Untold

2.2K 374 63
                                    


.

"Jungwon pulang.."

PLAK!!

Baru aja masuk rumah, Jungwon langsung disambut sama tangan bapaknya.

Jungwon megang pipi kirinya lalu natap papanya gak percaya.

"Pah.."

"Dasar anak gak tau diri.." desis Papa Yang. Matanya memicing tajam.

"Mestinya kamu malu temenan sama dia, muka kalian sama tapi kenapa bisa-bisanya dia malah lebih unggul dari kamu?"

Dia lalu ngangkat kertas yang Jungwon gak tau didapet dari mana.

"Kamu liat ini!!? 79? Berapa nilainya dia?"

Jungwon ngegeleng, harusnya papanya gak mempermasalahkan itu karena baru sekali ini Sunoo dapet nilai yang lebih tinggi dari dia. "Tapi kan..."

"Ehh.." Papa Yang langsung nyengkeram dagu Jungwon. "Berani kamu nyela papa?"

Jungwon ngegeleng cepet. Dia gak seberani itu buat ngelawan papanya. Dia gak mau di tampar lagi.

"Gimana mungkin kamu kalah sama temen deketmu sendiri?"

Jadinya dia diem aja waktu papanya ngebentak-bentak dia. Teriak-teriak di depan mukanya.

"Heh!" Bahkan waktu papanya itu noyor-noyor kepalanya keras. "Mikir!! Ininya dipake!!"

Jungwon terus diem, sambil berusaha keras nahan tangisnya.

"Papa gak mau tau, kamu harus lebih unggul dari dia. Dalam segi apapun. Papa gak mau ngeliat hasil yang kayak gini lagi." Papa Yang ngerobek kertas ulangan Jungwon. Dan ngebuang sobekan kertas itu ke muka Jungwon.

"Walaupun kamu harus bikin dia terluka, walaupun kamu harus nyingkirin dia, selama kamu bisa lebih unggul dari dia, selama kamu bisa berada di puncak, lakukan."

Gak tahan karena terus di pressure sama papanya, setetes air mata Jungwon akhirnya mengalir tanpa bisa dia tahan.

"Pah.. papa gak bisa kayak gini ke Jungwon.." katanya setelah sekuat tenaga berusaha memberanikan diri ngomong.

"Kenapa gak bisa?" tanya Papa Yang kalem tapi nada bicaranya sangat mengerikan. "Kamu anak papa, jadi papa berhak ngelakuin apapun ke kamu."

"Iya.. papa bisa.." katanya lagi.

Lalu detik berikutnya, seperti gak terjadi apa-apa, Papa Yang tersenyum lembut sambil ngelus kepala Jungwon, lalu nyium keningnya singkat.

Jungwon diem aja.

"Sana.. ganti baju.."

Papa Yang ngedorong pelan Jungwon, dan anak itu dengan tertatih berjalan masuk ke kamarnya.

BLAM!

Begitu pintu itu tertutup, tubuh Jungwon merosot turun dari pintu. Tangannya terangkat nyentuh pipinya yang masih kerasa sakit bekas tamparan dari papanya tadi.

Dia ngegigit bibirnya, matanya berkaca-kaca. Dengan sekuat tenaga nahan tangis yang sebentar lagi pecah.

Kemudian dia narik napas panjang berkali-kali. Tangannya beralih mencengkeram seragam bagian depannya.

Jungwon gak mau nangis. Tidak boleh.

Setelah udah mulai tenang, Jungwon bangun lalu dia naruh tas sama ngelepas blazernya dan ngambil baju di lemari buat ganti baju.

.

"Udah ngerjain PR?"

Suara itu.. memang terdengar sangat lembut, tapi waktu dia ngeliat raut muka papanya. Lidah Jungwon seketika kelu. Dengan cepat dia ngangguk.

✓ We're (not) TwinsWhere stories live. Discover now