Bab 1

10.5K 708 20
                                    


Padma Kemuning, Nama yang berarti bunga bakung kuning. Kenapa nama itu  diberikan oleh kedua orang tuanya? Konon Kemuning pada saat  lahir, kulitnya kuning langsat dan bercahaya. Sayangnya Kemuning tak pernah tahu seperti apa rupa kedua orangtuanya. Kata nenek Yatri, nenek Kemuning. Ayah Kemuning sudah meninggal sebelum ia lahir dan ibunya meninggal seminggu setelah melahirkannya.

Tak satu pun foto mereka yang  nenek simpan. Kadang Kemuning merutuk dalam hati kenapa foto orang tuanya tak ada padahal Kemuning sangat ingin melihat bagaimana wajah mereka. Kemuning juga ingin tahu wajahnya dominan ke siapa? Ayah atau ibunya. Nenek selalu bilang kalau wajah Kemuning cantik sama seperti ibunya. Mata Kemuning yang besar sama seperti milik sang ayah.

Kemuning nyaris tak pernah keluar rumah. Kata nenek ia bisa mengundang mata jahat untuk menculiknya. Itu dulu kata-kata yang Kemuning percaya bahwa memang di luaran sana banyak orang-orang jahat tapi kini ia tahu kenapa nenek melarang keluar dan berinteraksi dengan orang lain.

Iya Semua itu karena Kemuning aneh. Kemuning mempunyai kekuatan sihir atau orang-orang di sini menyebutnya tukang sihir atau dukun. Tentu saja Kemuning bukan dukun seperti yang orang-orang ceritakan. Ia tak bisa mencelakai orang atau mengirim teluh. Kemuning menggunakan sihirnya untuk mengobati luka orang lain, menyembuhkan luka. Tapi kekuatannya itu harus di bayar mahal, jika Kemuning bisa menyembuhkan orang makan ia akan kehabisan tenaga dan pingsan. Lamanya ia pingsan tergantung seberapa parah luka orang yang Kemuning tolong. Pernah ia pingsan selama dua hari karena mencoba menghidupkan kucing kesayangannya. Kucingnya hidup tapi ia harus pingsan lama. Mungkin alasan inilah kenapa Kemuning tak diijinkan terlalu sering berinteraksi dengan manusia, takut akan ada orang yang akan memanfaatkan kemampuannya.

Selain memiliki kekuatan penyembuh, Kemuning juga punya kemampuan untuk berkomunikasi dengan hewan dan juga tumbuhan. Dia bisa mengendalikan keduanya, menjinakkan hewan buas dan juga memerintah tumbuhan untuk menggerakkan ranting-rantingnya. Mungkin karena alasan itu juga nenek melarang Kemuning untuk berdekatan dengan orang, takutnya nanti Kemuning di bilang gila karena berbicara sendirian. Sebenarnya kemampuan itu ia miliki bukan tanpa sebab, kemampuan turun temurun dari keluarganya. Keluarga Kemuning memang di embankan tugas untuk menjaga hutan, memelihara keseimbangan ekosistem di dalam hutan Ganpati.

Hari ini cuaca tak bersahabat, ada hujan badai yang sangat lebat membuat nenek Yatri pulang terlambat. Rumah Kemuning yang biasanya terang berubah gelap gulita, ia menggunakan lilin untuk menerangi buku yang sedang dibacanya. Kemuning memang tak mengenyam pendidikan formal tapi untuk membaca, menulis dan berhitung ia bisa. Kali ini  ia membaca buku tentang pengobatan, cara membuat obat-obatan tradisional. Memang ada buku lain yang neneknya punya tapi Kemuning tak suka. Buku-buku nenek Yatri berisi tentang mantra-mantra sihir. Kemuning tak mau memperdalam ilmu sihir, baginya punya kekuatan penyembuh dan berbicara dengan hewan juga tumbuhan itu saja sudah jadi beban.

Dok... dok... dok... pintu kayu tuanya ada yang mengetuk. Ketukannya keras sekali, tak tau apa kalau pintu itu sudah hampir roboh.

"Sebentar... iya."

Ceklek

"Nenek!!" Kemuning terjingkat kaget saat mengetahui kalau neneknya pulang dengan keadaan basah kuyub dan sang nenek tidak sendirian. Ia menyeret seorang laki-laki yang tengah pingsan.
"Siapa ini nek?"

"Sudah kamu jangan banyak bertanya Padma, cepat bantu nenek bawa orang ini." Dengan cekatan Kemuning membantu neneknya mengangkat lelaki asing itu dan meletakkannya di kursi panjang tuanya. Mata Kemuning membola saat melihat darah merembes dari dalam kemeja laki-laki ini, yang basah.
"Dia kenapa nek?"

"Sudah jangan banyak bertanya Kemuning. Nenek akan jelaskan nanti. Sekarang kamu ambil peralatan medis nenek di kamar dan rebus alat-alat itu." Mau tak mau Kemuning menuruti apa yang neneknya perintahkan. Mengambil peralatan medis kemudian merebusnya dalam kauli tembaga besar. Ada alat-alat berbentuk seperti gunting, pisau kecil dan penjapit yang biasa neneknya gunakan untuk mengobati orang yang sakit parah. Apa orang yang ditolong neneknya itu terluka parah juga?

Kemuning hanya terdiam di samping sang nenek. Mengamati apa yang neneknya lakukan. Beberapa wanita yang telah membesarkannya mengelap dahi saat mengeluarkan benda bulat kecil dari tubuh pria asing ini.

"Itu apa nek?" tanya Kemuning yang penasaran melihat besi bulat kecil yang dapat membuat orang terluka.

"Ini peluru,, orang ini mengalami luka tembak."

"Pe.. lu... ru?Apa itu peluru nek? Apa benda itu berbahaya."

"Bukan peluru yang berbahaya tapi pistol si pelatuk peluru yang berbahaya tapi tidak... tidak... keduanya sangat berbahaya." Kemuning membayangkan bagaimana rupa pistol. Jujur ia sedikit bodoh tentang benda-benda modern. Maklum di rumahnya tak ada televisi yang ada hanya radio tua dan usang. Itu pun suka hilang gelombang frekuensinya.

"Nenek, apakah pria ini akan mati?" Yatri hanya diam. Ia mencoba mengambil alat untuk mengeluarkan peluru terakhir yang bersarang di dada laki-laki ini. Nampaknya Yatri kesulitan, peluru terakhir bersarang agak dalam.

"Kita berdoa saja agar ia segera sadar dan nyawanya tertolong." Kemuning yang tengah memegang baskom air. Mengamati relief wajah orang asing ini. Pria yang tampan tapi yang menarik perhatiannya. Di sepanjang lengan kanan sampai ke pinggang bawah di penuhi tatoo bersimbol naga. Kata orang kalau ada orang yang mentato tubuhnya berarti dia orang jahat.

"Kenapa kamu masih berdiam disini terus? Bawa alat-alat itu ke belakang untuk di bersihkan." Kemuning gelagapan, dengan tergesa-gesa ia membereskan alat-alat yang tadi neneknya pakai.
" Kamu tak berniat menggunakan kekuatanmu untuk menolong orang ini kan?" Kemuning menggeleng keras. Neneknya selalu berpesan kalau ia tak boleh dekat-dekat atau menunjukkan kekuatannya kepada orang asing.

"Tidak... nek. Padma mana berani melakukannya." Kemuning segera bergegas meninggalkan ruang tamu. Begitu Kemuning tak terlihat, Yatri mendesah lega. Jangan sampai cucunya itu menggunakan kekuatannya karena ia khawatir kekuatan di dalam diri Kemuning akan di manfaatkan oleh orang jahat. Karena pada dasarnya Padma Kemuning hanyalah seorang anak perempuan dengan keingin tahuan tinggi.

Yatri tak ingin nasib ibu Kemuning menurun ke anaknya. Cukup ibunya yang melanggar aturan, Kemuning akan tetap jadi seorang gadis penurut. Penjaga hutan terlarang, Karena itulah takdirnya.

🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻

Kemuning tak bisa tidur hatinya gelisah Ia jadi memikirkan laki-laki yang dibawa neneknya pulang tadi. Apa tidak apa-apa meninggalkan laki-laki itu di kursi ruang tamu. Udara malam sangatlah dingin. Kemuning kawatir kalau pria itu tambah sakit atau bahkan meregang nyawa.

Dengan pelan-pelan dan mengendap-endap. Kemuning keluar kamar. Berjalan berjinjit-jinjit ke ruang tamu agar neneknya tak terbangun. Benar saja kekhawatirannya terbukti. Laki-laki yang neneknya tolong menggigil kedinginan. Saat Kemuning menyentuh keningnya, badan laki-laki panas.

Kemuning berjalan mondar-mandir, ia bingung. Apa yang harus ia lakukan? Membangunkan neneknya? Oh pilihan yang buruk neneknya sudah cukup kelelahan karena sehabis menolong orang melahirkan dan menolong nyawa laki-laki ini. Haruskah ia membuat ramuan obat penurun panas? Tapi itu akan makan waktu.

Pilihan terakhirnya adalah menggunakan kekuatan penyembuh yang ia miliki tapi bagaimana kalau neneknya tahu? Oh...itu tak boleh terjadi. Bagaimana kalau dia hanya menurunkan panas laki-laki ini dengan kekuatannya. Hanya menormalkan suhu tubuh tak akan menguras tenaga bukan? Setelah laki-laki ini panasnya turun ia akan kembali ke kamar untuk tidur.

Dengan perlahan-lahan Kemuning meletakkan telapak tangannya ke dada laki-laki asing ini. Ia mulai menyalurkan kekuatan penyembuhnya, hanya sedikit sampai suhu tubuh laki-laki ini turun. Ia hanya butuh sedikit kekuatannya, hanya sedikit. Tapi Kemuning tidak tahu kalau menurunkan suhu tubuh orang yang terkena peradangan akibat luka tembak membutuhkan tenaga yang sangat besar. Jadilah saat suhu tubuh laki-laki itu kembali normal, Kemuning lemas dan pingsan di sampingnya.

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

Mencoba cerita baru, genre yang berbeda.

Jangan lupa vote dan Komentarnya!!

Padma kemuning (healing) Where stories live. Discover now