45 ||Kisah

46K 5K 446
                                    

Hallo bestai🙌

Jangan lupa vote yaw

Spam komen di setiap paragraf nya✌️

••••

Banyak pasang mata menuju pada Vea, berita tentang dirinya yang mempunyai penyakit telah menyebar, begitupun tentang Agav. Namun, siapa sangka jika kedua pasangan itu di juluki pasangan senasib, dan itu membuat Vea jengah.

"Apa salahnya emang kalau gue pacaran sama Agav, waktu mereka tau juga mereka gak sampe ngasih julukan kayak gitu, terus kenapa sekarang jadi kayak gitu coba," Vea menggerutu kesal sambil menelungkup kan wajahnya ke meja.

"Malu ya?" tanya Agav, tangan cowok itu mengelus kepala Vea pelan.

Vea duduk tegak, menyenderkan kepalanya pada pundak Agav yang kekar. "Gak lah, gue yang udah dapat pangeran ngapain malu?"

"Gue yang malu," ucap Agav membuat Vea menatap sengit cowok itu.

"Jadi lo malu pacaran sama gue? Jahat banget sih!" Vea menjerit kencang dengan tangan yang mengetuk meja.

"Gue malu karena jadi cowok lemah yang gak bisa jagain bidadari nya," kata Agav membuat Vea diam dan tersenyum merona.

"Dah lah, gue capek liat ini semua! Udah cukup gue nye croll tiktok seharian yang isinya uwu-uwu lah di tambah lagi sama mereka, gini amat jadi manusia jomblo," gerutu Iko menatap nanar Agav dan Vea.

"Ketahuan banget lo jomblonya sampe nye croll tiktok seharian." Raka mengelus pundak Iko.

Iko menoleh, menatap garang pada Raka. "Najis monyet! Jan ngelus-ngelus gue, takutnya lo jadi UKE!"

"Anjing, setan lo!" Raka memukul jidat Iko kesal.

Agav terus mengelus kepala Vea dengan lembut. Cowok itu juga sesekali mengecup singkat kening kekasihnya. Agav memang membuat Vea hanyut sedalam-dalamnya, ketika banyak rintangan yang memisahkan mereka, di situ kesetiaan mereka di uji.

"Gimana ujian nya tadi? Bagus, jelek, atau memuaskan?" tanya Agav kepada Vea.

"Jelek!"

"Iya kayak muka lo jelek!" balas Angga pada Vea.

"Gak papa kalau Vea jelek di mata lo, buat gue dia udah jauh lebih sempurna," ujar Agav sambil menarik hidung Vea.

"Dengerin tuh tempahan rengginang!" ujar Vea menatap sengit pada Angga.

"Kena mental!" kata Sega cengengesan.

Dari luar pintu, Melvin dan Nara berjalan masuk ke dalam kelas secara berdampingan, jika di pikir-pikir mereka cukup serasi untuk di jadikan pasangan.

"Eh kutub es berjalan sedang bersama neng Nara," celetuk Iko.

"Kenapa?" tanya Nara menatap teman-temannya heran, memang apa salahnya bersama Melvin.

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang