Bab 20 - Ternyata

1.6K 108 3
                                    

Nada baru saja sampai pada Bintang Bersinar FM, pada pukul lima sore. Dia akan melaksanakan salat magrib di ruang siaran---peralatan salat cadangan selalu dia bawa dalam tas ranselnya.

Lagi-lagi Nada menaiki anak tangga yang sudah beratus kali dia menginjakan kaki---meninggalkan jejak di sana.

Masuk ke ruang HRD, Nada langsung mengisi absensi di jadwal harian yang telah disiapkan oleh Alma. Dia sudah pulang---karena lewat jam kerja.

Ada sebuah tulisan di selembar kertas---tulisan tangan Alma yang sangat rapi dan indah.

Nada, nanti ada give away ya. Hadiahnya dua paket lengkap liburan di Kota Batu. Baca rundown kamu aja deh.

Nada mengambil kertas berisikan acara-acara dan iklan-iklan apa saja yang ada dalam program Akustik Asik. Nada memahami secara perlahan.

Benar saja, diawal paragraf ada tulisan Give Away Sweet Couple berhadiah dua paket lengkap liburan di Kota Batu---beserta sponsor yang memberi hadiah itu. Di bawahnya ada rentetan lagu-lagu yang sudah disiapkan oleh para tim kreatif dan telah masuk di komputer.

Nada membawa kertas itu ke ruang siaran, di sana masih ada Adit yang baru saja selesai membacakan atensi terakhir untuk program Berdendang.

"Nada, aku mau bicara," Adit Zuk bangkit dari kursi dan berjalan ke arah Nada menuju sofa. Duduk di sebelah kiri.

"Hmm, berbicara apa?" Nada menoleh ke arah Adit Zuk.

"Kamu jangan kaget, ya. Aku pas libur kemarin, barengan kamu yang ngemsi itu loh. Aku pergi nonton sama istriku, ketika selesai pesan tiket. Yuli melihat Dewa dan seorang perempuan bergandengan tangan masuk ke studio satu,

Aku dan Yuli saat itu berada di studio tiga, jam tayang film kami setengah jam setelah studio satu." Adit berhenti menjelaskan, ketika Nada menatap kosong ke arah depan.

Rentetan suara iklan-iklan sedang memenuhi ruang siaran ketika Adit berbicara ini, kemudian disusul oleh lagu-lagu dangdut.

Nada masih tidak mau berhenti melihat ke arah depan, kemudian air matanya menetes perlahan.

"Aku bukan mengada-ngada, Erik, kalau kamu tahu. Dia bekerja di bioskop tempat aku nonton dan kebetulan juga dia bertugas menyobek tiket penonton di studio satu."

Adit bangkit karena lagu yang sedang terputar akan habis. Nada berangsur pergi keluar untuk mengambil air wudu di kamar mandi. Sebentar lagi azan sudah berkumandang.

Nada masih diam tanpa kata, tetapi batinnya yang sudah teriris-iris. Kebohongan-kebohongan Dewa ternyata terbuka sendiri oleh orang-orang disekitar Nada. Adit, Erik, dan tetangga.

Nada mulai membasuh tangannya dan berwudu dengan khusyuk, setelahnya dia masuk lagi ke dalam ruang siaran. Menuju bilik kecil yang ada di sana. Tempat salat---karena seluruh orang yang di Bintang Bersinar ini beragama islam.

Percayalah, air mata Nada berderai ketika salat dari gerakan pembuka hingga penutup. Bahkan isak tangisnya terdengar pilu oleh Adit yang baru saja menutup program.

Adit mengambil langkah seribu, dia menghubungi Alma. Meminta untuk siaran berdua dengan Nada, karena sesuatu yang susah dijelaskan sekarang karena waktu.

Dari balik telepon, Alma mengijinkan Adit untuk lembur sampai malam. Adit juga mengabari Yuli lewat voice note, untungnya Yuli juga mengerti dan membolehkan suaminya untuk lembur.

Nada bangkit setelah melipat mukenanya dia keluar dengan muka sembab, dia kaget Adit sudah membuka program Akustik Asik.

Apa aku kelamaan ya salatnya?

After the Sacred Marriage [Dewasa]Where stories live. Discover now