part 4

4.9K 705 18
                                    

"Lepaskan!" teriak Queen kesal, tangan kecilnya memukul-mukul dada bidang Kingsley.

"Tidak mau aku takut," gumam Kingsley.

Queen berdecak, dia mendongak dan melihat tatapan mata Kingsley yang teduh. Bibir pria itu mengerucut, sedangkan rambut hitam legamnya tersibak angin hutan. Indah.

"Astaga, kemana sikap angkuhmu?" tanya Queen terperangah, bisa-bisanya sikap si pangeran berubah seratus delapan puluh derajat. Jika Queen tidak ingat kalau Kingsley mengatainya penyihir jahat, jelek, calon pembunuh mungkin saja Queen akan jatuh cinta pada Kingsley sekarang juga.

"Takut kenapa, hm?" Queen menghembuskan nafas, jemarinya berhenti memberontak.

"Takut." Kingsley mengeratkan pelukannya. "Takut kehilangan kamu," bisiknya.

"Anjing jijik!" Queen bergidik, gadis itu menendang-nendang histeris hingga gaunnya nyaris saja sobek.

Tapi, si pangeran angkuh itu telah terlatih bertahun-tahun di istana, tangan kokohnya bisa dengan mudah menghentikan pergerakan Queen.

"Kamu cantik, indah, dan manis," bisikan Kingsley yang berat membuat Queen meremang, jantungnya mendingin hingga Queen tidak bisa merasakan detaknya lagi. Ini menyeramkan!

"Baiklah ..., jika perlakuanmu masih dalam batasan normal, aku tidak peduli, tapi, jika kau berani macam-macam warrgh!" Queen akhirnya pasrah, dia mencoba memejamkan matanya.

"Lagian, aku lapar, sebaiknya aku menghemat energi daripada melawanmu!"

Sinar jingga menyeruak, sinarnya yang hangat menyapu dua insan yang tengah terlelap dengan posisi saling mendekap erat, seakan tidak mau kehilangan.

***

Kingsley membuka matanya perlahan. Sinar arunika yang hangat menyapa iris hijau-nya. Pria itu mengernyit saat sadar tubuhnya di penuhi semerbak aroma Queen. Suara keciprak air mengalihkan atensi-nya.

Queen berjongkok di batu besar tengah sungai, mengarahkan tombaknya seperti sedang membaca mantra.

"Hei para ikan jelek, aku adalah penyihir paling kejam dan jahat. Keluarlah! Atau aku akan mengutukmu menjadi kecoa!" teriak Queen. Mungkin, terdengar kejam. Tapi nada-nya benar-benar menggemaskan. Tanpa sadar, Kingsley mengulum senyum.

Queen menoleh, pria itu buru-buru menutup mata.

"Sstt King, apa kau punya sesuatu untuk menyalakan api?" Tanya gadis itu setengah berbisik.

Kingsley diam, memejam dengan tenang. Seketika, Queen di landa panik luar biasa.

"Apa ini efek sihir?" Gumam Queen cemas. "Bagaimana cara melepaskan sihir ini? Apa harus di cium? Seperti pangeran yang mematahkan kutukan sihir putri salju," ujar Queen. Dongeng tentang putri yang memakan apel beracun tiba-tiba terlintas di otaknya.

Queen mendekatkan wajah, hembusan nafasnya yang hangat membuat Kingsley menegang. Dia berjanji, akan mematahkan leher Queen jika penyihir gila itu berani melakukan-nya.

"Tapi." Queen menarik lagi wajahnya. "Aku tidak mau di cap penyihir jahat yang menodai calon raja."

Belum sempat Kingsley menghela nafas lega, sebuah benda mungil dan hangat menubruk tubuhnya. Queen mengeliat, mencari kenyamanan di dada bidang sang pangeran.

"Hati kingsley, lepaskan jerat kutukan!" Queen membacakan mantra sambil memegang dada Kingsley. Pangeran itu memerah--bukan karena malu. Tapi ...

"Hoeek!"

Dengan sekali hempas tubuh Queen terjungkal. Kingsley mengibaskan tangan di depan hidung, matanya menghujam tajam pada Queen yang menyeringai polos.

"Kau tahu, di penjara itu tidak ada kamar mandi." Queen cengengesan.

"Ja--jadi?'

"Yap, mungkin ompol membasahi gaunku."

Kingsley dengen geram menarik Queen seperti mengambil anak kucing, jelas saja wanita itu meronta tidak terima. Tapi, tenaga Kingley jauh lebih besar. Tanpa perasaan Kingsley membuat Queen jatuh ke dalam sungai.

"Mandi sana wanita bau!"

"Kyaaak, sini kau! Mari jatuh bersama."

Byuur!

Kingsley nyaris menengelamkan Queen saat wanita itu terpaku pada perut kotak-kotak miliknya.

"Dasar wanita otak kotor!" Kingsley dengan gemas menyentil dahi Queen.

"Jangan menghinaku terus, kau dari awal seakan selalu menjatuhkanku dengan mengataiku 'wanita' seakan wanita itu selalu salah. Akh, andai kau merasakan sulitnya jadi WANITA!"

Ting.

Plop
Plop

"Huwaaaa!"

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Where stories live. Discover now