Bab 19

1K 122 3
                                    


Keduanya sudah tidak bertemu lama sekali namun masing-masing mengenal satu sama lain dengan baik. Kemala banyak berubah, wanita yang dulu tak begitu cantik itu kini bertambah semakin tak menarik dengan hiasan uban dan juga kerutan. Helga atau Kenanga bisa menyombongkan diri dengan penampilannya yang sekarang. Meski usianya hampir empat puluh tahun namun wajahnya masih cantik. Penampilannya begitu anggun karena di tunjang oleh kekuatan uang.

“Apa kabar adikku tersayang?” Helga menyapa dengan senyum mengerikannya. Ia melepas sarung tangannya lalu meletakkan benda itu ke dompet lipatnya yang berbahan kulit ular.

Sedang Tara memasang muka penuh permusuhan. “Mau apa kamu ke sini?”

“Aku datang sebagai tamu karena mendapatkan undangan. Aku bukan Kenanga namun Helga Zeldan. Aku selalu di undang di tempat terhormat.”

Tara mengeluarkan tawa dengan nada penuh ejekan. “Aku lupa dan kehormatan itu di dapat dengan menggadaikan harga diri dan hati nurani. Ku kira setelah lama hidup enak. Kamu berubah. Nampaknya semakin parah.”

“Aku tahu kau berkata begitu karena iri padaku. Apa enaknya hidup dengan pria miskin dan membuka bisnis peramal nasib? Kemampuanmu hanya sebatas itu. Dulu harusnya kamu rajin membaca buku mantra atau buku herbal Ibu,” Tara tahu jika sedang diejek. Helga begitu rajin sampai mempelajari buku ilmu terlarang yang dicurinya juga. Itulah keunggulan Kenanga selain berwajah cantik, kakaknya juga kelewat cerdik.

“Biarkan miskin tapi aku bahagia, aku punya suami baik dan anak lelaki andalan. Apa yang kamu dapatkan sekarang?” Kenanga melebarkan mata lalu melempar tatapan malas ke arah sang adik. “Apakah itu alasanmu datang ke pernikahan putrimu? Kamu tahu kan kalau Kemuning bayi merah yang kamu tinggalkan bersama Ibu.”

“Aku tahu.”

“Kamu masih berani datang setelah tahu?”

“Yang penting dia tidak tahu.”

Tara menggeleng tak percaya. Perangai buruk Kenanga tak berubah, dia tetap perempuan paling egois dan tak punya hati. “Pergilah. Jangan dekati Kemuning. Aku akan ke hutan menggantikannya, biar dia bahagia menjalani pernikahannya.”

Kenanga alias Helga malah bertepuk tangan. “Mau menjadi bibi yang baik. Menebus dosa karena meninggalkan ibu?”

“Aku melakukan kewajibanku, yang semula jadi kewajibanmu tapi ilmumu yang sekarang sangat bertentangan dengan Pohon kehidupan.”

Helga tersenyum licik. Pohon kehidupan, jantung hutan yang sangat besar menyimpan kekuatan. Kekuatan itu mematikan untuk Helga. Hidupnya juga terlalu bahagia, jika harus ditukar dengan kesepian menepi di hutan belantara.

“Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Kemuning cepat atau lambat akan berhadapan denganku secara langsung. Baguslah kalau kamu menjadi petapa, jadi tak akan mengganggu urusan kami.” Helga melenggang pergi meninggalkan saudara perempuannya yang menggeram layaknya anjing galak. Kenyataan kalau Kemuning adalah buah hatinya tak mengusiknya sama sekali malah ia ingin tahu seberapa besar, kekuatan yang disimpan gadis itu. Kekuatan besar tapi tak terkendali, pasti akan berbuah petaka.

**************************************

Tidak ada malam pertama di antara keduanya, membuat kemuning lega sekaligus kecewa. Neneknya pernah bilang apa yang dilakukan sepasang suami istri, tapi cerita itu baginya juga cukup ngeri. Pada malam pengantinnya, Kemuning juga ditinggal sendirian, tak tahu Elang di mana. Katanya pria itu merayakan bersama kawannya dan tentu Kemuning diajak ikut bergabung dengan segerombolan pria.

Paginya, ia disuruh berkemas dan mereka rencananya akan bulan madu ke Jepang. Kemuning tak perlu repot-repot karena Elang sudah menyiapkan sekoper pakaian dan juga alas kaki, tak lupa topi serta tas. Kemuning tidak tahu kenapa harus membawa barang sebanyak ini namun membayangkan apa yang mereka akan lakukan di sana, pipinya berubah menjadi merah.

Setelah tujuh jam keduanya naik pesawat, akhirnya mereka sampai di bandara Narita. Kemuning tak henti-hentinya mendongakkan kepala karena saking takjubnya melihat belahan dunia lain. Jika ia bersikeras hidup di hutan pastilah dunia yang indah tak akan pernah ia saksikan. Rupanya anak buah Elang juga telah menunggu mereka. Elang memperlakukan Kemuning dengan baik seolah ia adalah putri. Kemuning dibukakan pintu, dibawakan kopernya dan di gandeng layaknya pasangan.

Ia tahu memilih Elang sebagai suami adalah keputusan tepat serta benar walau ia juga ragu akan profesi lelaki ini. Penjaga yang banyak tak membuat Kemuning nyaman, malah ia mawas diri jika ada bahaya. Mereka menyewa sebuah suit room di sebuah hotel bintang lima di Tokyo. Kemuning dimanjakan dengan kemewahan dan juga fasilitas nomor satu.

“Tempat ini begitu indah. Aku tidak mengira bahwa ada tempat lain di dunia ini yang dipenuhi gemerlap lampu,” ujarnya sembari menatap pemandangan kota melalui kaca jendela.

“Apa ini membuatmu senang.”

Elang bertanya sembari melakukan gerakan tiba-tiba. Pria itu memeluk tubuh Kemuning dari belakang lalu mendaratkan kecupan di bahunya yang masih tertutupi gaun. Bau sabun cologne Elang membuat Kemuning meremang. Apalagi dada Elang yang bidang menekan keras punggungnya. Kemuning canggung namun berusaha senyaman mungkin.

Bulu kuduk Kemuning berdiri ketika bibir Elang menyusuri leher lalu ke atas menuju cuping telinga. Kemuning mendesah saat bulu-bulu halus suaminya menggelitik bagian belakang telinganya yang sensitif. Kemuning tak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Ia ingin lebih-lebih dan mendambakan bibir Elang menuju ke tempat lain.

Entah apa yang merasuki Kemuning hingga berbalik lalu memegang dagu sang suami dan mendaratkan kecupan amatir. Elang tersenyum menanggapi inisiatif Kemuning namun biarlah ia sebagai suami yang memimpin di malam istimewa mereka. Walau hubungan mereka berdasarkan sesuatu yang rapuh, tapi Elang tak main-main melaksanakan kewajibannya.

*****************

Jangan lupa vote dan komentarnya

 kalau gak sabar bisa baca selanjutnya di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 kalau gak sabar bisa baca selanjutnya di sana. Tapi aku akan upload juga di sini walau part2 terakhir bakal di karya karsa.

Oh baca juga hopeless yang ada di rheasadewa2 part sampai 20 an lebih masih ku sisakan. Lengkapnya di google play book. Ingat jangan beli bajakan

 Ingat jangan beli bajakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Padma kemuning (healing) Where stories live. Discover now