16. Ian VS Kanglim

698 54 24
                                    

Enjoy!

****

"Hee, aku tak menyangka akan bertarung denganmu" sarkas Ian seraya menghadang Kanglim dari depan.

"Berisik!" Ketus Kanglim.

Ian menatapnya was-was, beberapa menit yang lalu raja vampir itu berniat mendatangi kedua anak buahnya. Siapa sangka dalam perjalanan menuju sekolah Gaeun, dia malah bertemu dengan Kanglim yang tengah dikendalikan oleh makhluk Jonjae.

Ian menyeringai puas, matanya berkilat tajam menandakan dia seperti menemukan sebuah mangsa untuk makan malamnya.

"Jika aku berhasil menangkapnya, maka aku bisa mengorek beberapa informasi tentang makhluk Jonjae" batin Ian.

Iris merahnya menangkap sesuatu yang janggal dari balik iris kuning milik Kanglim. Vampir itu sedikit tersentak.

Ia mundur beberapa langkah, keringat dingin bercucuran dari pelipisnya. Dadanya naik-turun disertai dengan nafasnya yang tersengal-sengal, pikirannya mulai kalut.

Apa itu tadi? Apa itu akan benar-benar terjadi?

Berbagai spekulasi negatif mulai memasuki pikiran sang raja. Ian seperti melihat sebuah kilas masa depan dari balik iris kuning milik Kanglim.

Pada akhirnya semua orang akan mati, dia gagal menyelamatkan Gaeun dan makhluk Jonjae lah yang menang.

Tidak, itu tidak mungkin terjadi kan?

Karena Ian masih bergelut dengan pikirannya sendiri, Kanglim mulai mengambil ancang-ancang ingin menyerangnya.

Kanglim melompat ingin menerjang Ian. Namun saat jarak di antara mereka hanya terpaut beberapa jengkal, tiba-tiba tubuh pemuda berambut hijau tua itu terhenti. Salah satu tangannya menahan tangannya yang lain yang ingin menyerang Ian.

"K-kumohon... la-lawan ak-aku, I-ian" lirih Kanglim.

Mata Ian sedikit melebar saat melihat warna mata Kanglim berubah sebelah, "k-kau... bagaimana mungkin,"

"Cepat lawan aku" Kanglim berucap tanpa suara. Tak lama setelahnya warna mata Kanglim berubah menjadi kuning kembali.

Mungkin kah?

Ian memilih untuk mengeyahkan sebentar pikirannya dan bertarung melawan teman manusianya. Kanglim mengangkat tangannya dan menghadiahkan sebuah tinjuan keras terarah ke kepala Ian, tetapi sebelum tangan itu menyentuh kepala Ian, kaki kanan vampir itu sudah meluncur mencegahnya.

Kaki kanan Ian dan tinjuan Kanglim saling beradu di udara selama beberapa detik sebelum masing-masing dari mereka memutus kontak.

"Aku akan menghabisimu," geram Kanglim.

"Coba saja," tantang Ian.

Kini giliran Ian yang mau menyerang Kanglim. Meninju serta menendang, semua Ian lakukan demi melumpuhkan Kanglim. Tetapi serangannya selalu dapat di patahkan. Bahkan Ian dibalas dengan pukulan yang selalu dapat membuat vampir itu terpukul mundur.

Ian berputar di udara dan melayangkan kakinya ke kepala Kanglim ketika pemuda itu terlihat kewalahan. Kakinya berhasil menendang kepala tersebut dengan keras--tidak cukup keras tapi dapat membuat lawannya terpental mundur beberapa langkah.

Sial, Ian kira setelah ia menendang Kanglim. Pemuda itu akan jatuh pingsan, tapi sepertinya kekuatan makhluk Jonjae begitu banyak hingga dapat membuat Kanglim yang dirasukinya tetap sadar walau darah sudah mengalir di pelipisnya akibat serangan tadi.

"IAN/TUAN IAN!!"

Teriakan itu berasal dari Leon dan juga kedua anak buahnya, Ian tanpa sadar menoleh ke samping. Tak memperhatikan Kanglim temgah melayangkan tinjuan padanya.

Bugh!!

"Jangan berani berpaling dariku!" seruan Kanglim membuat Ian tersadar bahwa ia masih di tengah pertarungan. Tetapi terlambat, bogem mentah mendarat di pelipis Ian hingga vampir itu terlempar beberapa meter ke belakang hingga menabrak pepohonan.

"Tombak tujuh cahaya, Hesed!!" Tujuh tombak cahaya terbang dari kartu yang Leon gunakan. Hal itu ia lakukan saat melihat Kanglim akan kembali menyerang Ian yang tengah dibantu anak buahnya.

Kanglim menghindarinya dan menangkap dua tombak cahaya milik Leon, yang kemudian pemuda itu lemparkan kearah sang pemilik tombak.

"Kilat dari langit, Hod!!" Leon kembali menggunakan kartunya setelah menghindar. Gelombang kejut berbentuk laser terbang dari kartu dan hampir mengenai Kanglim. Kalau saja Kanglim tak berpindah tempat.

Leon menyeringai kala melihat Kanglim yang terengah-engah, ia pasti sudah kelelahan karena pertarungannya dengan Ian tadi.

"Sekarang waktu yang tepat," batin Leon.

"Mahkota malaikat agung, Malkuth!" Sebuah mahkota biru besar yang diterangi dari kartu jatuh dari atas dan menimpa Kanglim. Kanglim tak berkutik, ia diam atau lebih tepatnya pingsan karena serangan mendadak dari Leon.

Sebuah asap berwarna ungu pekat keluar dari tubuh Kanglim dan menghilang begitu saja di langit. Leon mengamati dengan seksama asap ungu tersebut lalu menatap Kanglim yang tak sadarkan diri. Leon tengah memikirkan sesuatu, keningnya mengkerut.

Apa mungkin...

****

TBC!

Yahoo! Para readers-ku><

Gimana kabar kalian?
Dan, gimana Ujian kalian? Semoga nilanya memuaskan ya^^

Aku baru aja selesai ujian, dan semoga bagus sih... terutama mtknya'-'

Cara pakai fitur baru wattpad kayak apa?

Oke segitu aja, kalo ada yang mau ditanya silahkan drop di kolom komentar ini atau dm aku.

See you!

Shinbi's House : This Is Not The End Of StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora