part 17 (nyasar di cibinong)

1.8K 324 9
                                    

Queen berusaha melihat di tengah gelapnya air, dadanya terasa begitu sesak, mulutnya penuh oleh air.

Blubuk ...

Gelembung dari mulut Queen dilihat oleh seorang wanita yang kebetulan melintas.

"Uhuk!"

"Kyaaak!"

Wanita itu menjatuhkan keranjang buah rasberry-nya saat Queen tiba-tiba muncul ke permukaan. Rambut milik Anna yang berwarna ungu cerah nampak menawan terkena sinar cahaya rembulan. Kulitnya yang seputih porselen begitu memukau dan semakin terlihat pucat.

"DEWI!"

"SANG DEWI MUNCUL!"

Teriakan orang-orang secara bertahap terdengar bersahutan, Queen melongo. Gadis itu merangkak menuju permukaan, mengeringkan rambutnya dengan sihir yang mengalir melalui sela-sela jemarinya.

"Dimana ini?" Mata Queen sangat indah karena terpancar kilatan tegas dari sana.

"Anda sedang berada didesa Cibinong." Seseorang menjawab. "Dewii akhirnya anda datang mengunjungi kami, legenda itu sudah terjadi, tolong-tolong selamatkan kami!"

Ucapan pria tua itu disambut oleh riuhnya kerumunan yang menyerukan hal serupa. Queen benar-benar muak. Dia benci saat menyadari orang-orang memandangnya dengan cara mereka sendiri. Kingsley yang mengatakan dia penyihir jahat, Seira yang bilang dia penyihir dan putri yang hebat, sedangkan orang-orang asing ini yang langsung memujanya dewi. Queen hanya ingin tahu siapa dirinya.

"Aku pembunuh," kata Queen. Gadis itu kemudian menghilang bersamaan dengan cahaya putih yang berpendar disekelilingnya.

Queen menaikan tudung jaketnya, warna rambut ungunya pasti akan terlihat mencolok. Pasti, gosip tentang dirinya yang tiba-tiba keluar dari sungai, mengaku pembunuh, kemudian menghilang sudah terdengar ke mana-mana.

"Bodohnya aku!" Rutuk Queen. "Kenapa aku harus mengaku pembunuh? Kenapa tidak mengaku siluman saja?"

Queen berdecak, mulutnya menggumamkan mantra pelindung. Saat mulutnya selesai bicara, cahaya yang amat hangat bersinar di hatinya, lalu perlahan mengaliri seluruh tubuhnya.

Seira benar ... sihir yang Queen miliki adalah tentang rasa dan isi hatinya sendiri.

Drap!
Drap!

Queen mendengar suara langkah kaki pelan, terdengar seperti beberapa orang yang menyelinap. Suara gesekan sepatu dan daun kering cukup menyeramkan.

"Baiklah, aku tidak mau terlibat!" Gumam Queen.

Tapi sihir, rasa, dan isi hatinya berkata lain. Tubuh Queen seolah hilang kendali, langkah kakinya ikut berjalan menyusuri suara itu.

Semakin dalam menuju hutan yang kian gelap.

"Ah sial!" Queen menyesali keputusannya.

Tapi, saat dia berbalik. Ada anak panah yang berhenti tepat di depannya. Nyaris menembus kepalanya jika saja tadi queen tidak menyalakan sihir pelindung.

Seeet!
Seet!

Dua anak panah lainnya melesat, tapi kembali berhenti di udara. Bahkan, tidak melukai seincipun kulit Queen. Mata tajam gadis itu bersitubruk dengan sosok asing dibalik pohon pulm.

"Ah mau main-main dengan wanita lapar?" Decih queen, jemarinya bergerak, menghempaskan anak panah itu. Membuatnya menancap di dada si penembak.

Queen tadinya mau berlari, dia malas berhadapan dengan masalah. Tapi, gadis itu mengurungkan niatnya saat melihat tanda di baju sang penembak.

Tanda bintang dan bunga mawar ...

Tanda milik para prajurit Fabian. Otak dibalik pemberontakan yang diceritakan Hans!

Queen mencepol asal rambutnya. Membuka baju milik pengawal yang sudah jadi jenazah. Gadis itu menurunkan gaunnya, lalu memakai baju berlumur sedikit darah yang sudah teronggok di tanah.

"Aku melakukan ini agar urusanku dan Yuta selesai!" kata Queen. "Aku juga pemasaran, sehebat apa 'penyihir jahat' ini."

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Where stories live. Discover now