24- SANKSI DAN HUKUMAN

512 46 9
                                    

"Belajar attitude dulu sebelum mengenal dunia luar kan nggak lucu kalau muka burik attitude ikut burik"

_Gilang Arya Sadega

24- Sanksi dan hukuman

Revan mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Ia mengangkat dan memperlihatkan sebuah benda kepada Nabilla.

"Ini apa?" Nabilla terkejut bukan main melihatnya, bagaimana bisa antingnya berada di tangan Revan?

Ah bisa saja Revan menemukannya dipinggir jalan bukan? Pikirnya.

"Wah iya bener itu anting aku, makasi ya sayang udah nemuin anting kesayangan aku" Nabilla mengangkat tangannya hendak mengambil anting miliknya akan tetapi Revan lebih dulu mengangkat tinggi-tinggi anting silver milik Nabilla.

"Siniin antingnya sayang" Nabilla berjinjit agar bisa mengambil anting miliknya namun sia-sia saja tubuhnya yang pendek jelas kesulitan meraih tangan Revan yang lebih tinggi darinya.

"Lo tau gue nemu ini dimana?" Revan mengangkat sebelah alisnya seraya tersenyum smirk kearahnya.

"Di jalan kan?" Revan menggelengkan kepalanya perlahan.

"Gue nemu ini di baju milik Salsa" tutur Revan dengan menekankan kata 'baju milik Salsa'. Penuturan Revan jelas membuat Nabilla terkejut setengah mati.

"Jadi apa ada yang mau Lo jelasin ke gue sekarang?" Tanya Revan dengan wajah dingin nya.

Nabilla terdiam seribu bahasa. Jujur saja, dirinya sangat ketakutan sekarang. Ia meremas ujung rok nya dengan kuat berharap rasa takutnya sedikit berkurang. Namun sialnya Revan terus menatapnya tajam seakan memaksa dirinya untuk berbicara sekarang juga. Bukannya berkurang rasa itu semakin bertambah. Keringat pun mulai bercucuran di wajah mulus milik Nabilla.

"Gue tanya sekali lagi apa ada yang mau Lo bicarain baik-baik Nabilla Erkina Vyandra?" Tanya Revan dengan memajukan kepalanya mendekati wajah Nabilla.

"G-gue...." Nabilla semakin meremas ujung rok nya dengan kuat.

"Eumm gue....."

"Eee anu..."

"Ngomong yang jelas bisa?!!" Sentak Revan. Kali ini dia sudah benar-benar kehilangan kesabarannya menghadapi gadis bak iblis didepannya ini.

"G-gue... Gue nggak tau" jawab Nabilla asal.

"Gimana bisa? Ini kan anting Lo kenapa Lo jawab nggak tau?" Revan menatapnya penuh selidik.

Nabilla kembali terdiam, dalam hatinya ia merutuki dirinya sendiri, mengapa ia bisa bersikap bodoh seperti ini? Jawaban apa yang harus ia keluarkan sekarang? Oh sungguh, rasanya ingin sekali ia menghilang sekarang juga.

"Terus kenapa Lo gugup? Ketakutan banget kayaknya" Revan tersenyum menyeringai dengan tatapan mata yang mengerikan menurut Nabilla.

"Gue takut dituduh yang nggak-nggak"

Bodoh! Dasar bodoh Nabilla dengan menjawab seperti itu sama saja dirinya memasuki kandang harimau dengan suka rela.

"Emang siapa yang mau nuduh Lo? Gue cuma tanya. Dan.... atas dasar apa gue nuduh Lo yang nggak-nggak coba? Atau Lo emang tau sesuatu?"

Shit! Revan terus menyudutkan dirinya dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengerikan itu. Nabilla semakin ketakutan dibuatnya. Harus menjawab apa ia sekarang?

"Woi Van!!" Teriakan Gilang memecahkan fokus mereka berdua. Dengan cepat Revan menoleh menatap ke dua sahabatnya yang sedang berjalan menghampirinya itu.

REVANZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang