52|| Kejutan

34.1K 3.7K 364
                                    

Jangan lupa vote+spam komen👇

2 tahun kemudian

Tok tok tok......

Agav melirik pintu kantornya yang di ketuk, cowok itu berdiri dan membuka pintu itu. Cowok itu sudah tau siapa orng yang datang di jam 12 siang seperti ini.

"Gak capek, tiap hari datang mulu?" tanya Agav.

"Gak di suruh masuk dulu mas? Ini saya pegel loh bawa rantang!" ujar gadis itu kesal.

Agav mengambil rantang itu dari tangan Vea, menaruhnya di atas meja lalu memeluk Vea sayang. Hanya gadis itu lah yang selalu datang di jam 12 siang sehabis kuliah, Agav sampe heran sendiri apa gadis itu tidak lelah?

"Gimana kuliahnya?" tanya Agav menjatuhkan dagunya di pundak Vea.

Vea menggeleng tak suka. "Dosennya nyebelin! Udah tua juga, tapi masih aja nyebelin, gak takut apa ntar mati mendadak."

Agav mengelus punggung Vea pelan. "Gak boleh gitu."

Agav melepas pelukannya, membawa Vea duduk di sofa sambil membuka satu persatu rantang yang Vea bawa.

"Kali ini bawa apa?" tanya Agav yang tak sabar memakan masakan Vea.

"Cumi sama tumis kangkung, ya kan lo tau gue belum bisa masak-masakan yang lainnya," ujar Vea dengan wajah sedih.

"Ini udah enak Ve, besok kalau capek gak usah masakin gue aja, pasti keteteran, kan di kos kosan sendirian," kata Agav sembari menunggu Vea menyuapinya.

"Gak repot ihh orang gue masak juga kan buat gue sendiri, kalau gak masak makan apa coba?" tanya Vea ngegas.

"Makan bareng gue di luar," jawab Agav.

"Harus irit, uang jajan gue habis tau, mau minta papa, tapi malu," keluh Vea.

"Biar gue yang kasih, gue udah kerja," kata Agav sembari mengelus pelipis Vea yang berkeringat.

Gadis itu memberenggut kesal, matanya menatap Agav lekat sambil memanyunkan bibirnya.

"Gak!"

Agav meminum air putihnya di gelas. Mengelap bibirnya menggunakan tisu, lalu merebahkan tubuhnya di sofa dengan kepala yang ia rebahkan di paha Vea.

"Capek," ujar Agav pelan, tangan cowok itu membawa tangan Vea ke wajahnya, di kecup tangan itu berkali-kali membuat Vea tersenyum geli.

"Tidur di apartemen gue aja ya," ajak Agav.

"Gak! Lo mesum," ujar Vea ngegas.

"Dua Minggu lagi juga nikah!" sahut Agav.

Plakk!

Vea membungkam mulut Agav agar tak berbicara yang tidak-tidak. "Pokoknya enggak!"

"Gak ada penolakan atau gue ngadu ke Papa sama Mama kalau lo kemarin malam pergi ke club?" kata Agav tersenyum sinis.

"Ihhh di bilangin gue ke club cuma ngambil laptop gue yang di bawa Siska ke sana!" celah Vea kesal.

"Cuma, cuma! Kenapa gak izin gue dulu?" sahut Agav tak memberikan jeda untuk Vea.

Agav menatap wajah marah Vea dari bawah, gadis itu memanyunkan bibirnya lucu. Bulu mata yang lentik serta pipi yang sedikit menggemuk belakangan ini.

"Pulang ke rumah Papa Mama, mau?" tanya Agav sembari memainkan jari jemari Vea.

Gadis terlihat berbinar-binar, 5 bulan ia sudah tidak pulang, rasanya sangat rindu.

"Gav, adain reunian juga bareng temen, plisss!" ujar Vea memohon.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang