19. Kedatangan.

628 51 12
                                    

Enjoy!

*****

Malam yang ditunggu-tunggu oleh mereka telah tiba, tinggal hitungan detik sebelum bulan purnama berubah menjadi warna merah darah seutuhnya. Para makhluk menunggu dengan sabar, tak terkecuali dengan kelompok vampir. Sang pemimpin dan kedua anak buah terpercayanya berusaha untuk tetap fokus mengamati sekitar jika ada sesuatu yang janggal.

-Flashback-

"Aku dan kelompokku akan datang, kalian bersiaga di dekat asrama. Tunggu aba-aba dariku," ucap Ian.

"Jika ini tak berjalan sesuai rencana?" tanya Hari.

"Aku akan mengirimkan sebuah isyarat kepadamu," balas Taemin.

"Hari dan HyunWoo, aku minta kepada kalian untuk menjaga Gaeun. Jangan biarkan ia lepas dari penjagaan kalian, 'mengerti?"

"Mengerti!"

"Karena ini perang antar makhluk, berusaha lah untuk tak terlalu mencolok." kata Taemin.

"Leon,"

"Jaga Kanglim, kita tak tau kapan dia akan sadar. Atau saat sadar nanti dia sudah kembali atau sebaliknya," Leon mengangguk.

"Semua sudah setuju?" tanya Ian yang dibalas anggukan kepala dari mereka.

"Bagus, ini saatnya kita menghabisi makhluk menyebalkan itu!" geram Minhyuk.

-Flashback Off-

Mata Ian bergerak dengan cepat, kerutan di keningnya bertambah saat ia tak menemukan makhluk Jonjae di sekitar. Beberapa menit Ian menunggu dengan sabar, para makhluk-makhluk mulai menampakan dirinya namun belum ada tanda-tanda dari makhluk Jonjae.

"Sial!" Batin Ian.

Ian segera bergerak menuju Taemin dan Minhyuk. Kedua tangan kanan Ian itu menampilkan raut serius seakan tau maksud kedatangan sang pemimpin.

"Tuan Ian--"

"Taemin ikut aku ke asrama sekarang!" tegas Ian yang langsung menghilang begitu saja disusul oleh Taemin.

"Cih, lagi-lagi ditinggal!" gerutu Minhyuk.

*****

Hari menatap wajah teduh Kanglim yang masih berada di alam mimpi dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka berada di kamar Hari dan Gaeun. Kanglim di kasur bawah dengan HyunWoo yang duduk di pinggiran kasur dekat pemuda itu, dipangkuannya terdapat laptop yang layarnya menyala. Sementara Gaeun membaca buku di kasur atas. Leon sibuk mengamati dari balik tirai jendela.

"Jam berapa sekarang?" bisik Leon. HyunWoo memberitahu dalam bentuk isyarat.

Tok! Tok! Tok!

Tubuh mereka terjengat kaget, atensi semuanya teralihkan ke pintu kamar Hari dan Gaeun.

"Gaeun, buku sejarahku keselip dipunyamu. Boleh aku mengambilnya?"

"Itu Choon-Hee," lirih Gaeun.

Si surai coklat itu beranjak turun dari kasur, tapi tangannya ditahan oleh Leon saat hendak membuka pintu. Leon membisikkan sesuatu di telinga Hari.

"Jangan dulu, siapa tau ini jebakan."

Hari mengangguk pelan, ia berjalan mundur ke belakang Leon. Pemuda pemilik manik biru itu menarik napas dalam.

"Tunggu!" Gaeun berseru kecil.

"Biar aku saja, akan bahaya jika dia tau ada laki-laki di dalam asrama perempuan." jelas Gaeun membuat Leon mengurungkan niatnya.

Cklek!

"Ada apa Choon-Hee?" Gaeun membuka sedikit pintunya.

"A-ah itu, buku sejarahku sepertinya keselip dipunyamu." jawab Choon-Hee sedikit terkekeh.

"Oh, sebentar ya," gadis itu mengangguk.

Gaeun kembali menutup pintu dan bergegas mengambil buku sejarah milik rekan olimpiadenya.

"Ini dia, Choon-Hee." Gaeun menyodorkan buku ke hadapannya.

Namun gadis itu malah diam, Gaeun bingung dengan perubahan sikap Choon-Hee. Ia mencoba menegurnya lagi namun tiba-tiba sebuah asap berwarna ungu pekat mengelilingi dirinya.

"C-choon-Hee?"

Perlahan tapi pasti, sosok itu berubah menyerupai makhluk Jonjae. Mata Gaeun melotot tak percaya dan berteriak sebelum kegelapan menghampiri penglihatannya.

"GAEUN?!"

*****

TBC!

Shinbi's House : This Is Not The End Of StoryWhere stories live. Discover now