17. Deklarasi Perang

635 52 26
                                    

Enjoy!

*****

"Leon," panggil Ian. Leon tersadar dari lamunannya, ia menoleh ke arah Ian yang dipapah oleh Minhyuk.

"Ada apa?"

"Apa kau memikirkan hal yang sama denganku?" Ian bertanya balik.

Leon sedikit tersentak, tak lama kemudian dia mengangguk dengan ragu-ragu. Taemin sedikit bingung tapi vampir itu memilih untuk tidak bersuara.

Ian berusaha berdiri tanpa bantuan Mihyuk, sempat oleng sebentar tapi tak lama setelahnya raja vampir itu bisa bertahan agar tak terjatuh.

Ian berjalan dengan pelan menuju Leon, salah satu tangannya memegang pundak sang pemilik surai kuning.

"Aku masih merasakan sebagian dirinya di dalam tubuh Kanglim,"

"Kurasa kau benar," balas Leon.

"Sebaiknya kita segera kembali," sambungnya seraya mengalungkan salah satu tangan Kanglim pada bahunya. Tangan kanan Leon merangkul badan Kanglim agar lebih muda ia bawa.

Mereka pun kembali ke halaman belakang sekolah, terlihatlah sosok Hari dan yang lainnya yang tengah menunggu.

"LEON! KANGLIM!" seru Hari.

Gadis itu langsung berlari menuju mereka berdua. Tatapannya terlihat khawatir akan keadaan Kanglim yang luka-luka. Leon tersenyum maklum.

Lain halnya dengan Gaeun, ia mendatangi Ian dan menanyakan apakah dirinya baik-baik saja. Ian sedikit tersipu akan perlakuan Gaeun, tangannya terulur menggenggam salah satu tangan sang gadis.

Kejadian itu disaksikan langsung oleh HyunWoo, pemuda berkacamata itu hanya bisa diam di tempat. Pandangannya meredup, sekuat tenaga melawan gejolak cemburu yang membara di dalam tubuhnya.

"Lagipula aku ini kan hanya sahabatnya?" Batinnya miris.

"Dia hanya pingsan saja," celetuk Ian menjawab pertanyaan yang Hari lontarkan pada Leon.

Gadis itu menghela nafas lega, "syukurlah," gumamnya tanpa sadar.

"Tapi ini belum berakhir," Ian mengubah intonasi suaranya. "Makhluk Jonjae masih berkeliaran, pertarungan antara aku dan Kanglim hanya semata-mata sebagai pembukaan,"

"Perang sesungguhnya akan terjadi tepat pada malam bulan purnama merah," sambung Ian membuat suasana menjadi mencekam.

"Beruntung Kanglim telah kembali dikubu kita. Tapi kita masih belum bisa memastikan apakah dia sudah benar-benar kembali atau masih dalam pengaruh makhluk Jonjae," ujar Minhyuk.

"Tapi setidaknya, kita bisa sedikit mendapatkan informasi tentang bagaimana dia dirasuki oleh makhluk tersebut," Taemin ikut bersuara.

Ian tiba-tiba merangkul pinggang Gaeun dan menariknya mendekat ke arah tubuhnya, "dan sembari menunggu perang itu, kau akan terus dijaga ketat oleh Minhyuk atau Taemin,"

Gaeun dapat merasakan pipinya memanas mendengar perkataan Ian. Sementara seorang pemuda tanpa sadar mengepalkan tangannya. Hal itu tak luput dari penglihatan Ian, diam-diam dia tersenyum kecil.

"Maaf, tapi aku ingin melindungi Gaeun sebelum menyerahkan sepenuhnya kepadamu,"

*****

"Hee? Jadi mereka ingin perang ya?" Lirih seseorang.

"Aku akui mereka sedikit hebat karena berhasil mengambil kembali mainan-ku. Tapi sepertinya mereka harus kubuat jera sedikit," senyuman penuh hasrat terpampang di wajahnya. "Tunggu tanggal mainnya~,"

*****

TBC!

Shinbi's House : This Is Not The End Of StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang