part gak tahu

2.8K 529 2
                                    

Seira berjalan dengan tenang, satu tangannya menenteng sekeranjang apel, sedangkan satu tangan lagi dia gunakan untuk memegang ujung selendangnya. Gadis itu mengayunkan selendang sambil membungkuk kecil saat beberapa orang menyapanya.

"Lihat," bisik Queen. "Dia melindungi seluruh kota ini, tapi sikapnya begitu rendah hati. Aku jadi ingat seorang pangeran yang sangat-sangat jahat."

Kingsley berdecak, tanganya menyentil kepala Queen hingga gadis dalam wujud bocah kecil itu nyaris tersungkur mencium tanah.

"Kamu mau kubunuh?" tanya Kingsley.

"Kau mau jadi wanita selamanya?" tantang Queen tidak mau terintimidasi aura Kingsley.

Suasana memanas, Seira berhenti.

"Nona dan pangeran, sebaiknya kalian berhenti bertengkar."

Krik!

Hening ...

Seira mengulas senyum lebar kembali. "Mau aku ajarkan caranya mengendalikan sihir?"

Bersamaan dengan terbukanya mulut Kingsley dan Queen, Seira dengan satu jentikan jarinya membuat apel menghilang.

"Kau bisa sihir?" Queen menganga.

Seira mengangkat bahu. "Sedikit."

****
"Kau benar-benar bisa sihir?" pekik Queen girang.

Seira mengeluarkan cahaya biru dari tangannya, cahaya itu mengelilingi sebuah bunga mawar putih. Mawar putih itu berubah menjadi sewarna langit pagi, lalu api biru keluar berpendar menghangatkan seluruh kota melewati corong-corong yang terhubung dengan kastil.

"Ya ... bisa," jawab Seira.

"Bisa ajarkan aku?"

Seira tersenyum. "Dengan senang hati, Nona Queen."

Gadis bersurai biru itu membuka ikatan rambutnya, surainya yang lembut dan berkilau itu membuat Queen terpana.

"Cantik sekali," gumamnya pelan.

Kaki Seira berputar di lantai kastil, mulutnya menggumamkan beberapa kata. Cahaya biru mengelilingi tubuhnya, mata gadis itu berubah menjadi biru. Biru pekat, sewarna dasar lautan.

"Anda hanya perlu mengatakan 'Amorlala' dan beberapa tambahan mantra sederhana untuk mengaktifkan sihir anda."

Queen menyimak.

"Sihir anda hidup, sihir itu bekerja sesuai dengan suasana hati, jadi anda harus bisa mengendalikan diri, paham?"

Queen mengangguk. "Aku ingat, karena suasana hatiku kesal, aku tanpa sengaja membuat pangeran jadi wanita berdada besar," ujarnya.

Seira tertawa. "Pasti banyak pria yang menggodanya, harga diri pangeran pasti terluka sekarang."

Queen juga ikut meledakan tawa "mungkin, dia sekarang mandi sambil menggosrok bekas sentuhan pria di tubuhnya," ujar Queen.

"Hei, bagaimana jika nanti dia jadi gay?" Canda Seira.

"Aku akan datang ke pernikahannya," jawab Queen.

"AKU BISA MENDENGAR KALIAN TAHU!" Teriakan Kingsley membuat Queen dan Seira menutup mulut mereka sambil terkekeh kecil.

"Oke, yang terakhir, untuk bisa menyempurnakan sihir kamu harus masuk kedalam alam bawah sadarmu, menyelam dalam isi hatimu sendiri, bisa?"

Queen menggeleng. "Aku bahkan tidak tahu siapa diriku."

Seira menggerakan jemarinya, sebuah tirai terbuka. Figura foto dengan potret seorang wanita yang tengah tersenyum menarik perhatian Queen.

"Tapi, aku tahu," katanya. "Wanita ini, adalah ibumu!"

Queen menganga.

"Kau hilang ingatan? Aku tahu beberapa mantra agar kau bisa mengingat kembali beberapa hal."

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang