Bab 34 - Rumah Sakit Separuh Hati (1)

2.1K 92 6
                                    

Rumah Sakit Separuh Hati

"Ini suaminya mana?" Perawat berteriak di luar pintu Instalasi Gawat Darurat, ada raut cemas di sana.

Doni yang baru saja dari kamar mandi, di dekat IGD langsung berlari ke arah perawat itu. Untungnya, dia tepat waktu tiba.

"Ada apa? Bagaimana kondisi ibu dan bayinya?" Doni ikut cemas melihat raut perawat.

"Bayinya sudah lahir," pernyataan itu membuat Doni terlonjak juga.

Padahal, kandungan Saqila sudah memasuki usia delapan bulan. Trimester akhir, perkiraan lahir memang ketika bulan puasa tahun ini.

Walau Saqila tidak pernah cerita tentang usia kandungannya kepada Doni. Dirinya sudah bisa mengira, karena perut Saqila benar-benar besar.

"Kok bisa?" Doni memang kebingungan. "Bisa bicara dengan Dokter Ola?"

"Dokter Ola masih membersihkan badan, silakan tunggu di depan ruangannya ya!" Perawat itu menunjuk ke ruangan yang berada di sudut lorong---satu jalan dengan IGD ini.

Doni memang tidak mengetahui perihal ini, karena dia belum pernah menikah. Makanya, dia panik mendengar kalau Saqila sudah melahirkan padahal belum waktunya.

Doni berjalan menunduk, entah kenapa dia yang kebingungan. Padahal ini bukan anak kandungnya, karena dia yakin setiap berhubungan dengan Saqila tidak sampai kelepasan.

Doni memang tipe orang yang walau jahat tetapi tidak bisa melihat orang lain kesakitan.

Tanpa pandang bulu, baik keluarga atau tidak. Dia akan membantunya dengan sepenuh hati. Apalagi Saqila, orang yang mau memberikan tubuhnya secara cuma-cuma untuk dicicipi.

Jika dia memiliki nomor Dewa, pasti akan menghubunginya langsung. Tetapi Doni tidak memiliki nomor Dewa, Saqila juga demikian saking paniknya---dia tidak membawa gawai ke sini.

"Bapak, suaminya Ibu Saqila?" Seorang perempuan datang mendekat ke Doni.

Di dadanya, ada name tag terpasang dr. Ola ya sesingkat itu nama orang yang menangani Saqila proses melahirkan secara mendadak.

Doni bangkit dari duduknya, berdiri berhadapan dengan perempuan ini. "Bukan, saya..."

"Kekasihnya? Astaga kok bisa sampai hamil ya? Kelepasan?" Dia sedikit tertawa, memang di Rumah Sakit Separuh Hati ini Dokter Ola ini adalah dokter lucu.

"Bukan, Bu. Dia memang kekasih saya, tetapi masih mempunyai suami," Doni menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Dokter Ola menutup mulut, "pelik sekali ya, Mas."

Kemudian Ola masuk lebih dulu ke dalam ruangannya, disusul oleh Doni yang masih mengekori dari belakang.

"Kekasih Mas ini, apa sebelumnya pernah melahirkan?" Tanya Ola ketika dia duduk di mejanya---berhadapan dengan Doni.

"Saya rasa belum, soalnya dia cerita ini kehamilan pertamanya Dok." Doni menatap santai ke arah Ola.

Ola menarik napas panjang, Doni memperhatikan tanpa berkedip. Dia curiga sepertinya ada yang berbahaya yang baru saja di alami oleh Saqila.

"Ibu Saqila ini mengalami plasenta previa," Ola melipat tangannya di atas meja.

"Plasenta previa itu apa, Dok?" Doni masih tidak mengalihkan pandangannya.

"Plasenta preveria ini adalah posisi ari-ari atau plasenta itu sendiri berada dibagian bawah rahim," Ola menjelaskan perlahan.

"Jadi?" Doni bertanya dengan sangat penasaran.

After the Sacred Marriage [Dewasa]Where stories live. Discover now