bab 30

1.3K 143 15
                                    

“Maaf, nyonya Kemuning kehilangan bayinya. Usia kandungannya baru tujuh minggu.”

Saat Dokter menyatakan keterangan yang menyakitkan itu. Elang Cuma bisa memejamkan mata lalu mengusap kasar wajahnya. Ia tahan tangannya supaya tak sampai menonjok dinding rumah sakit.

“Apa bayi Kami tidak bisa diselamatkan?”

“Sayang sekali tidak. Kami menunggu tanda tangan anda untuk surat ijin kuret. Silakan ke bagian administrasi. Kami akan menangani nyonya Kemuning satu jam lagi.”

Elang tak punya pilihan. Sekali lagi ia menatap istrinya yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang. Ia memohon ampun dan mengucapkan beribu maaf atas lara yang kemuning derita. Elang berjanji apa pun akan ia lakukan untuk menebus semua kesalahannya pada sang istri.

“Elena bangun, dia mencarimu?”

“Beritahu dia. Aku tak bisa menemuinya untuk saat ini.” Elang tak mau membuat Elena bersedih. Elang masih diliputi emosi karena kehilangan bayinya. Ia tak mau salah bicara.

“Kau tidak mau menemui Elena karena merasa bersalah pada Kemuning?”

“Bukan Cuma itu. Istriku hamil dan dia keguguran. Kami kehilangan bayi pertama kami hanya karena keegoisanku. Harusnya aku tahu lebih awal kalau Kemuning hamil.”

Derrick kini semakin diliputi beban dosa sekaligus rasa bersalah. “Aku turut prihatin. Karena keinginanku bayimu tidak ada.”

Derrick memberi Elang dukungan dengan memeluknya lalu menepuk punggungnya beberapa kali. Mereka saudara walau tidak terikat hubungan darah. Yang satu sakit maka yang lainnya juga merasakan sakit yang sama. Derrick tidak pernah melihat Elang sesedih dan selemah ini. Ia cukup tahu seberapa besar Elang mencintai istrinya . Derrick tidak pernah berdoa bahkan sejak hidupnya terjal ia lupa keberadaan Tuhan namun untuk kali ini pengecualian. Ia hamba penuh dosa memohon kepada Tuhan agar melunakkan hati Kemuning agar rumah tangga saudaranya tetap utuh dan kembali rukun seperti semula.

Setelah sadar dan tahu apa yang menimpa dirinya. Kemuning jadi patung, lebih banyak diam dan tidak mau makan. Untungnya tangan Kemuning masih tertancap selang infus hingga tidak begitu kelihatan lemas. Ia jelas merasa kehilangan, anak yang dinanti, kehamilan yang akan jadi kejutan kini malah hilang. Harapannya pun ikutan musnah.

Air matanya mengalir, musibah yang menimpanya bukan mimpi justru impiannya yang sirna. Apa meman seorang Padma ditakdirkan selamanya hidup di Hutan tanpa boleh melihat dunia luar dan merasakan kesenangan duniawi. Padm bagai biksu suci yang tak boleh merasakan dan mengungkapkan hasrat. Ini hukuman untuknya karena meninggalkan pohon suci serta melalaikan tugasnya sebagai seorang Padma.

“Makanlah sedikit.”

Elang sudah ke berapa kali membujuknya namun kemuning malah balik badan, memunggungi sang suami. Lukanya  masih basah bahkan perutnya tak merasa lapar. Ia masih terluka serta sedih, bukan maksud menyalahkan Elang. Kemuning yang salah karena mencintai penjahat. Penjahat tidak ada yang baik, segalanya dilakukan untuk meraih tujuan. Bahkan cinta mungkin bisa dikondisikan. Itu yang membuat Kemuning menangis.

“Maaf. Aku minta maaf karena aku semua hal buruk menimpamu. Mulai dari kau kehilangan nenekmu, kehilangan rumah sekarang kehilangan bayi kita.”

“Dia bayiku...,” bntahan kemuning lirih namun mampu menusuk hati.
Elang tak mampu menyangkal karena kehilangan kata-kata serta siap menangis. “Tolong pergilah, tinggalkan aku sendiri.”

“baiklah, aku akan ke luar tapi aku akan menaruh Mira di sini.”
Tak ada sahutan yang ada Cuma bunyi pintu dibuka dan kemudian ditutup. Kemuning tak peduli siapa yang masuk. Ia lebih memilih menatap tembok dari pada melihat wajah manusia.

Berbaring berjam-jam membuat punggung Kemuning kaku. Ia bukan lumpuh, kakinya masih kuat berjalan, infusnya juga sudah habis dan dicabut. Mira yang menunggunya malah tertidur di sofa padahal ia membutuhkan wanita itu. Kemuning turun lalu mengguncang tubuh Mira. Mira yang langsung menatap wajah snag nyonya langsung kaget dan hampir berteriak kalau tidak Kemuning bekap

“Tenanglah"

“Nyonya membuat saya takut. Nyonya mau apa?”

Kemuning paham pandangan Mira yang seolah menatapnya sebagai manusia istimewa yang patut ditakuti. Ia sekalian saja berlagak seperti nyonya kejam berkekuatan sihir jahat. “Bawakan aku kursi roda, aku mau ke suatu tempat.”

“Ke mana? Nyonya tidak akan kabur kan.”

“Tidak! Aku mau ke tempat Elena.”

Mira mana berani membantah padahal ia masih ngantuk.
Kemuning ingin melihat keadaan Elena. Ia ingin menuntaskan tugasnya serta mengukur sampai mana pengorbanannya dianggap pantas. Elena kemarin seingatnya sudah bisa membuka mata, mungkin saat ini wanita itu sudah bisa duduk namun dugaannya salah. Ekspektasinya melampaui kenyataan. Elena duduk dengan baik di ranjang. Elena bisa dikatakan cukup sehat untuk orang yang koma selama tiga tahunan lebih.

Wajah pucat Elena kini terlihat lebih cerah dan bersemu merah. Wanita itu tersenyum bahagia serta mulai bercerita namun lawan bicara Elena membuat hati Kemuning sesak. Elang berada bersama Elena sedang mengobrol, mungkin mengingat kenanngan lama mereka atau mungkin melanjutkan hubungan yang terpaksa kandas karena kehadirannya. Entahlah yang mana. Semua pilihan menyakitkan baginya. Ia bukan Cuma patah namun juga hancur.

“Kita kembali ke kamar.”

“Anda tak mau masuk.”

Kemuning Cuma menatap galak ke arah Mira dan sang asisten langsung memutar kursi rodanya. Tangisnya tak bisa ditahan, baru beberapa meter bahunya sudah naik turun, terisak-isak. Elena bangun dari koma kini gilirannya yang terganti atau memang Kemuning lebih baik tau diri. Mira tak berani bersuara ketika mendengar suara isakan. Asisten Kemuning itu malah menahan nafas sejenak. Ada yang bilang jika paranormal sakit hati mereka akan mengirimkan teluh. Mira tak mau jadi sasarannya.

“Kemuning?”

Tak disangka Tara datang bersama Esa setelah menempuh perjalanan jauh.

“Bibi.”

Ia langsung memeluk Tara dan langsung menumpahkan tangis pilunya. Tara paham kehilangan anak memang sulit diterima dan keponakannya mungkin sedang senang-senangnya menyambut anak pertama. Tak disangka Tara saja jika Kemuning keguguran ada hubungannya dengan Elang.

**********

The healer sudah tamat ada di karya karsa atau pun KBM ya. Di Wattpad tidak dilanjut. Cukup segini aja

Padma kemuning (healing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang