Bab 11 - Kisah Kasih Asmara (1)

2.2K 108 0
                                    

Jika kamu memberi kepercayaan, jangan kamu juga yang merusak kepercayaan itu.

Fernada Rima Ariani

Sudah satu minggu, itu artinya acara atau program baru di Bintang Bersinar FM, akan dilaksanakan. Para penyiar sudah berada pada ruang siaran, bersama Alma.

Nada, Alka, Adit dan juga Tya duduk melingkar di lantai menghadap ke Alma yang sama-sama duduk di depan mereka. Alma membawa kertas berisikan acara dan juga jadwal bagi keempat penyiar Bintang Bersinar FM.

"Jadi, untuk program Kisah Kasih Asmara, kita akan membuka sesi curhat via panggilan atau pesan, bisa juga lewat facebook dan direct message twitter atau instagram.

Tema ini mengenai segala sesuatu tentang hubungan asmara muda-mudi bahkan juga pasangan yang sudah menikah, jadi tolong kalian bisa pada segala posisi ya." Alma menatap semua penyiar yang memperhatikan dia dengan saksama.

Alma berdiri mengambil sebuah tempat berisikan empat gulungan besar-besar di sana. Empat gulungan itu berisikan nama-nama penyiar dari Bintang Bersinar FM.

Dia kembali ke arah mereka, yang menunggu kelanjutan penjelasan dari Alma. Dengan raut penasaran---mereka memperhatikan barang apa yang di bawa oleh Alma.

"Jadi, sebelum kita mulai untuk siaran hari ini. Kita juga ada cara baru dalam mengundi siapa penyiar dalam suatu program, khusus hari minggu---Akustik Asik diganti dengan Kisah Kasih Asmara."

"Jadi untuk hari minggu, kita jadwalnya di undi ya?" Tya menanyakan dengan raut yang terlihat sedikit kebingungan.

Alma kemudian mengangguk dengan tegas.

---

Dewa sedang berkeliling untuk pemastian terakhir sebelum acara---Festival UKM Malang Raya digelar. Meja-meja dan booth portable sudah dipasang di lokasi oleh pengisinya sendiri---sekitar dua ratus pelaku UKM.

Ya, dia terpaksa lembur dengan semua pegawai kantor lainnya.

Pintu keluar dan masuk juga di bagi menjadi dua sisi, pintu masuk satu dan pintu keluar dua berada pada sisi luar. Sedangkan pintu masuk dua dan pintu keluar satu letaknya di dalam.

Benar-benar dibikin memutar oleh Dewa dan tim dari pusat perbelanjaan---Bahagia Mall ini. Dan, selama satu minggu nantinya---pintu utama yang letaknya di lantai satu akan dikunci.

Pengunjung diarahkan menuju lantai tiga semua. Baik yang hendak masuk dan juga keluar dari Bahagia Mall.

Ketika hendak menyusuri tempat pameran untuk kedua kalinya---tiba-tiba pundak Dewa ada yang mengetuk dari belakang. Dia sontak menoleh dan menemukan Saqila berada di belakang.

"Saqila," Dewa terkejut melihat Saqila yang sudah berada dekat dengan dirinya---terlebih di jam kerja!

"Kamu, ayo ikut aku." Dewa ditarik oleh Saqila untuk menjauh.

Saqila terus menarik Dewa ke arah tempat parkir yang benar-benar sepi dan tidak ada isinya. Ketika sampai Saqila langsung melumat bibir milik Dewa---tetapi Dewa tersadar dan hal itu tidak berlangsung lama.

"Aku rindu, kamu kok gak pernah hubungin aku sih?" Saqila benar-benar dekat dengan Dewa---hingga berani sedikit membuka kancing baju milik Dewa.

Dewa langsung sedikit menjauh dari Saqila---mundur dan berjarak tiga langkah. Karena takut ada orang lain yang sengaja lewat di tempat ini dan kemudian mengabadikan kemesraan mereka.

Ya, semenjak Nada mengetahui Dewa yang selingkuh---main di belakang dia. Dewa benar-benar tidak menghubungi Saqila lagi. Dia takut dan menjadi paranoid sendiri.

Juga selama satu minggu itulah, Dewa dan Nada benar-benar perang dingin dan memutuskan berpisah untuk sementara. Tidak tidur berdua---melainkan di ranjang yang berbeda.

"Maafkan aku," Dewa hanya berbicara pendek kemudian melihat sekelilingnya.

"Hei, kamu ada niatan buat ninggalin aku?" Saqila memicingkan mata ke arah Dewa.

"Tidak, tetapi kita harus sedikit menjaga jarak Saqila. Apalagi di tempat kerja seperti ini!"

"Loh, kamu kok jadi bentak aku?"

Dewa menutup mukanya dengan tangan kanannya sendiri---dia bukan bermaksud untuk membentak Saqila. Tetapi ingin memberi peringatan supaya tidak terlalu dekat di jam kerja---bagaimana kalau rekan kerjanya tahu?

Terlebih jabatannya di Bahagia Mall ini sangat berpengaruh, dan dipandang oleh banyak orang. Termasuk karyawan mall, cleanning service, pemilik atau penyewa tenant. Dia tidak mau reputasinya jadi jelek karena Saqila.

"Aku tidak membentakmu," Dewa memegang tangan Saqila. "Tetapi tolonglah mengerti posisiku serba sulit."

Saqila mengangguk-angguk kemudian dia diam begitu lama. Dan, tiba-tiba tertawa dengan nada seperti menyusun rencana.

"Oke, tapi nanti malam. Kamu ke rumahku ya! Kalau tidak, aku bisa lebih nekat!" Saqila memberi ancaman ke Dewa---kemudian dia berjalan meninggalkan Dewa yang mematung.

---

Nada, Alka, Adit dan Tya. Mereka sudah memegang masing-masing satu gulungan kertas yang dia ambil secara bergantian. Entah, apa nama program yang dia bawa hari ini.

Acara Pagi Bermusik---tinggal setengah jam lagi untuk mulai. Alma segera meminta mereka membuka gulungan kertas yang sudah didapatkan.

Empat penyiar itu membuka secara bersamaan, kemudian Tya menyungingkan senyum dan bangkit menuju kursi untuk siaran. Di sana sudah ada empat tema yang telah disiapkan oleh tim kreatif.

Tya mendapatkan program Pagi Bermusik, Alka mendapatkan program Idola Masa Kini, Adit Berdendang. Sedangkan Nada yang mendapatkan progam baru, Kisah Kasih Asmara.

Mereka segera mengambil kertas masing-masing di meja siaran yang sudah dibuka oleh Tya dengan program pertama---kemudian membaca sekilas dan memahami apa tema untuk hari minggu ini.

Setiap hari, setiap program memang tim kreatif sudah menyiapkan tema-tema yang baru diketahui para penyiar---ketika mereka baru sampai di Bintang Bersinar FM. Sudah menjadi tantangan sendiri untuk bisa menguasai tema yang diberikan.

"Selamat pagi, sahabat bintang. Tya hadir bersama progam Pagi Bermusik, nah! Hari minggu yang benar-benar cerah nih, apa kesibukan kamu sahabat? Hehehe, semoga segera selesai ya yang lagi sibuk."

Ruang siaran ini sudah dipenuhi dengan suara Tya yang sedang menyapa para pendengar setia.

Bersambung...

After the Sacred Marriage [Dewasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang