part 14 pren maaf kemaren kasar

2.6K 437 24
                                    

"Hai ... adik ..."

Seira mengusap pelan pipi Queen, mata gadis itu berubah menjadi putih. Serupa tulip yang baru mekar di taman kastel.

"Kau ..." Queen mengantung ucapannya.

"Aku tahu kau pasti berpikir kalau aku tidak berguna, nyawaku tidak berharga untuk diselamatkan, kau pasti berpikir aku begitu menjijikan karena bangga menyandang nama Beliard---"

Grep!

Seira terkesiap saat Queen tiba-tiba menubruk tubuhnya, gadis berwujud bocah kecil itu tersedu.

"KAU BODOH!" makinya.

Seira membeku ...

"HARUSNYA KAU BILANG DARI AWAL BODOH, AGAR AKU TIDAK MERASA SENDIRIAN!" Queen semakin mengeratkan pelukannya.

Tangan Seira yang tadi sempat membeku, meraih tubuh mungil Queen, mengusap pelan dengan perasaan penuh kasih sayang.

Seulas senyum terbit di bibirnya. "Lembut, seperti bunda Selena."

"Empuk."

"Ha?"

"Dadamu empuk hehe."

Seira dengan geram memiting leher Queen, lalu dengan gemas mencium pipi Queen bertubi-tubi.

"Hahahah geli kak!"

"Akh!" Kingsley yang baru datang memekik, pria itu menutup matanya. "Sudah kubilang kamu jangan nafsuan Seiraaa!"

Buagh!

"Akhh dadaku!"

***
Seira dan Queen berjalan di padang bunga, sedangkan Kingsley tidak ikut. Ah, lebih tepatnya tidak di ajak. Seira dengan kurang ajar berkali-kali menumbuk dada Kingsley, sedangkan Queen hanya numpang ngakak sambil berbahagia atas penderitaan sang pangeran.

Jadi Kingsley memutuskan tidak ikut. Tentu saja dua gadis itu amat sangat senang.

"Jadi." Seira menuntun Queen duduk diatas danau yang sepenuhnya sudah menjadi salju. Tapi, sihir Seira mampu membuat mereka berdua tetap hangat.

"Kau mau berubah ke wujud aslimu?" sambung Seira sambil merapihkan kerah baju Queen.

"Iya aku merasa tidak nyaman karena setiap bangun pagi disuguhkan oleh belalai ini," ujar Queen.

"Baiklah adikku yang manis, tapi sebelumnya ayo kitaa membuat banyak kenangan sebelum berpisah." Seira menarik tangan Queen.

"Keman--akh!" Seru Queen saat ledakan sihir salju Seira membuatnya tergelincur ke dalam lubang yang dalam. Meluncur bebas dan jatuh bersama beberapa helai bunga es.

Queen meraba-raba sekitarnya dengan panik. "Kak seira," panggilnya.

"Baa! duar meme---eh authornya khilaf!" Seira muncul dengan sihir api biru yang menerangi wajah sepucat porselen miliknya.

Api-api itu dengan cepat menyebar, menerangi seluruh lorong. Tempat ini sangat-sangat indah!

Ini GOA yang sangat berbeda dengan keadaan di luar, tanah disini sangat subur tidak tertutup salju. Di dinding goa banyak lukisan dan ukiran yang estetik. Di atas langit-langit cahaya emas merebak. Lalu di tengah gua danau dengan airnya yang berwarna biru terang berhiaskan bunga teratai begitu menakjubkan.

"Waah indah!" Seru Queen, gadis itu memekik girang seperti anak kecil.

"Tapi lebih indah wajahku." Seira mengangkat dagu, lalu Queen berlagak mau muntah.

"Hei apa kamu mendadak hamil karena kecantikanku?"

Queen menyeruduk perut Seira denan kepala kecilnya. "Aku masih normal ya, tidak gila sepertimu!"

Seira terkekeh, sedangkan Queen dengan antusias mukai menyentuh dinding-dinding GOA. dia melihat tiga cap tangan warna-warni yang bercahaya.

Yang pertama berwarna merah, melambangkan kesexyan, dan keberanian. Warna yang cocok untuk sang pemilik---Selena. Di atas tanda itu terukir sebuah nama. 'Bundanya Queen dan Seira.'

Queen spontan tersenyum, hatinya menghangat. Seira membiarkan Queen menikmati kegiatannya.

Di sebelahnya ada cap berwarna biru ukurannya lebih kecil dari yang pertama. Punya Seira, di atasnya terukir nama. 'Seira sang pelindung kota, kakaknya Queen!'

Yang ketiga berwarna-warni.

"Kenapa cap tanganku seperti melambangkan bendera LGBT?"

"Bodoh bukan, maksudnya warna-warni itu melambangkan kau adalah sosok yang berguna, yang indah, yang bercahaya. Warna-warni itu menunjukan bahwa kamu tidak biasa, kamu punya lebih banyak kemampuan dari orang biasa. Singkatnya, kamu istimewa." Seira menjelaskan.

"Ngomong-ngomong, tempat apa ini?"

"Ini markas kita bertiga, kita sering bermain bersama disini."

Queen mendadak sedih karena tidak bisa mengingat semuanya.

"Kapan terakhir kita kesini?"

"Ketika bersama bunda saat umurmu baru 9 tahun."

Ah, rasa sakit perlahan menikam dada Queen.

"Jika waktu terakhir yang kita berdua habiskan disini kapan?"

Seira terdiam cukup lama.

"1 BULAN LALU SEBELUM KEPALAMU KESELEK CILOK MERCON SAMPAI HILANG INGATAN! SI ANAK GOBLOK INI,JANJINYA CUMAN KELUAR SEBENTAR MAU BELI NASI PADANG. EH KAGAK BALIK-BALIK. SEKALINYA DATANG KAYAK ORANG AUTIS, MANA BAWA PANGERAN SU EMANG!"

Queen melongo ketika mendengar makian Seira yang aneh. Eh, Queen sepertinya agak-agak ingat betul kata-kata seperti ini.

"CAPEK GUA DRAMA, GELI SENDIRI, APA HARUS GUA KETROK PALA LO PAKE PALU THOR SUPAYA INGET."

Queen melongo, setelahnya ambruk ke tanah saat kepalanya berdengung hebat. Yang Queen lihat sebelum kehilangan kesadaran adalah benda yang berada dalam genggaman Seira. Berbentuk persegi, dengan bagian belakang berlogo apel digigit.

Apa itu?

***

MAAF MAKIN GAJELAS
BTW AKUTUH KALO NULIS CERITA DADAKAN, MAKANYA GARING. UNTUNG KAGAK GOPEAN, NANTI JADI TAHU BULAT. XIXIXIX

#HUMORRECEHPENUNGGUPANTAIUTARA

BETEWE LAGI DIRUMAH UWAK NIH PREN😙
GILA SEPUPU NYAII GANTENG BANGET, BAIK LAGI, JADI PENGEN BAWA PULANG😗

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Where stories live. Discover now