51 ||Tukang bubur

37.1K 4K 557
                                    

Sudah sampai di epilog, spam komen yuk 🦋

Jangan lupa vote

••••

Agav berdiri dengan satu tangannya yang memegang bingkai foto, foto keluarganya.
Cowok itu menatap keluar jendela sambil melihat kelakuan gadisnya di bawah sana yang terlihat bertengkar dengan penjual bubur ayam.

"Aduh bapak! Masa harganya naik sih," keluh Vea menatap sebal penjual bubur itu.

"Mau gimana lagi atuh neng, namanya juga apa-apa sekarang serba mahal, kalau mau murah teh bikin sendiri," sahut pak ijid sang penjual bubur ayam.

Agav menggelengkan kepalanya heran, harganya hanya naik seribu namun gadis itu masih berkelahi tak terima jika harganya di naikkan, memang benar jiwa emak-emak suka meronta-ronta.

"Cepet atuh neng, ini bapak teh mau keliling komplek lagi, keburu siang atuh, ntar ibu-ibu pada keburu masak, bubur bapak siapa yang beli ntar?" Pak ijid kembali menatap Vea sambil berkacak pinggang.

Vea menaruh uang 50 ribu di atas gerobak pak ijid. "Ambil aja kembaliannya!"

Pak ijid bergidik ngeri menatap Vea. "Anak muda jaman sekarang kok ngene iki, yo wes lah, Alhamdulillah rejeki."

Vea masuk ke dalam rumah dengan dua bubur ayam di tangannya.

Tok tok tok.....

Agav menghentikan aktivitasnya, menaruh bingkai foto kembali ke meja. "Mau?" ucap Vea menyodorkan satu mangkuk bubur ayam.

Agav mengangguk, duduk di tepi kasur lalu di susul oleh Vea di sampingnya. Agav tersenyum, menghela nafas sejenak kemudian mulai menyantap buburnya.

"Enak?" tanya Vea dengan wajah kusamnya itu, sepertinya ia belum mencuci mukanya sehabis tidur.

"Lebih enak kalau di suapin lo," kaya Agav tersenyum manis.

"Aaaaaaa," ucap Vea sambil menganga lebar dengan sendok yang menuju Agav, sudah seperti menyuapi bayi, harus di pancing dulu.

Agav menerima suapan itu, tangan kanannya memeras celananya sendiri. Ia ingin menangis sekarang.

"Sekarang gue tahu, kenapa Tuhan cuman ambil ayah dan bunda, enggak dengan gue," ujar Agav.

Vea menggenggam tangan Agav lembut, memberi semangat untuk cowok itu, ia tahu Agav rapuh, ia tahu jika Agav merasa kesepian, maka dari itu ia akan berusaha membuat cintanya bahagia.

Agav menoleh pada Vea. "Karena Tuhan tau, kalau masih ada gadis cantik yang harus gue jaga, gue sayang."

"Tuhan kasih gue cowok yang selalu jadi penolong buat gue, sekarang biarin gue yang jagain lo." Vea menatap Agav lekat, gadis itu mengusap lembut mata Agav yang berair.

"Gak bisa bela diri sih, tapi kalau lo butuh senderan buat curhat, buat nangis, atau kalau lo kesel sama diri lo sendiri, lo lampiasin aja ke gue, seenggaknya itu bisa bikin lo lega dan gak sendirian," lanjutnya.

Agav menarik dagu Vea sedikit keatas, cowok itu memiringkan kepalanya, lalu maju dan menempelkan bibir nya tepat di bibir Vea.

Cup!

"VEA, AGAV!!!" teriak Revira memasang wajah marah di depan pintu.

Vea lantas mendorong Agav agar menjauh darinya, menatap mamanya shock.

"Anu ma," ucap Vea bingung.

"Mau mama nikahin kalian berdua," ucap Revira geram. "Siapa yang ngajarin kiss?"

"Nikah lebih cepet lebih bagus mah," sahut Agav sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalian berdua ya bener-bener." Revira menjewer telinga Vea dan Agav, membawanya menuruni tangga secara paksa.

"Awwwss mah, tiap hari di jewer mulu ntar panjang sebelah gimana," ucap Vea kesal.

Agav melirik Vea di sampingnya, bergantian lalu menatap Revira. Ia tak pernah menyangka jika hidupnya akan seperti ini, di tinggalkan oleh kedua orang tuanya, lalu di gantikan oleh keluarga Vea yang menyayanginya.

Menyadari lirikan Agav, Vea menoleh sengit. "Gara-gara lo!"

Agav hanya tersenyum melihat gadisnya kesal.

"Hukuman kalian berdua, bersihkan rumah! Pel yang bersih, cuci piring juga jangan lupa, satu lagi mama mau taman depan rumah nanti sore harus udah bersih!" ucap Revira panjang lebar membuat Vea menganga.

"Anak di jadiin pembantu," keluh Vea.

Agav, cowok dengan segala kesedihan dan kebahagiaan nya, ia hanya ingin melihat dunia lebih lama lagi, menghabiskan waktu  sambil menikmati hidup yang sebenarnya. Ia hanya ingin hidup dan hidup tanpa adanya kata perpisahan walau perpisahan itu pasti ada.

🤍🤍🤍



Tembusin 1 k vote + 1 k komen!!! Bisa gak?

Kalau dah rame kabarin✌️

AGAVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang