After the Sacred Marriage [Dewasa]

Season 2 - 3 Tahun Setelahnya

"Hari pertama bekerja, lancarkan Ya Allah," Ucap Dewa dengan lembut sambil membawa sapu di tangannya.

Ya, Dewa baru saja masuk kerja. Dia kembali ke Bahagia Mal. Setelah perjuangan dia melamar kerja pada berbagai tempat serta bidang yang bahkan belum menjadi pengalaman kerjanya.

Tiga tahun, waktu yang tidak sedikit bagi Dewa untuk bangkit dari semua kejadian-kejadian yang dialami olehnya baik itu dengan mendiang Nada atau juga Saqila.

Dena sudah menjadi anak yang aktif di usia tiga tahun lebih. Perkembangan dia sangat Dewa kontrol baik-baik. Menjadi Ayah sekaligus Ibu membuat Dewa menguras waktu banyak.

Saqila? Dia sudah pergi menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita yang tinggal di Taiwan. Saqila sering menghubungi Dewa---hanya untuk menanyakan Dena.

Enam bulan lalu, Dewa membawa Dena ke rumah sakit untuk Tes DNA dan hasil membuktikan bahwa Dena bukan anak biologis dari Dewa.

"Benar dugaanku," ucap Dewa saat itu di depan dokter yang memanggilnya ke ruangan---untuk memberi hasil tesnya.

Dewa ingin memarahi Saqila, tetapi diurungkan. Karena semua itu sudah terjadi dan tidak mungkin dapat dikembalikan seperti semula lagi.

Dewa juga sudah sayang sekali dengan Dena, jadi dia memutuskan untuk menyimpan semua ini sendiri. Selamanya---kelak Dewa juga tidak memberitahu Dena ketika dia dewasa.

Egois memang, tetapi dia sangat takut kalau Dena akan pergi dari kehidupannya untuk mencari orangtua biologisnya yaitu Doni Westran.

Dewa mulai menyapu area yang ada di lantai tiga. Yaitu Food Court.
Dirinya mendapatkan pandangan dan cibiran dari para karyawan tenant yang ada.

Mereka tidak menyangka, bahwa selama tiga tahun Dewa menghilang ketika kembali menjadi seorang petugas kebersihan. Memang pegawai Food Court sudah banyak yang keluar---tetapi ada beberapa yang bertahan saat dirinya masih menjabat sebagai Tenant Relation.

"Mas Dewa?" Tiba-tiba Dewa dipanggil orang saat tengah sibuk. Dewa menoleh, ke sumber suara.

Gyo, adik iparnya. Sedang berjalan bersama seorang berkerudung dan berkacamata. Dewa tidak tahu dia siapa. Karena, sudah sangat lama dia tidak bertemu Gyo.

"Gyo? Kamu?" Dewa ingin memeluk adiknya itu, tetapi tidak mungkin.

"Iya, ini aku Mas. Aku sampai pangling lihat Mas berubah banget. Oh iya, ini tunangan aku," Gyo mengenalkan dengan bangga tunangannya kepada Dewa.

"Sayang, ini Mas Ipar aku. Suami Mbak Nada dulu," Gyo juga mengenalkan Dewa.

Dewa sedikit tidak menyangka, bahwa adiknya dulu itu kini sudah memiliki tunangan. Dan apa kata Gyo tadi? Mas Ipar? Apa Gyo sudah menerima kepergian Nada seutuhnya?

Dewa memang tidak hadir saat peringatan tiga tahun kepergian Nada, di rumah mantan mertuanya itu. Dia takut kalau Dewa tidak diterima dengan baik oleh keluarga dari Nada.

"Gyo, jangan menjadi laki-laki seperti Mas ya. Biar kamu tidak dihantui oleh penyesalan."

"Sudah, Mas. Biarkan yang terjadi itu sebagai pelajaran. Yang terpenting, kita harus menjadi lebih baik lagi."

"Yasudah, Mas mau kerja dulu."

Akhirnya Gyo dan tunangannya itu pergi meninggalkan Dewa---Gyo dan calon istrinya ini akan menonton film. Jadinya dia menuju ke lantai empat.

Dewa melanjutkan tugasnya membersihkan area ini---mencari sampah-sampah yang berserakan dari pengunjung.

"Mas, tolong ini dibersihkan ya." Suruh seorang pengunjung yang duduk dengan anaknya.

"Lho, Yuli?" Dewalah yang menegur perempuan itu. Istri Adit Zuk.

"De-dewa? Kamu Dewa?" Yuli nampak terkejut dengan perubahan drastis Dewa.

Yuli sedang menunggu Adit Zuk selesai siaran. Sekalian mencari perlengkapan untuk bayinya yang baru berusia satu tahun setengah.

Adit Zuk memang masih bekerja di Bintang Bersinar FM. Dengan membuka usaha sampingan. Membuat bisnis makanan ringan yang dipasarkan secara online.

"Kamu balik ke Bahagia Mal lagi?"

"Iya, aku lanjut kerja dulu ya. Ada pengawasku," Dewa menunjuk ke arah pengawasnya yang sedang melihat kerja bawahannya---Dewa dan dua orang lain.

Sama seperti Gyo tadi Yuli juga sangat kasihan dengan perubahan kehidupan Dewa, sambil memegang anaknya dia menatap Dewa yang mulai bekerja lagi.