38 ||Terbongkar dan maaf

55.7K 4.9K 236
                                    

Jangan lupa vote
❤️

Tolong bantu follow ya besti
Instagram @hsnlho and @wattpadhsnl

Tiktok @bokcin.wp and
@wattpadhsnl_

Spam komen ya di setiap part nya❤️

••••

Vea menarik kunci mobilnya, membuka pintu dan keluar dengan tubuh yang sedikit lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vea menarik kunci mobilnya, membuka pintu dan keluar dengan tubuh yang sedikit lemas. Gadis itu berjalan masuk ke dalam rumahnya  dengan pelan.

"Kemana aja kamu seharian?" tanya Revira dengan suara yang meninggi.

Vea tersentak kaget. "Sekolah, kan Vea pake baju sekolah mah," jawab Vea.

"Mama dapat laporan dari sekolah, mereka bilang kalau kamu udah 3 kali bolos dalam seminggu! Bilang sama mama kamu kemana aja Vea," tanya Revira baik-baik.

Berusaha tenang, Vea menghela nafas panjang. "Maaf mah, Vea bolos. Vea jalan-jalan ke taman."

"Jawab yang jujur Vea!" teriak Revira melempar semua lembaran kertas ke lantai.

"Mama," ujar Vea pelan.

Vea mematung di tempat, menatap nanar lembaran kertas yang terhambur di lantai.

"Apa yang kamu sembunyikan dari mama?" tanya Revira, deru nafasnya memburu.

"Itu tugas aku kan mah, kok di hamburin," ujar Vea berusaha tenang, ia mengumpulkan kembali kertas-kertas itu menjadi satu.

Air mata Revira luruh begitu saja membanjiri pipinya, dengan cepat ia memeluk putrinya sayang.

"Kenapa gak cerita hm? Kamu anggap mama apa di sini? Kertas-kertas itu bukan tugas sekolah kamu kan, itu hasil diagnosa dokter kan?" tanya Revira parau.

Pertahanan Vea runtuh, gadis itu terduduk sempurna di lantai. Menjatuhkan dagunya pada pundak Revira.

"Vea sakit mah," gumam Vea.

Revira memegang kedua sisi wajah putrinya, ia menatap Vea dengan wajah tidak percaya. "Kenapa baru sekarang ngomongnya?"

Vea menelan ludah susah payah. "Takut."

Revira menarik tubuh Vea ke pelukannya kembali. "Jangan gitu lagi, mama khawatir Ve."

"Ehmmm, kenapa peluk-pelukan di lantai, gak ada tempat lain emangnya?" tanya Alex yang baru saja pulang dari kantornya.

Vea mematung, kekagetan membuat Vea bungkam saat mendengar suara papa nya. Matanya yang melebar serta wajahnya yang memucat.

"Ini apa Vir? Diagnosa penyakit punya siapa?" tanya Alex yang duduk di sofa sambil membaca setiap lembaran kertas yang berhamburan.

Vea memejamkan matanya erat. Memeluk mamanya takut.

"Punya Vea," ujar parau Revira yang setia memeluk putrinya.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang