Bab 7

3K 371 12
                                    


Sabrina sudah berdandan secantik mungkin. Ia menyiapkan diri untuk menyambut Elang datang. Derrick mengabarinya kalau mereka akan sampai di rumah setengah jam lagi. Tak sabar rasanya Sabrina berjumpa dengan Elang setelah hampir  dua minggu lebih tak melihat laki-laki yang di kaguminya dari kecil itu.

Mobil alphard yang mereka tumpangi sudah memasuki pintu gerbang mansion. Sabrina merapikan diri, menyuruh pelayan untuk menyambut para tuannya. Senyum tak berhenti ia sunggingkan, tangan Sabrina rentangkan lebar-lebar untuk menyambut Elang namun Sabrina harus menurunkan tangannya. Elang keluar mobil bukan hanya dengan Derrick namun ada seorang gadis asing yang nyelip di antara mereka. Gadis kumal dan udik masuk kediaman mereka.

"Selamat datang tuan!"
Harusnya Sabrina mengikuti para pelayan untuk menyambut tapi ia terlalu kepikiran dengn sosok asing di sebelah Elang.

"Sabrina, kemarilah!!" panggil Elang merentangkan tangannya. Sabrina tersenyum ia memeluk Elang dengan sangat erat.

"Kakak, selamat datang!!"

"Kau sehat-sehat saja?"

"Harusnya aku yang tanya itu setelah kakak menghilang tanpa kabar," jawab Sabrina manja lalu melirik ke arah gadis asing yang sedari tadi hanya menunduk.

"Oh iya aku kenalkan," Elang menarik tangan Kemuning. "Ini Kemuning, orang yang telah menolongku."

Kemuning mengulurkan tangan takut-takut. Ia menyadari pandangan Sabrina yang menatap sinis padanya. "Kemuning."

"Sabrina."

"Oh iya Kemuning, Sabrina ini adalah adikku." Sabrina melotot tak terima. Demi Tuhan dia bukan adik Elang, Sabrina memang saudara Derrick namun bukan saudara Elang.

"Senang berkenalan dengan anda." Tangan Kemuning terulur namun sayang Sabrina malah tak menerimanya. Sabrina mengibaskan poninya dengan sombong.

"Oh iya Sabrina, Kemuning akan tinggal di sini untuk sementara. Dia tamuku maka berlakulah baik padanya." Sabrina tahu yang baru saja ia lakukan adalah sebuah tindakan tidak sopan tapi sudahlah Sabrina tak berminat untuk menyapa gadis itu.

Elang memerintahkan seorang pelayannya untuk menunjukkan kamar tamu untuk Kemuning. Elang memperlakukan Kemuning dengan baik selayaknya seorang teman namun tetap saja Kemuning merasa asing. Ini rumah bukan rumahnya walau mewah. Kemuning lebih nyaman berada di rumah pohon berteman dengan dedaunan dan burung.

Begitu Elang sudah tak nampak lagi, Sabrina menarik lengan Derrick dengan kasar. "Siapa perempuan itu? Dia berasal dari mana? Kenapa dia harus tinggal bersama kita?"

"Dia orang yang menyelamatkan nyawa Elang, dia jadi incaran Alfonso karena menolong Elang makanya tinggal di sini." Derrick melepas paksa cengkeraman tangan adiknya. Ia tak habis pikir, Sabrina kenapa selalu bersikap begitu ketus pada setiap perempuan yang Elang bawa. Derrick tahu Sabrina menyukai Elang namun saudara angkatnya itu tak pernah merasakan hal yang sama.

"Apa perempuan itu begitu penting bagi Elang?"

"Sabrina, dengarkan aku. Penting atau tidak. Dia tetap tamu Elang jadi kita harus menghormatinya." Derrick meninggalkan Sabrina yang menghentak-hentakan kaki karena kesal. Elang sudah memberi segalanya untuk dua saudara itu. Apa Sabrina masih kurang hingga meminta cinta Elang?

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Sumpah tubuh Kemuning sudah lelah sekali namun matanya enggan terpejam. Ia ingat bagaimana api membakar rumahnya dan menghanguskan sang nenek. Kini pastilah neneknya sudah menjadi abu dan tak dimakamkan dengan layak.

Apa dia pelajari saja buku mantra kegelapan agar bisa membuat neneknya hidup kembali paling tidak jasadnya utuh agar bisa Kemuning kuburkan. Namun ia ingat neneknya selalu mewanti-wanti agar ia tak pernah memelajari buku mantra kegelapan. Kemuning jadi penasaran, selama ini ia tak pernah melihat buku itu. Dimana ya neneknya simpan?.

Padma kemuning (healing) Where stories live. Discover now