22

1.2K 254 3
                                    

Sekilas bayangan berputar di kepala Queen. Gadis itu seakan terbawa arus ke sebuah pagoda kuno yang indah, di sana berdiri wanita cantik dengan senyum menawan tengah mengelus lembut perutnya.

Terlihat jelas kulit putihnya yang perlahan berubah warna menjadi biru, ruam-ruam merah bermunculan seketika. Queen tahu, gadis itu terkena sihir jahat.

"Selamatkanlah anakkku!" Grace berdesis lirih sembari menatap Queen penuh pinta.

"Tapi, suamimu memintaku melenyapkan anak dalam rahim itu!" Queen dengan kurang ajar menyentuh perut Grace. "Katanya, anak ini adalah benih tidak berguna."

Sebuah tempat di hati Grace tertohok, wajahnya perlahan merah menahan amarah. Tapi, gadis itu meredamnya dengan kekehan lembut yang di paksakan.

"Raja naga itu? Dia bahkan menghabiskan banyak waktu dengan wanita lain, lalu sekarang dia menyuruhku menghabisi anakku sendiri?" tanya Grace terperangah. "Selamatkan saja dia, aku tidak peduli bahkan jika harus mengorbankan nyawaku!"

Queen sedikit membungkuk, lalu berbisik pelan. "Berikan aku tubuh anakmu."

"Ha?!" Grace luar biasa kaget. "Kau mau memperkos* bayi? Hei nafsuan sekali."

"Bukan begitu." Queen berdecak. "Aku ingin merasuki tubuh anakmu kapanpun aku mau, karena ... dia pasti berguna."

Grace langsung mengangguk tanpa pikir panjang, dia menyetujui apapun asal hal tersebut tidak menyakiti anaknya. Queen menyeringai, berbisik lirih di depan perut buncit Grace.

"Keluar!"

Tidak ada apapun yang terjadi.

Kini, Queen berusaha berbicara dengan lembut. "Hei nak, keluar jika kau ingin memukul ayahmu. Ayah naga siala* yang menyakiti ibumu, dan menginginkan kematianmu."

Tidak lama ...

Lengkingan tangis bayi terdengar, Grace melahirkan tanpa di bantu okeh dokter. Setetes bulir bening keluar dari matanya. Entah wanita cantik itu terharu, atau sedih karena dia bahkan tidak bisa menggapai sang putra.

Bersamaan dengan air mata yang jatuh, tubuh grace berpendar menjadi cahaya kecil memasuki liontin Queen

*

Queen tidak ingat apa-apa, tentang Samuel dan Grace. Bahkan, tentang kehidupannya sendiri. Selain sebuah fakta bahwa dia di sebut penyihir jahat. Terkadang, di sisi balkon kamar dia bertanya. Apa di sejahat itu sampai Tuhan mengirimkan karma?

Tersesat lah, selain itu dia selalu di intai bahaya setiap waktu. Aargh, kepalanya pusing.

Pintu kamar terbuka, Queen melihat Kingsley sedang berjalan dengan handuk melilit tubuh bawahnya. Hanya tubuh bawahnya---garis bawahi itu!

"Kyaaak!" Queen berteriak heboh. "Tutupi milikmu, bodo*!"

Kingsley tertawa pelan. "Maaf aku lelaki terbiasa pakai handuk begini," ujar Kingsley. Sedetik kemudian, matanya menatap Queen dengan delikan sebal.

"Hei, beraninya kamu berkata pada raja naga kalau aku ibu susumu!" ujar Kingsley.

"Apa yang salah?"

"Aku merasa terhina, beraninya kau pada pangeran negeri ini!" Kingsley mencubit pipi gembil Queen gemas.

"Hei, lepaskan aku!" pinta Queen.

"Tidak mau!"

"Lepaskan aku ibu susu," ejek Queen. Dengan gemas Kingsley menarik badan Queen, membuat gadis itu sejajar dengan dadanya.

"Aku ibu susumu kan?" Kingsley bertanya dengan seringai tengil. "Ayo, menyusu padaku!"

Queen memekik, berusaha meronta di pelukan Kingsley. Sang pangeran tertawa lepas, dia bahkan lupa sejak kapan dia bisa tertawa setulus ini. Rasanya, menyenangkan.

"Ekhem." Deheman dari arah pintu membuat mereka berdua berhenti tertawa. "Kamu sudah besar masih meminum susu?" Tanya sang raja aneh.

"Aku juga mau dong." Queen dan Kingley nyaris saja menampol mulut sang raja. Tapi, mereka masih sayang nyawa.

"Saya sudah punya suami." Kingsley menolak halus, ayolah bisakah dia tidak berhadapan dengan lelaki centil sekali saja. Sungguh, Kingsley sudah lelah.

Suara hati King : SAYA ZUDAH ZAPEKK MAZZZ😤😭

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora