Bab 26

715 132 13
                                    

Kemuning menerima paket kiriman dari sang Bibi berikut sebuah surat. Entah kenapa Tara seperti tahu masalah yang menimpanya. Tara tak perlu diminta, mengirimkan beberapa buku kuno serta mantra yang tersimpan rapi di rumah pohon. Untunglah buku-buku ini tak ikut terlalap api ketika rumahnya terbakar.

Kemuning membuka sebuah buku kuno bersampul kulit harimau tutul. Kertas kulit itu terlihat usang dan berdebu namun untunglah ia masih bisa membaca bahasa kuno yang terdapat di dalamnya. Kemuning takjub dengan kemampuannya sendiri sebab Yatri tidak mengajarinya banyak tapi ia seperti paham dengan sekali lihat.

Buku ini tak berisi mantra namun gambar serta keterangan penerapan ilmu hitam serta ilmu yang berhubungan dengan jiwa. Kemuning membacanya untuk menyelamatkan Elena bukan untuk mendapatkan kekuatan seperti Helga.

“Kau sedang membaca apa? “ Kemuning tersentak dengan sapaan Sabrina. Dengan refleks ia menutup bukunya. Tak biasanya Sabrina menyapanya. Mereka satu rumah namun gadis ini tak muncul ketika Kemuning resmi menjadi nyonya rumah.

“Membaca buku yang bibiku kirim. “

“Maaf jika aku mengganggumu. “ Sabrina minta maaf. Ini hal yang langka sekaligus aneh.

“Tidak. “

“Maaf juga aku tidak pernah menemuimu setelah kau menikah dengan Elang. Aku beberapa minggu ini merasa kecewa dengan keputusan Elang yang tiba-tiba. Bisa dikatakan aku cemburu. Selama ini aku adalah satu-satunya gadis di sekitar Elang dan tiba-tiba kau hadir. Elang langsung menjadikanmu istrinya. Aku kesulitan menerima itu. Untungnya setelah beberapa minggu aku berpikir, aku sadar. Elang menganggapku sebagai adik, aku harus bahagia jika ia bahagia. “Sungguh lapang hati Sabrina. Kemuning tersenyum lega setidaknya ia tidak akan menjadi penghancur untuk ikatan keduanya yang sudah terjalin sejak kecil. “Elang seperti kakakku, sekarang berarti kau adalah kakak iparku. “

Sampai mati pun Sabrina tak akan menganggap Kemuning bagian dari keluarga ini. Kalau bukan untuk memuluskan rencanaya mana mau Sabrina berpura-pura ramah dan baik.

“Aku mengerti apa yang kau rasakan. Aku akan begitu juga jika jadi kau. Aku datang lalu mengambil tempat penting di sisi Elang. “

“TTidak... tidak...” Sabrina mengibaskan tangan. “Elang memilihmu karena mencintaimu, kalian berjodoh. “Dan apa yang telah Tuhan satukan sebentar lagi akan Sabrina pisahkan. “Kalian serasi. “

“Sungguh?”

“Tentu saja. Kau satu-satunya wanita yang dapat meluluhkan sikap Elang yang dingin serta kaku itu. “

Satu-satunya wanita yang akan meninggalkan Elang juga. “Belum. Sikapnya masih sama. “

“Tidak jika menyangkut dirimu.” Sabrina mengawasi kardus yang ada di meja. Di dalamnya terdapat beberapa buku lama yang tak layak untuk dibaca bahkan Sabrina tahu jika si pengirim pastilah orang miskin yang tidak mampu mengirimkan barang bagus untuk keponakannya. “Apa yang bibimu kirimkan. Aku boleh tahu. “

“Ada buku dan beberapa tanaman herbal dari hutan. “

Sabrina sudah tebak jika saudara Kemuning adalah manusia primitif yang mengungsi di hutan belantara yang tentu tak punya adat serta kelas. “Aku jadi ingat dengan saudaraku. “

“Kau punya saudara lain selain Derrick atau Elang. “

“Tentu. Aku dulu punya Elena. Putri ketua klan sebelumnya. Sayang dia sedang sakit. “ Mata Kemuning nampak melebar, Sabrina tahu pancingannya akan berhasil.

“Elena koma di rumah sakit kan? “

Sabrina pura-pura terperanjat, “Kau tahu tentang Elena? Ku kira Elang akan menyembunyikannya. “

Padma kemuning (healing) Where stories live. Discover now