Dua Garis Merah (Pt. 2)

37.2K 1K 29
                                    

Papa minta maaf udah berkata kasar dan marah sama kamu. Sekarang semuanya papa serahin ke kamu , papa sadar hal yang di paksakan itu gak enak." sambung bara yang membuat semua orang terkejut mendengar ucapannya.

Bagas berbinar bahagia
"Papa serius ??" tanya nya memastikan.

Bara pun mengangguk masih dengan senyumannya .
"Makasih pa , bagas gak akan pernah lupa sama kebaikan papa kali ini !" ucapnya girang membuat bara dan rita menggelengkan kepala pelan.

Teman temannya pun ikut berseru senang mendengar keputusan bara tersebut.
Melihat bagas yang nampak bahagia , mereka pun ikut merasakan bahagia.

"Kita temenin lo ya gas ?" tanya andy dan bagas pun mengangguk.
Ia tak peduli dengan siapa akan ke apartemen camellia, yang penting pokoknya sekarang dia bisa bertemu dengannya dulu.

Pesawat penerbangan jam 1 siang tujuan inggris pun melesat jauh nan di udara bertepatan dengan bagas dan teman temannya yang mengarahkan mobil menuju apartemen camellia.

"Cepetan dikit lah rak nyetirnya !!" pinta bagas , raka pun menoleh dengan mengelengkan kepalanya.

"Sabar dikit napa ,kayak gak pernah mau ketemu sama bu lia aja lo " gerutu raka yang sedari tadi di desak bagas supaya mempercepat lajunya.

Padahal raka harus fokus membelah jalanan ibu kota yang lumayan ramai untuk jam2 segini.

"Ini mepet rak , nanti malem gue udah harus berangkat lagi. " ucap bagas sembari mengecek ponsel nya. Apakah camellia mengabarinya atau tidak , dan jawabannya adalah tidak ada pesan masuk dari nya sama sekali.

"Baik tuan , hamba akan berusaha semaksimal mungkin " ucap raka lebay sembari memegang dada dengan tangan kirinya dan menunduk sebentar ke arah bagas.

Bagas dan lainnya pun sontak terkekeh melihat itu.
"Bagus bagus..!! kau memang pelayan yang penurut " ucap bagas sambil menepuk nepuk pelan kepala raka , raka pun mendengus.
Semua tergelak melihat itu.

Camellia sendiri masih berada diapartemennya bersama nadia , dia sedang sibuk mencari tiket online di ponsel nadia, karena ponselnya sendiri sedang ia nonaktifkan.

Setelah mengetahui kehamilannya dan memutuskan untuk merahasiakannya dari bagas , camellia memang berniat untuk meninggalkan lagi kota jakarta ini.
Ia ingin melepas semua kenangan yang ada di sini.

Ia ingin memulai hidup baru dengan orang2 yang baru pula , dia sadar dia tidak sendiri , dia punya buah hati yang nantinya pasti akan selalu menemani kehidupannya di masa depan.

"Mel , ini udah jam 1 siang lebih.. mungkin gak ya bagas udah berangkat ? " tanya nadia sembari menerawang.

Camellia pun mengalihkan tatapan dari ponsel itu.
"Ya kalo dia emang sudah  berangkat , kita doain aja lah nad. Semoga dia selalu sehat  , dan sukses nantinya " sahut camellia sendu sembari mengelus perut rata nya.

"Kamu masih sayang kan sama dia ?" tanya nadia pelan .

Camellia mengangguk
"Mungkin aku akan selalu menyayanginya dan mencintainya . Tapi , cinta juga tak harus memiliki kan ?" bisik camellia sendu  sambil menahan air matanya.

Nadia merangkul bahu camellia
"Kalau memang kalian berjodoh , pasti suatu saat bagas akan kembali pada kamu " ucap nadia menenangkan camellia

"Aku gak mau berharap lebih nad !" jawab camellia dan mereka pun saling berpelukan.

"Hmm, gimana? udah dapat tiket ke jogja nya ?" tanya nadia mengalihkan.

"Iya , ini ada yang nanti sore sama besok pagi kereta nya ? kira2 ambil yang mana ya ?" tanya camellia meminta pendapat

Jodohku Murid MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang