Bab 2

5.3K 538 13
                                    


Kemuning mendesah sebal pandangannya melongok ke bawah. Tampak dedaunan yang kering dan ranting-ranting pohon yang patah. Hutan ini ia kenal sejak lahir, Hutan Ganpati. Orang-orang menamai seperti itu karena siapa pun yang masuk ke dalam hutan ini akan menemui ajal. Mitos itu bukan tanpa sebab, hanya sedikit orang tahu kalau di dalam hutan terlarang ini berisi makhluk-makhluk buas nan mistis.

Bagi orang hutan ini menakutkan tapi bagi Kemuning, Hutan Ganpati adalah rumahnya. Tempat ia harusnya berada. Padma Kemuning gadis penjaga hutan.

"Padma, Kenapa kamu disini?" Kemuning menoleh, kali ini binatang apa yang bicara dengannya. Seekor burung pipit yang cantik, kakinya menggenggam sebuah biji. Burung itu cuma mengepak-ngepakkan sayap namun enggan bertengger. "Apa kau di hukum sehingga di suruh merenung di rumah pohon. Kali ini apa kesalahanmu?"

"Aku menggunakan kekuatan ku untuk menolong orang asing." Yah dia berada di rumah pohon bukan untuk piknik, tapi dihukum karena ketahuan menolong lelaki asing di rumahnya. Bukan salahnya, pria itu butuh di tolong. Nenek pernah bilang Kemuning dapat mengunakan kekuatannya jika terpaksa.

Burung pipit bersiul dengan senang sambil menari-nari. Karena merasa di ejek Kemuning menghempaskan burung kecil itu dengan tangannya. "Rasakan!!"

"Kenapa nona?" Kemuning tentu tak sendirian berada di rumah pohon. Siapa yang mengurus kebutuhannya kalau bukan seorang perempuan kerdil bernama Layon.

"Tak apa Layon, Apa makan siangku sudah siap?"

"Sudah nona, Ayo kita makan".

Kemuning duduk bersila di atas sebuah alas debog (pelepah pisang yang sudah di keringkan dan di anyam ). Walau makanannya hanya sederhana, nasi dan juga sayur asem tapi memang masakan Layon terkenal enak.

"Setelah makan aku akan pulang mengambil buku dan juga penerangan. Di sini kalau malam pasti gelap," ujarnya beralasan. Kemuning bosan, Ia ingin berjalan-jalan mengintip para gadis yang sedang belajar menjahit. Kemuning kan juga ingin punya ketrampilan, mau juga bermain dengan sebayanya.

"Tapi kata nenek nona, nona tak boleh keluar dari rumah pohon sampai nyonya Yatri mengijinkan."

"Maka jangan bilang nenek, Jangan jadi tukang ngadu!! Aku pergi dan akan segera kembali dengan cepat." Layon tak bisa melarang nonanya yang keras kepala ini. Sudah jadi tugas orang-orang kerdil seperti Layon untuk menjaga dan mengabdi pada para 'padma'. Padma adalah sebutan bagi perempuan penjaga hutan, Padma berarti bunga bakung, bunga jantung hutan.

Setahu Layon sudah hampir pasti 50 tahun Yatri menjadi Padma penjaga hutan tanpa seorang pun pengganti padahal ia punya dua orang putri. Padma Kemuning  hanyalah seorang cucu dari putri pertamanya tapi ia di embankan tugas untuk manjadi Padma berikutnya.

Gadis itu baru berusia 19 tahun. Pengalamannya minim tentang hutan walau ia punya kelebihan mempunyai kekuatan penyembuh tapi tetap saja Layon ragu. Kemuning bisa menjadi Padma berikutnya. Apalagi Kemuning gadis pintar, rasa ingin tahunya terhadap dunia luar sangat tinggi dan gadis itu suka sekali membangkang.

🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝

Sial untuk Kemuning hari ini para gadis libur, tak belajar menjahit. Jadilah ia hanya mendapatkan hasil yang kosong. Dengan kesal Kemuning mencabuti daun keladi sambil berjalan. Ia melangkah pulang ke gubuk neneknya kemudian  berhenti karena terhadang sesuatu.

"Padma,,, nenekmu telah pergi ke desa di balik bukit untuk membantu orang uyang tulangnya patah."

"Terima kasih Momo." Momo adalah kucing hutan peliharaan Kemuning. Kucing paling setia, Karena ia ada semenjak Kemuning berusia 10 tahun. Dengan sayang dan hati-hati ia menggendong Momo untuk berjalan pulang tapi Kemuning ingat di rumah sang nenek ada orang asing. Ia berputar arah, masuk rumah lewat pintu belakang seperti pencuri. Mengendap-endap masuk ke kamarnya mencari-cari buku yang biasa ia baca dan kemudian mengambil sebuah pelita.

Padma kemuning (healing) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang