36- HANCURNYA DUNIA REVAN

581 41 28
                                    

Warning ⚠️
Di bagian ini banyak mengandung bawang, jadi siapkan mental sebelum membacanya:v wkwkwk

Play song : Belum siap kehilangan 🎧

Kehilanganmu adalah kenyataan pahit yang tak ingin aku alami. Tapi sekarang, kau telah pergi meninggalkan sejuta luka untuk aku disini”

_Revanza Arfandy Bratadikara

36- Hancurnya dunia Revan

Hari ini adalah hari terburuk yang pernah Revan alami. Semuanya terjadi begitu saja, dia pergi meninggalkan luka yang teramat dalam untuk kami semua. Orang yang selalu membawa keceriaan kini telah pergi. Tak ada lagi senyum manisnya, suara lembutnya, canda tawanya dan semua perlakuan-perlakuan manisnya.

Disinilah mereka berada sekarang, didepan gundukan tanah yang masih basah dengan bunga mawar yang tampak masih segar dan dengan batu nisan bertuliskan Salsa Shevilla Gautama.

Revan mengusap pelan batu nisan itu seraya tersenyum pilu ke arahnya. Pandangan Revan terus menatap nama Salsa yang terpampang jelas disana. Rasanya ini seperti mimpi buruk yang tak pernah Revan bayangkan.

Mata sembab Revan kini kembali mengeluarkan air mata. Air mata kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan tercampur menjadi satu disana. Dia sangat marah kepada dirinya sendiri, mungkin jika pada waktu itu ia tak mengejar Salsa, semuanya tak akan pernah terjadi.

Revan merasa bodoh, kecewa, marah dan merasa sangat tidak berguna karenanya Salsa menjadi seperti ini.

"Sa, bangun yuk udahan bercandanya gue udah nggak kuat Sa" ucap Revan dengan bodoh. Bagaimana bisa orang yang telah dimakamkan bisa bangun kembali?

"Kenapa Lo tinggalin gue Sa? Katanya kita mau kuliah bareng-bareng di London" suara Fira terdengar bergetar. Mata cantiknya tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.

"Bercanda Lo nggak asik Sa, masa Lo tiba-tiba pergi gitu aja sih?" Gilang tersenyum pilu ke arah makam. Walaupun biasanya dia selalu menjadi pelawak diantara mereka semua, tapi kali ini berbeda. Pelawak itu kini meneteskan air matanya. Bagaimanapun Salsa adalah teman baru sekaligus sahabat yang paling Gilang sayangi karena Salsa juga selalu baik dan memperhatikannya.

Kepergiannya membuat luka yang teramat dalam untuk mereka para sahabat dan keluarganya.

"Bilang sama gue ini cuma mimpi kan Sa?" Revan terus menatap batu nisan itu dengan lekat.

"Ini cuma mimpi kan Sa?!!" Jerit Revan. Dunianya seakan hancur sekarang. Tak ada lagi orang yang bisa mendengarkan keluh kesahnya. Tak ada lagi orang yang menjadi sandarannya.

Revan mengakui bahwa kehadiran Salsa di hidupnya sangat berarti. Gadis cantik itu telah memberi warna di hidupnya yang gelap. Saat semua wanita menjauhinya karena mengetahui tentang masalah hidupnya tapi berbeda dengan Salsa dia bahkan menawarkan diri untuk selalu membantu dan mendengarkan seluruh keluh kesahnya.

Setelah kehadirannya, Revan tak lagi merasakan stres berat seperti sebelum-sebelumnya. Dia bahkan bisa tersenyum walaupun hanya sebentar. Gadis itu memang berdampak besar dalam diri Revan yang sekarang.

"Gue nggak sanggup kalau harus kehilangan Lo Sa. Lo sumber kebahagiaan gue kalau Lo pergi gue pasti bakalan stres lagi.... Gue nggak bisa Sa" Revan menangis sejadi-jadinya. Tepat di depan gundukan makam inilah dia menjelaskan betapa berartinya Salsa bagi dirinya.

REVANZA (END)Where stories live. Discover now