Bab 24

709 106 8
                                    

Elang tentu saja murka ketika mendengar bahwa istrinya kabur dari penjagaan. Apa yang dipikirkan Kemuning sampai melakukan ham seperti ini. Apa selama ini wanita itu merasa terkekang dan tidak bahagia sehingga memilih pergi darinya tapi setelah dipikir kembali, Kemuning bukan tipe wanita seperti itu. Kekhawatirannya surut ketika melihat sang istri masuk rumah melalui gerbang.

Elang siap mengumpat atau membentak namun semuanya urung ketika Kemuning malah memeluknya lalu menangis. Apa terjadi sesuatu dengan sang istri, siapa yang berani menyakiti Kemuning.

“Kau dari mana? Apa ada yang melukaimu?”

Elang merasakan gesekan di dadanya. Kemuning menggeleng keras lalu perlahan menangis sesenggukan dalam pelukannya.

“Lalu kenapa kau menangis?”

Kemuning masih enggan menjwab, ia malah semakin mengeratkan pelukannya. Saat ini Kemuning sangat butuh Elang sebagai penopang. Bagaimana ia melanjutkan hidup sekarang setelah mengetahui semua faktanya.

“Kenapa hidupku begini? Kenapa dia masih hidup.”

“Siapa dia?” tapi tak ada gunanya menanggapi Kemuning yang kalut. Lebih baik segera membawa sang istri masuk rumah.

Setelah berada di atas ranjang pun Kemuning Cuma bisa menangis sembari menekuk lutut. Matanya semakin merah karena makin banyak air mata yang mengucur. Makanan dan minuman enak yang di antar ke kamar namun Kemuning memilih membiarkan makanan itu dingin. Elang khawatir dengan perubahan sikap sang istri.

“Mau ku suapi atau kau mau menceritakan apa yang kau lalui saat hilang dari pengawasan.”

Mata Kemuning yang sembab dan berkornea coklat terang itu menatap Elang lama. Bukan tatapan menantang atau marah tapi tatapan minta dikasihani.

“Apa yang terjadi?”

“Dia masih hidup,” jawabnya terbata sembari mengusap air matanya dengan kasar. “Ibuku, wanita jahat itu masih hidup.”

Elang yang cukup paham langsung merebahkan kepala sang istri pada dadanya yang bidang. Ini masalah serius, ia sendiri juga tidak tahu kalau Kemuning masih punya keluarga lain selain Tara, bibinya. “Kau pergi karena menemuinya?”

“Iya. Awalnya aku tidak tahu kalau dia ibuku lalu setelah semuanya terungkap aku jadi membencinya, sedih dan kesal. Kesal kenapa aku pernah merindukan manusia seperti Helga.”

“Helga? Helga Zeldan?”

“Iya. Perempuan kejam itu adalah ibu kandungku, ibu yang melahirkanku.”
Kenyataan ini menghantam elang. Bukan berarti ini adalah sesuatu yang penting, yang dapat mengubah perasaannya pada Kemuning namun secara tak langsung klan Montana akan berhubungan erat dengan klan musuh.

Elang tidak menginginkan dekat-dekat dengan Issac, bahkan ia juga akan berusaha menjauhkan Kemuning dari Helga. Issac memanfaatkan kemampuan Helga, dia juga sama kan?

“Itu informasi yang sulit dipercaya. Bisa saja Helga berbohong?” andai begitu, semuanya akan lebih mudah.

“Dia tidak berbohong. Kekuatan kami membuktikannya. Dia mengaku membuangku, membunuh ayahku dan menguasai ilmu hitam. Dia memintaku untuk bergabung bersamanya.”

“Kau setuju?”

“Bagaimana aku bisa setuju untuk menyakiti orang. Kekuatanku menyembuhkan luka bukan menghilangkan nyawa. Aku menolaknya tapi aku tidak bisa menolak kenyataan bahwa darah kami sama, kami terikat hubungan ibu dan anak. Semua ini membuatku sedih dan juga takut.”
Kemuning mengeratkan pelukannya pada Elang seperti takut jika sang suami akan menghilang. “Aku takut dengan kekuatanku, aku takut suatu hari berubah sejahat Helga dan yang paling ku takutkan kau akan memandangku berbeda setelah ini.”

Elang menghapus air mata Kemuning lalu mengecup mata wanitanya dengan lembut dan penuh rasa sayang. “Kau berbeda, Jiwa dan hatimu murni. Kekuatanmu diciptakan untuk menghapus kesakitan.”

“Tapi aku akan jadi penyihir sama seperti Helga.”

“Kalian berbeda jalan.”

“Berjanjilah padaku,” pinta Kemuning sambil memegang tangan Elang dan menatap matanya secara langsung. “Kau tidak akan meninggalkanku. Jika aku berubah jadi seperti Helga, tolong tarik aku kembali dan jika aku menjadi semakin jahat. Bunuh aku dengan tanganmu sendiri.”

“Kemuning... Permintaan ini sungguh aneh dan sulit dilakukan.”

“Berjanjilah. Kau tidak akan membiarkanku berubah menjadi monster.”

Permintaan yang mustahil namun mata Kemuning menyiratkan harapan, mata jernih istrinya menyertakan sebuah kepercayaan. Elang tak akan sanggup menyakiti Kemuning dengan tangannya sendiri. Bahkan ketika sekarang perasaannya pada wanita ini telah berubah menjadi semakin dalam. “Aku mungkin bisa memenuhi permintaanmu namun aku tidak bisa menjamin bahwa aku akan tetap hidup setelah melakukan itu.”

Jari telunjuk menutup mulut Elang yang bicara sembarangan. “Kau kira aku akan tetap hidup jika kau mati. Aku akan menggenggammu terus dan tak akan membiarkanmu berubah menjadi penjahat atau monster. Aku akan memastikan hatimu yang murni akan tetap sama karena aku sangat mencintaimu, aku menginginkan Kemuning yang ini bukan yang lain.”

Kemuning mengikis jarak keduanya dengan ciuman hangat. Pada akhirnya Elang menyatakan cinta, pada akhirnya perasaannya terbalas. Suaminya mencntai dirinya, takut kehilangannya. Kemuning mendapatkan hadiah yang sangat indah, kebahagiaan sudah di depan mata namun tetap saja ada aral lintang dan badai yang akan menerjang keduanya sebentar lagi

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Setelah Kemuning kabur, penjagaannya semakin diperketat. Penjaganya tetap berjumlah sama namun  penaggung jawabnya sekarang langsung dibawah kepemimpinan Derrick. Gerak-gerik Kemuning semakin dipersempit, ia tak akan mudah ke luar rumah. Bukan karena Elang tidak sayang dan peduli namun suaminya sangat khawatir jika pihak Klan Zeldan akan mencoba menemui Kemuning lagi.

Helga bukan Cuma lisik namun juga menghubungi Kemuning lewat telepati bahkan mimpi. Kemuning sering menerima sinyal dari Helga walau pada akhirnya ia tutup paksa. Helga sangat jahat, ia bisa meniupkan sihir dari berbagai celah. Bahkan kemuning khawatir jika Helga akan melumpuhkan pikiran Elang. Maka Ia diam-diam membuat mantra pelindung untuk membentengi suaminya walau setelah melakukan itu tenaganya akan sering habis dan efeknya ia terserang sakit kepala.

“Kau punya rencana hari ini?” Derrick tiba-tiba muncul di hadapan Kemuning dan bertanya.

“Tidak. Kalau aku pergi, aku perlu ijin Elang dulu sehari sebelumnya. Merepotkan memang namun ia melakukannya demi kebaikanku.”
Derrick mengangguk tanda paham. “Kau bisa pergi jika aku juga mengikutimu.”

“Tak perlu repot-repot. Kau bisa pergi kemana pun, hari ini aku akan di rumah saja.”

Derrick seperti menghela nafas serta terdiam lama. Alis Kemuning bertaut, Derrick seperti hendak mengungkapkan sesuatu namun perlu pertimbangan dalam. “Aku sebenarnya ingin mengajakmu ke suatu tempat untuk menemui seseorang.”

“Seseorang? Seseorang seperti orang yang penting, semisal seorang perempuan,” goda kemuning sembari tersenyum penuh arti. Setahunya Derrick tidak pernah dikabarkan dengan seorang perempuan mana pun bahkan ada yang bilang bahwa tangan kanan suaminya ini seorang homo namun tentu saja semua ini omong kosong. Kemuning dapat membaca orang sampai ke dalam sanubari. Di diri Derrick tidak ada tanda-tanda penyuka sesama jenis malah sekarang aura pria itu keluar semburat merah jambu yang menandakan perasaan istimewa pada seorang wanita.

“Bisa dikatakan begitu. Aku tahu kemampuanmu menyembuhkan luka.”

Kemuning terperanjat. Kekuatannya yang tahu Cuma Elang. “Suamiku yang cerita.”

“Tidak. Aku melihat Kemampuanmu sendiri saat mengobati luka tembak Elang.” Kemuning memejamkan mata, salahnya sendiri yang ceroboh. “Aku memintamu untuk membantuku menyembuhkan seseorang.” Seseorang yang penting untuk Derrick sampai pria ini berani bicara padanya, membahas kelebihannya secara langsung dan meminta pertolongan.

“Siapa dia?”

“Seorang teman yang sangat penting untuk kelangsungan klan.”

🍀🍀🍀☘️☘️☘️☘️☘️

Jangan lupa vote dan komentarnya. Slow update

Mau cepet. Beli di karya karsa atau KBM. Dengan nama akun yang sama, rhea Sadewa

 Dengan nama akun yang sama, rhea Sadewa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Padma kemuning (healing) Where stories live. Discover now