Bab 18

769 127 5
                                    

Helga memandang tajam ke arah kertas undangan berwarna emas keperakan yang tergeletak di atas meja suaminya. Nama putri dan juga ketua klan Montana terpampang jelas di sana, di sepuh dengan tinta tembaga terang. Rupanya musuh suaminya bergerak cepat, mengklaim putrinya. Helga akan melakukan segalanya untuk mencegah sebab dengan menikah, segel yang menangui putrinya dari kecil akan terlepas.

Ia membelai pipinya sendiri, meraba kerutan di wajahnya. Takdir tak bisa dirubah, garis hidupnya harus dihadapi bukannya di tunda. Helga pada akhirnya akan menghadapi anaknya sendiri tapi sebelum kemampuan Kemuning bertambah kuat, ada baiknya gadis itu diberi tahu siapa musuh sekaligus perempuan yang melahirkannya.

“Undangan pernikahan Elang telah sampai.”

“Maaf aku membukanya duluan,” ucap Helga sembari mengecup pipi Issac. “Ada kabar buruk yang menyertainya juga. Elang menikah dengan gadis yang memiliki kekuatan istimewa itu.”

“Elang cukup pintar bisa memanfaatkan keadaan.”

“Kau tidak kecewa atau marah?”

Helga menyusuri kerah kemeja suaminya untuk melepas dasi Issac. “Tidak karena kekuatanmu luar biasa,” ujarnya sembari mengecup lembut istrinya. Helga tahu walau tidak mencintai suaminya, namun gairah serta yang Issac cukup memuaskannya.


 🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉🍉


Pesta pernikahan mereka di adakan di sebuah hotel bintang lima yang besar dan megah. Mereka mengusung tema green nature dengan menghiasi tempat pernikahan dengan tanaman hijau dan juga sulir merambat. Elang menyiapkan ini semua agar istrinya terkesan. Nampaknya Kemuning yang menggandeng lengannya tak lelah untuk memelototkan mata.

“Aku sengaja menciptakan suasana yang kamu rindukan. Pesta ini memang nampak menyejukkan dan pastinya tak terlupakan.” Kemuning menatap haru pada suaminya. Janji pernikahan baru di ikrarkan tadi pagi namun Elang sudah membuatnya begitu bahagia.

Tamu undangan memang banyak namun mereka tertib dan tempat yang Elang sewa ini juga cukup luas. Elang juga sengaja tak menempatkan panggung pernikahan. Di pesta ini sang mempelai tak akan di jadikan pajangan. Kemuning di ajaknya berkeliling, menyalami beberapa teman dan kolega. Walau lelah namun ia bahagia.

Tara yang mengenakan gaun coklat emas menyapukan sapu tangan di kelopak mata. Alangkah harunya ini, melihat keponakannya menikah dan di rayakan dengan pesta besar. Tara maupun kakaknya tidak pernah mengalami pernikahan yang terhormat seperti ini.

“Sudahlah.”

Tara menatap putranya yang menggerutu di sisinya. Semua orang di sini bahagia mungkin hanya Esa yang kesal. Tapi ternyata Esa pun ada temannya. Sabrina yang tengah memakai gaun merah dan menggerai rambutnya pun Cuma menatap penuh cemburu ketika Elang memperkenalkan Kemuning ke khalayak umum dengan senyum lebarnya. Harusnya Sabrina yang ada di sana namun rencananya untuk mengacau pun gagal karena ternyata Derrick menempatkan dua penjaga untuk mengawasinya. Sabrina yang di liputi rasa marah dan benci memilih mengambil gelas yang berisi minuman keras.

“Berapa banyak tamu yang kita undang?” tanya Kemuning yang merasa jika Elang sudah mengajaknya terlalu lama untuk berkeliling.

“Lima ratus sampai seribu mungkin.”

“Apa kita akan menyalami mereka dan mengajak ngobrol mereka satu-satu?” Mata Kemuning yang sejernih air telaga itu membulat, Elang pun Cuma tersenyum ketika menyadari istrinya mulai panik.

Padma kemuning (healing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang