah memenuhi indoor Hotel Dergasia—tempat yang Tama pesan untuk acara pertunangan dirinya dengan Marven.

Malam ini, malam yang begitu buruk dan tak pernah terpikirkan oleh Salsa sebelumnya. Bertunangan dengan orang yang sama sekali tidak ia sukai adalah benar-benar hal bodoh yang sama sekali tak pernah terbayangkan.

Pintu ruangan Salsa terbuka. Dapat ia lihat dari pantulan cermin bahwa yang membuka adalah ibunya. Dengan segera Salsa menghapus jejak air mata yang sedari tadi keluar.

"Sayang, are you okay?" Tanya Erin dengan memegang kedua pundak anaknya itu. Salsa hanya menganggukkan kepalanya sekilas.

"Tamu undangan udah datang semua, kamu keluar ya? Diluar udah ada yang nunggu kamu soalnya," ucap Erin dengan lembut. "Revan sama temen-temennya juga ada disini," sambungnya.

Salsa mendongakkan kepalanya menatap manik mata Erin dengan tatapan memohon. "Mah ....., Apa acara ini nggak bisa dibatalin aja? Salsa nggak mau sama Marven," ujarnya lirih.

Erin menggelengkan kepalanya kecil. "Nggak bisa sayang, acara pertunangan ini nggak akan bisa dibatalin." Jawaban Erin membuat bahu Salsa melemas. Gadis itu menghembuskan nafasnya pasrah dan bersiap untuk berdiri.

"Ayo sayang," ajak Erin.

Mereka berdua berjalan keluar dari ruangan rias. Dalam hati Salsa, ia sangat merutuki hari sial ini. Mengapa dia harus dijodohkan dengan Marven si orang menyebalkan itu? Ah, rasanya ia ingin kabur dari sini saja.

"Hadirin yang berbahagia, kini acara pada malam ini telah mencapai puncaknya yaitu menyematkan cincin pertunangan dari yang bersangkutan ke jari manis gadis cantik yang sedang berjalan kemari. Salsa Shevilla Gautama putri dari bapak Arsean Dirga Gautama dan juga ibu Sherinka Ayudia!" ucap sang MC dari atas panggung.

"Untuk bapak Tama selaku orang tua dari Salsa ada yang mau disampaikan?" Tanya sang MC.

Tama maju ke atas panggung, berniat untuk menyampaikan sesuatu. "Saya sangat bersyukur karena putri kesayangan saya akan bertunangan dengan orang yang tepat pada hari ini. Pesan saya kepada orang yang Salsa pilih sebagai pendamping hidupnya kelak, tolong jaga Salsa, lindungi dia seperti dulu kamu melindunginya. Tolong jangan buat dia menangis, karena saya sangat menyayanginya."

Marven yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lebar. Ia melirik ke arah Revan sekilas dan menaik turunkan alisnya berniat meledek Revan. Memang Marven mengetahui tentang Revan dari sepupunya—Arbi.

Sedangkan Revan yang ditatap seperti itu oleh Marven hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Entah mengapa sesak rasanya melihat orang yang dia sayangi akan bertunangan dengan orang lain.

Arbi menepuk pundak Revan dengan perlahan. "Nggak usah dipikirin, gue yakin semuanya bakalan baik-baik aja," nasehat Arbi.

"Baiklah, karena Salsa sudah berada di panggung kini saatnya kita memanggil sang laki-lakinya. Silahkan maju ke depan ....," Terjadi jeda sebentar pada ucapan MC itu.

REVANZA (END)Where stories live. Discover now