47 ||Kelulusan

37.7K 4.3K 458
                                    

Jan lupa vote+spam komen, kagak rame mending kagak usah up ye kan😘

••••

"Anjay, udah lulus gue Dugong!" ujar Iko bangga mengangkat ijasah kelulusannya.

"Gue juga punya, gak usah narsis," ucap Angga yang ikut mengangkat ijasah nya.

"Lu juga narsis goblok! Ngapain ikut-ikutan angkat ijasah lo kayak gue," sentak Iko kesal.

"Nilai gue lebih tinggi," kata Melvin yang ikut memamerkan ijasah nya.

Sontak kelakuan cowok itu menjadi pusat perhatian bagi teman-temannya.

"Kenapa?" tanya Melvin menaikkan satu alisnya.

"Narsis!" sahut Iko, Raka, Angga berbarengan.

Melvin menurunkan ijasah nya yang ia angkat, merapikan pakaian nya yang sedikit terangkat. Menatap sekelilingnya canggung.

"Dasi lo miring," ucap Nara dengan perasaan gugup saat menatap Melvin di depannya yang terlihat tampan dengan jas hitamnya.

"Kalau gitu benerin," ujar Melvin spontan membuat Nara canggung.

Melvin tersenyum manis, berjalan mendekati Nara, berhenti di depan gadis itu yang diam mematung. Melvin menundukkan tubuhnya, membiarkan Nara membenarkan dasinya yang gadis itu bilang miring.

"Ini cuman perlu lo geser dikit doang kok," kata Nara memalingkan wajahnya sambil membenarkan dasi Melvin.

Melvin kembali berdiri tegak, menarik pinggang Nara agar mendekat.

"Jadi pacar gue, sorry gak bisa romantis."

Cup.

Nara terhenyak mendengar suara Melvin di telinganya, ia menyentuh pipi nya yang barusan Melvin cium.

"Mau?" tanya Melvin.

Nara menatap Melvin lamat, menundukkan kepalanya malu dan menganggukkan kepalanya pelan.

••••

"Agav!" sentak Vea kesal.

"Kenapa sih sayang?" tanya Agav heran, pasalnya sedari tadi Vea terus saja mengamuk.

"Bisa gak sih lo merem aja! Jelalatan banget tau gak," ujar Vea dengan wajah nya yang memerah menahan marah.

"Gunanya mata kan buat liat, kalau gue merem itu artinya gue gak mempergunakan pemberian Tuhan dengan baik," kata Agav.

Vea menjatuhkan bahunya kesal, menggeser duduknya menjauhi Agav. Memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya rapat.

"Mereka cantik, tapi gue lebih suka lo," bisik Agav menarik pinggang Vea agar kembali dekat dengannya.

"Gak mempan!"

Agav tersenyum simpul. "Lihat gue coba."

Vea awalnya menolak, namun dengan wajah datar ia menoleh pada Agav.

Cup.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang