part 9

3.2K 551 20
                                    

Queen berjalan sambil mengengam ujung jas Kingsley, mereka berhasil melewati gerbang penjagaan dengan drama yang cukup panjang.

"Queen, mungkin kau bisa menceritakan padaku tentang alasan kau jadi penyihir." Kingsley membuka percakapan.

Queen menendang kerikil di depannya, bingung hendak menjawab apa.

"Aku lupa ingatan."

Kingsley berdecih, tapi tetap berhenti saat sadar langkah Queen memelan kaki kecilnya mungkin sudah lelah. Pria itu dengan sigap mengendong Queen.

"Masa kau tidak ingat jati dirimu sendiri, kau adalah Queeny Rose. Putri bangsawan kasta pertengahan, anak yang bodoh, jahat, dan suka menindas adik tirinya!"

Queen berdecak, mulut sialan Kingsley lancar sekali mendeskripsikan keburukannya.

"Aku benar-benar tidak ingat apapun, selain satu fakta bahwa aku cantik dan punya dada bulat. Ah, bukannya hidupku yang bergelimang harta, berwajah cantik, dan tubuh bagus ini akan bahagia tanpa sihir?" Queen menjeda. "Aku jadi ragu bahwa aku punya sihir."

Kingsley berhenti saat sebuah energi putih menghalangi jalan, menutup akses ke inti kota Ice city. "Tapi, nyatanya kau punya, kau merubahku jadi wanita dengan sihir jahat itu!"

"Sihirku tidak jahat tahu!" Queen cemberut. "Buktinya dadamu jadi besar itu lebih enak dipandang."

"Berhenti berbicara tentang dada queeny," dongkol pria itu. Mata sewarna lautan miliknya menatap ragu pada kekuatan putih di hadapannya. "Kira-kira akan sedingin apa di dalam?"

Sring!

Saat mereka berdua masuk, seberkas sinar menyilaukan mata keduanya. Cahaya hangat berpendar,para warga berlalu lalang tanpa pakaian tebal.

Suasana ini jelas berbeda dengan keadaan diluar yang benar-benar dingin. Bangunan-bangunan berjejer, beberapa orang berkumpul di kios, sedangkan tidak jauh dari keramaian ini. Sebuah bangunan besar bercat emas sangat mencolok, tempatnya ada di bukit di hamparan rimbun ilalang dan bunga-bunga.

"Hei kenapa disini bisa hangat?"

"Kalian pasti pendatang baru," sahut seorang gadis bertudung merah, tangannya menenteng dua keranjang apel.

"Ya, kami memang baru masuk tadi," kata Queen.

"Butuh pemandu?" Gadis itu tersenyum lebar. "Bayarannya cukup sebuah cerita tentang dunia luar."

"Hanya itu?" Kingsley menganga. Sejenak  dia lupa bahwa warga kota ini tidak pernah keluar bahkan sampai akhir hidup mereka.

"Ya, kalian mau?"

"Tentu saja mau," kata Queen semangat. "Kami juga perlu informasi tentang daerah ini!"

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Where stories live. Discover now