part 8

3.8K 612 39
                                    

Setelah berhasil kabur dari Hans berkat obat tidur yang dia larutkan dalam minuman si pria, Kingsley berjalan pergi sambil menyambar jubah Hans untuk menutupi tubuhnya.

Mungkin, membunuh Hans saat ini juga terdengar menggiurkan. Tapi, otak Kingsley yang selalu berpikir realistis menjatuhkan pilihan lain yang cukup merepotkan.

"Jadi." Queen berdesis lirih. "Kau mau membiarkan rencana pemberontakan Fabian dan Hans begitu saja?"

"Yaa," jawab Kingsley.

"Gila!"

Kingsley mendelik, telinganya panas karena akhir-akhir ini Queen sungguh kurang ajar. Tapi, mengingat kemungkinan menyeramkan jika dia tidak kembali jadi pria, Kingsley memilih untuk sabar.

"Dengarkan, jika aku bisa menyelesaikan rencana pemberontakan itu, selain mendapat perhatian raja, aku juga bisa memiliki kemungkinan menguasai daerah Ice City. Aku akan terkenal dengan julukan 'Kingsley penyelamat kami' di sana, itu seperti menembak dua burung dalam satu lesatan anak panah," ujar Kingsley panjang lebar.

Queen terlihat berpikir, gadis dalam wujud bocah laki-laki itu merentangkan tangan, minta di gendong. "Capeeek," keluhnya.

Kingsley menghela nafas, nyaris lupa bahwa kaki mungil Queen tidak bisa melompati tembok kediaman Hans yang tinggi. Pria itu meletakan Queen di atas pungungnya.

Kakinya melewati beberapa undakan batu, lalu melompat. Kingsley berhasil berpegangan pada ujung batang pohon apel di dekat tembok. Pandangannya jatuh ke bawah, lumayan tinggi.

"Tapi, bagaimana jika ada korban jiwa atas tindakan egoismu itu?" tanya Queen.

"Hei, orang di dalam istana itu kotor, tidak ada yang bersih dari darah, raja sekarang juga mendapatkan posisinya setelah membunuh anak pamannya, kan?" Kingsley menjawab sambil menyeringai dingin, membuat Queen bergidik ngeri.

"Kau serius?"

"Becanda."

Kingsley melompat setelah melewati pertimbangan yang cukup lama, untungnya mereka berdua mendarat dengan aman di atas tumpukan jerami dekat kandang kuda.

"Aku pastikan rencanaku selesai sebelum adanya korban jiwa," ujar Kingsley yakin.

Queen termangu.

"Jika rencanaku berhasil, bukannnya kau juga akan untung? Akan kukatakan pada seluruh penjuru negeri ini, bahwa kau adalah Queen. Sesosok wanita luar biasa yang menemani pangeran berjuang menumpas para pemberontak," bujuk Kingsley.

Pada akhirnya, Queen hanya bisa pasrah.

"Bukannya aku adalah penyihir jahat? Mengorbankan beberapa nyawa untuk diri sendiri adalah hal yang biasa bukan," gumam Queen mantap.

Tapi, sepertinya Kingsley agak terusik. Dia berpikir, apakah Queen benar-benar seorang gadis jahat? Kingsley segera mengenyahkan pikiran anehnya.

Pria itu melirik pada seekor kuda putih yang mengibaskan ekornya, mata sewarna lautan itu mengedip. "Siapkan mentalmu, kau akan naik di atas kuda yang sama depan pangeran paling tampan di negeri ini!"
***

Kota Selatan, Ice City. Daerah perbatasan, dengan iklim ekstream yang dingin. Daerah rawan perang, yang kadang di hinggapi monster-monster buas dan iblis.

"Kenapa mereka tidak pergi dari kota seperti itu?" Queen bertanya sambil menahan dingin, tubuh kecilnya menempel erat pada dada Kingsley yang berisi. Empuk, montok, dan besar.

"Warga di sana terikat kutukan, tidak bisa pergi jauh dari kota selatan," jawab Kingsley sambil mempercepat laju kuda miliknya--mereka sedang menuju kota Ice City.  "Konon, mereka sedang menanti sang 'penyelamat' yang akan melepaskan kutukan."

"Semakin dingin." Queen bergumam. "Tapi, aku punya suatu pertanyaan untukmu," ujar gadis itu setengah berbisik.

"Apa, eem?"

Belum sempat Queen menjelaskan, beberapa orang menghadang di luar pintu masuk kota. Menahan mereka dengan cara menutup tembok kuat-kuat.

"Hei biarkan kami masuk!" seru Kingsley.

"Tidak bisa, kalian bisa saja mata-mata atau iblis!" Tolak para prajurit.

Queen mengeluarkan tubuhnya dari balik jubah Kingsley. "Aku kedinginan, kalian juga kan?"

Para prajurit saling pandang, ujung hidung Queen dalam bentuk anak lelaki kecil memerah ujungnya. Keluar cairan kental dan bibirnya bergetar. Mengemaskan.

"Maemunah akan menghangatkan kalian, jadi biarkan aku masuk." Mohon Queen dengan mata mengerjap lucu.

"Hei, siala* kau menjualku?!" tanya Kingsley tidak terima. "Kau tahu aku sedang datang matahari," ujar Kingsley.

Para pengawal mendekat.

"Apa kau gadis matahari yang dikirimkan dewa matahari?"

Mereka bersujud seketika, meski sempat kaget. Queen sangat pintar menyesuaikan keadaan. Gadis itu melompat turun dari kuda, lalu menunjuk Kingsley dengan penuh puja.

"Iya dia utusan dewi matahari, kau tahu cahaya matahari bisa keluar lewat bokongnya!" dusta Queen.

Setelah membacakan mantra, dia menyentil bokong Kingsley.

Sring!

Cahaya emas keluar, para pengawal langsung berteriak heboh.

"Pffft." Queen tertawa pelan, mendekat pada Kingsley yang spechlees. "Kentutmu sekarang bercahaya, keren kan?"

Queen : Penyihir Bobrok (TAMAT)Where stories live. Discover now